pendakiindonesia.com - Kegiatan alam bebas seperti mendaki gunung dewasa ini sangat
digandrungi. Remaja,
dewasa, bahkan orang tua banyak yang melakukan kegiatan alam bebas ini.
Meningkatnya minat masyarakat untuk mendaki
gunung seharusnya
diimbangi dengan berkembangnya pengetahuan tentang pendakian, sehingga
kejadian-kejadian tak diinginkan, misalnya tersesat atau hilang, dapat
dihindari.
Untuk menambah referensi tentang pendakian, kali ini saya akan
memberikan beberapa tips agar kita tidak tersesat atau hilang di gunung.
1. Gunakan jalur resmi
Mengunakan jalur pendakian yang resmi merupakan salah satu cara
mengurangi
kemungkinan untuk tersesat atau hilang di gunung.
Dibanding jalur tidak resmi, jalur resmi lebih lebih jelas. Selain itu di jalur resmi ada base camp
tempat kita bisa menggali informasi tentang jalur itu. Saat mengalami
masalah, pihak base camp akan siap sedia untuk menolong kita. (Makanya
selalu pastikan untuk melakukan registrasi sebelum mulai mendaki.)
2. Jangan mendaki seorang diri dan berangkatlah bersama orang yang berpengalaman
Cara lain yang bisa dipakai untuk menghindari risiko tersesat atau
hilang di gunung adalah tidak berangkat seorang diri dan memastikan
bahwa kita berangkat bersama orang yang berpengalaman. Semisal kamu
mengalami masalah, setidaknya kamu punya seorang teman yang akan
menolong sebelum tim SAR datang.
Orang berpengalaman yang diajak bisa teman atau saudara sendiri yang
sudah pernah mendaki lewat jalur yang sama. Kalau ada, kita juga dapat
menggunakan jasa pemandu lokal yang pastinya betul-betul paham tentang
jalur itu.
3. Manfaatkan GPS
Agar tidak tersesat atau hilang di gunung, kita dapat menggunakan
perangkat penerima GPS. Kalau tidak ada, kita juga dapat menggunakan
aplikasi GPS offline yang dapat dibuka dengan ponsel pintar, misalnya
ViewRanger, Polaris, Mavic Pro, GPX Viewer yang memiliki fitur perekam
jejak alias trail record.
Beberapa aplikasi seperti ViewRanger juga memberi kita kesempatan
untuk mengunduh jalur pendakian yang bisa dijadikan pedoman saat
bertualang.
4. Lakukan riset tentang jalur pendakian
Sebelum mendaki alangkah baiknya kalau
kita melakukan riset kecil-kecilan tentang jalur yang akan ditempuh. Caranya
bisa macam-macam, bisa dengan bertanya pada pihak base camp, menjelajahi
internet, dll.
Paling tidak, setelah mencari tahu informasi tentang jalur itu, kita
bisa memperkirakan apa yang akan kita hadapi saat melakukan pendakian.
5. Selalu bersama rombongan
Dalam banyak kasus orang tersesat atau hilang di gunung karena mereka
terpisah dari rombongan. Jadi, usahakanlah untuk selalu (berjalan)
bersama rombongan, baik saat naik ataupun turun.
Jangan merasa diri sebagai orang yang paling bisa lalu memisahkan diri dari rombongan. Itu tidak akan bermanfaat. Lagipula, mendaki gunung itu lebih asyik kalau bersama-sama.
6. Mendakilah di siang hari
Melakukan pendakian di malam hari sangat tidak dianjurkan. Bagi
manusia, malam adalah saat untuk beristirahat. Selain itu, pendakian
malam juga mesti dihindari sebab di rimba juga hidup hewan buas
nokturnal yang—namanya saja nokturnal—beraktivitas di malam hari.
Selain itu, pada malam hari tumbuhan akan menyerap oksigen sehingga
kadarnya akan semakin tipis. Padahal aktivitas seperti mendaki
membutuhkan banyak oksigen. Hal lain yang membuat mendaki di malam hari
harus dihindari adalah terbatasnya pandangan, gelap, sehingga akan lebih
sulit bagi kita untuk mengenali medan.
7. Ukur kemampuan diri
Agar tidak tersesat atau hilang di gunung, jangan memaksakan diri.
Memaksakan diri itu sama saja artinya dengan membahayakan diri sendiri.
Lagipula, jika kita mendaki gunung untuk melepas penat dari rutinitas
sehari-hari, akan lucu kalau akhirnya kita bukannya jadi santai tapi
malah tambah penat. Ingat: gunung itu tidak ke mana-mana. Dia di situ
saja dan takkan pindah.
Semoga tips-tips di atas dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga
dengan tulisan ini tak ada lagi orang yang tersesat atau hilang di
gunung. Salam lestari!
Source ::