Menggapai Puncak Gunung Ciremai, Puncak Majakuning via Apuy
Gita Indah Wardani - PENDAKIINDONESIA.COMSaat itu saya berangkat dari Jakarta menuju Cirebon, karena kebetulan teman saya yang akan mendaki bersama ke Gunung Ciremai ini bertempat tinggal di kota itu. Dari Cirebon kami menuju ke Base Camp Berod, Apuy, yang berada di Desa Argamukti, Kecamatan Majalengka, menumpang mobil pick up. Sesampainya di Base Camp Berod, Apuy, sekitar pukul 10.00, salah satu teman saya melakukan registrasi dan yang lainnya mengecek kembali barang-barang yang akan dibawa.
Saya mendapat cerita dari teman yang sudah terbiasa naik turun Gunung Ciremai ini bahwa ada perubahan pada Gunung Ciremai Jalur Apuy. Dulu Pos 1 berikut base camp-nya ada di Berod. Tetapi sekarang Berod hanya jadi base camp dengan warung-warung yang berjajar rapi. Sedangkan Pos 2 Arban sekarang diubah menjadi Pos 1 Arban. Pos Tegal Pasang yang tadinya hanyalah pos bayangan sekarang menjadi Pos 2 Tegal Pasang.
Di Gunung Ciremai Jalur Apuy ini air sulit didapatkan. Sebab itulah kami membawa persediaan air yang banyak. Apalagi saat itu kami mendaki pada musim kemarau dan ada berita soal Gunung Ciremai yang terbakar. Keringnya pasti sudah kayak hati.
Base Camp Berod – Pos 1 Arban
Sekitar pukul 11.30 kami memulai pendakian Gunung Ciremai Jalur Apuy. Dari base camp ke Pos 1 trek didominasi tanah, dan menanjak. Jalur yang kami lalui penuh dengan kepulan debu tiap kali kaki kami melangkah—benar-benar kering dan gersang. Sampai di Pos 1 Arban sekitar pukul 12.30 kami pun istirahat cukup lama karena salat bergantian. Setelah itu kami melanjutkan pendakian ke Pos 2 Tegal Pasang.Jalur menuju Pos 1/Gita Indah Wardani
Pos 1 Arban – Pos 2 Tegal Pasang
Dari Pos 1 ke Pos 2 trek mulai membuat dengkul lemas. Masih berupa tanah namun lebih menanjak dan didominasi oleh akar-akar pohon yang menjulang tinggi. Tak jarang kami berhenti untuk mengatur pernapasan dan melempar lelucon agar rasa lelah itu hilang.Di tengah jalur terdapat tali webbing yang dengan sengaja diikat ke pohon untuk membantu pendakian di musim hujan ketika jalur ini basah dan sangat licin. Sampai di Pos 2 sekitar pukul 14.00 kami istirahat dan makan nasi bungkus yang kami beli saat perjalanan menuju base camp. Setelah makan kami melanjutkan pendakian menuju Pos 3.
Pos 1 Arban/Gita Indah Wardani
Pos 2 Tegal Pasang – Pos 3 Tegal Masawa
Perjalanan masih sama seperti menuju Pos 2. Namun karena sudah berjalan cukup lama dan jauh, pendakian pun terasa semakin berat. Sebentar-sebentar kami istirahat untuk minum, lalu kembali berjalan untuk sampai ke Pos 3.Kami tiba di Pos 3 sekitar pukul 15.30. Setelah istirahat cukup kami langsung melanjutkan perjalanan, sebab kami akan ngecamp di Pos 5 dan Pos 5 itu masih jauh. Kebanyakan pendaki mendirikan tenda di Pos 5 karena dari sana Puncak Ciremai tidak terlalu jauh dibandingkan dari pos sebelumnya.
