Porter Welirang, Alas Lali Jiwo ( Hutan Lupa Jiwa ) atau Hutan yang membingungkan / yang biasa membuat orang tersesat.
Seorang kawan sempat utarakan niat undur diri dari pendakian pada saya setelah dia tahu jujukan pendakian adalah Gunung Arjuno. Katanya, Gunung Arjuno menyimpan sejuta kisah ‘menyeramkan’, dan ribuan lain mitos lokal yang susah dijabarkan satu demi satu. Dalam bahasa yang lebih simpel, Gunung Arjuno bak ‘neraka’ bagi pendaki manapun.
Sepengetahuan saya sendiri sih, Gunung Arjuno memang sudah dikesankan begitu, kaya mitos dan kisah-kisah metafisik yang kuat dan terdengar menyeramkan. Belum lagi, di berbagai media--baik online maupun cetak--sering memberitakan adanya pendaki yang tersesat di belantara Arjuno—umumnya saat memasuki alas Lali Jiwo. Di antara mereka yang tersesat, ada yang selamat saat ditemukan, namun tak jarang sudah tak bernyawa, bahkan hanya menyisakan tulang belulang.
Namanya saja mitos, tentu itu bagian dari kearifan lokal. Kita tak perlu memberikan judge neko-neko. Hormatilah saja. Tak perlu sampai bersikap fobia pada tempat yang sudah terlanjur dimitoskan kuat oleh masyarakat. Asalkan kita sendiri mau berlaku santun dan sewajarnya ketika berada di hutan belantara, lebih-lebih Arjuno yang dikatakan wingit, apapun kengerian tentang sebuah tempat dengan sendirinya tak akan mengganggu kegiatan kita di alam bebas (outdoor).
Nyatanya, berada di belantara Arjuno selama 3 hari pun, juga tak ubahnya seperti hutan-hutan gunung lain yang pernah saya datangi. Saat senja, segala yang terang berubah perlahan menjadi gelap, sama. Saat kabut datang mengepung segala penjuru lalu menghadirkan dingin menusuk kulit, juga sama. Hanya saja, keindahan setiap gunung memiliki persepsi yang tak sama di antara pendaki satu dengan lainnya.
Di luar apapun kengerian, keangkeran, dan kemistikan yang terlanjur melekat pada diri si Arjuno, nikmatilah alam bebas dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan kita pada Tuhan yang menciptakan hutan belantara, tebing, hujan, pelangi, kabut, angin badai, bukit-bukit hijau, pohon-pohon pinus yang saling berhimpitan dan rapat satu sama lain, semak-semak tinggi, dan air yang menjadi berkah para pendaki di sana.
Salam lestari!
Apa pendapat seperti itu benar?
Sepengetahuan saya sendiri sih, Gunung Arjuno memang sudah dikesankan begitu, kaya mitos dan kisah-kisah metafisik yang kuat dan terdengar menyeramkan. Belum lagi, di berbagai media--baik online maupun cetak--sering memberitakan adanya pendaki yang tersesat di belantara Arjuno—umumnya saat memasuki alas Lali Jiwo. Di antara mereka yang tersesat, ada yang selamat saat ditemukan, namun tak jarang sudah tak bernyawa, bahkan hanya menyisakan tulang belulang.
Namanya saja mitos, tentu itu bagian dari kearifan lokal. Kita tak perlu memberikan judge neko-neko. Hormatilah saja. Tak perlu sampai bersikap fobia pada tempat yang sudah terlanjur dimitoskan kuat oleh masyarakat. Asalkan kita sendiri mau berlaku santun dan sewajarnya ketika berada di hutan belantara, lebih-lebih Arjuno yang dikatakan wingit, apapun kengerian tentang sebuah tempat dengan sendirinya tak akan mengganggu kegiatan kita di alam bebas (outdoor).
Nyatanya, berada di belantara Arjuno selama 3 hari pun, juga tak ubahnya seperti hutan-hutan gunung lain yang pernah saya datangi. Saat senja, segala yang terang berubah perlahan menjadi gelap, sama. Saat kabut datang mengepung segala penjuru lalu menghadirkan dingin menusuk kulit, juga sama. Hanya saja, keindahan setiap gunung memiliki persepsi yang tak sama di antara pendaki satu dengan lainnya.
Di luar apapun kengerian, keangkeran, dan kemistikan yang terlanjur melekat pada diri si Arjuno, nikmatilah alam bebas dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan kita pada Tuhan yang menciptakan hutan belantara, tebing, hujan, pelangi, kabut, angin badai, bukit-bukit hijau, pohon-pohon pinus yang saling berhimpitan dan rapat satu sama lain, semak-semak tinggi, dan air yang menjadi berkah para pendaki di sana.
Salam lestari!
Berbagi Pengalaman Ahmad Juanedi ( Team Arjuno Welirang 29-31 Oktober 2020 )
Sumber :: https://www.instagram.com
Tags:
Gunung Arjuno Welirang