Memiliki temperatur sambaran melebihi panas permukaan matahari dan kekuatan benturannya mampu menyebar ke segala arah. Petir sering disebut juga kilat atau halilintar, merupakan fenomena alam yang sangat indah, akan tetapi juga merupakan ancaman bagi mahluk hidup yang ada di muka bumi.
Sumber terjadinya petir adalah awan Cumulonimbus atau awan guruh yang berbentuk gumpalan dengan ukuran vertikal lebih besar dari ukuran horizontal. Ukuran vertikal dapat mencapai 14 Km dan ukuran horizontal mencapai 1,5 Km sampai 7,5 Km.
Dikarena ukuran vertikalnya yang cukup besar maka terjadi perbedaan temperatur antara bagian bawah dengan bagian atas. Temperatur bagian bawah mencapai 5 derajat Celcius sedangkan bagian atas mencapai -60 derajat Celcius.
Akibatnya terdapat perbedaan potensial yang besar hingga mengakibatkan pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi.
ENERGI PETIR
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika.
Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Sedangkan suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi saja hanya antara 1.050 hingga 1.100 derajat Celcius.
Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Maka suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari.
Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Berarti petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi.
KECEPATAN DAN KEKUATAN
Sedangkan untuk kecepatannya, kilat bergerak 150.000 km/detik, atau setengah kecepatan cahaya, dan 100.000 kali lipat lebih cepat daripada kecepatan suara. Kilatan yang terbentuk akan turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam.
Sebuah sambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar 20.000 Amp. Sedangkan sebuah las untuk mengelas baja saja hanya menggunakan kekuatan listrik 250-400 Amp.
Sambaran petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, atau antara awan dan udara, maupun antara awan dengan tanah (bumi).
Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi hanya dalam waktu 20 milidetik. Sementara sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan terjadi dalam tempo 70 mikrodetik.
WARNA CAHAYA PETIR
Pada dasarnya cahaya petir yang turun melalui udara akan memancarkan cahaya berwarna putih.Tetapi petir juga dapat muncul dengan warna yang berbeda tergantung pada kondisi cuaca misal saat badai, pengaruh kelembaban udara, tebalnya kabut maupun tingkat polusi udara.
Hingga cahaya petir yang turun bisa muncul dengan warna biru, maupun merah atau oranye seperti saat matahari terbenam.
Sumber Verani Kresnawati