Pertemuan Jalur Apuy dan Palutungan/Gita Indah Wardani
Pos 3 Tegal Masawa – Pos 4 Tegal Jamuju
Membaca papan bertuliskan “Pos 4 ±20 menit,” hati saya sedikit lega. Tapi ternyata itu papan PHP. Dua puluh menit setelah melewati papan tersebut, Pos 4 belum terlihat juga. Kenyataannya, satu jam setelah melewati papan itu barulah kami tiba di Pos 4. Mungkin yang ngukur sembari lari ke bawah—atau sudah pro. Entahlah.Tiba di Pos 4 sekitar pukul 17.00, kami tidak istirahat terlalu lama karena sudah semakin sore dan udara semakin dingin. Kami terus berjalan dan mengejar waktu agar sampai di Pos 5 itu sebelum Magrib.
Serumpun cantigi/Gita Indah Wardani
Pos 4 Tegal Jamuju – Pos 5 Sanghyang Rangkah
Jalur menuju Pos 5 masih menanjak dan terdapat pohon besar yang menutupi jalur. Setelah itu ada lahan luas sangat landai yang mungkin bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Hanya saja lahan luas ini belum terlalu dekat dari Pos 5 sehingga pendaki jarang yang mendirikan tenda di sini. Sampai di lahan luas ini waktu sudah menunjukkan pukul 17.40. Sebentar lagi Magrib. Kami berhenti untuk menyiapkan penerang dan melanjutkan perjalanan agar sampai Pos 5 tidak terlalu malam.Tiba di Pos 5 sekitar pukul 18.30 udara semakin terasa dingin. Teman saya yang lebih dulu sampai sudah mendirikan sebuah tenda. Setelah tenda siap semua, saya dan empat teman wanita berada di satu tenda, tiga pria di tenda yang satu lagi, dan tiga pria di tenda yang satunya lagi.
Puncak Majakuning Gunung Ciremai/Gita Indah Wardani
Merasa sangat lelah dan mengantuk, saya pun langsung tidur. Akan
tetapi saya merasa menggigil dan mual. Seorang teman wanita menyuruh
saya ganti pakaian karena pakaian yang saya kenakan itu basah oleh
keringat. Setelah ganti pakaian dan minum obat saya merasa lebih enakan.
Saran saya, sebelum tidur gantilah pakaian kalian. Walaupun tidak
terlalu basah, tetap saja pakaian kalian lembap oleh keringat. Selain
itu udara juga sangat dingin.
“Summit attack” Gunung Ciremai Jalur Apuy
Kami summiting sekitar pukul
06.00. Rencana ingin melihat sunrise, kenyataannya manusia memang
hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan yang menentukan.
Jalur menuju puncak Gunung Ciremai Jalur Apuy berbeda dari pos-pos
sebelumnya. Jika trek sebelumnya melewati tanah kering dan perakaran
pohon—tak jarang ada pohon besar yang tumbang menutupi jalur
pendakian—jalur ketika summit attack lebih didominasi oleh bebatuan terjal, juga pasir licin yang sering membuat kaki tergelincir.
Berfoto bersama di puncak/Gita Indah Wardani
“The power of doa” dan tekad yang kuat
Di tengah perjalanan menuju puncak saya
kembali merasa mual. Saya pun mempertimbangkan antara melanjutkan pendakian atau
turun kembali ke tenda. Saya melihat ke atas: puncak belum juga terlihat, hanya bebatuan
besar dan pohon yang sebagian mengering. Tak jarang saya jackpot di pinggir jalur.
Badan terasa melayang. Sejenak saya tertidur di pinggir jalur, agar badan terasa lebih
enak. Setelah itu saya memutuskan untuk melanjutkan pendakian karena saya merasa saya sanggup.
Walaupun lama, langkah demi langkah, pantang
menyerah, serta doa yang selalu tercurah, alhamdulillah akhirnya saya sampai di puncak Gunung Ciremai, Puncak Majakuning,
tanah tertinggi di Jawa Barat.
Terima kasih, Ya Allah. Terima kasih juga teman saya yang
menemani saya sampai puncak. Terima kasih teman-teman tercinta. Terima
kasih kalian sudah membaca.
Gita Indah Wardani
Tags:
Berbagi Informasi