Sempat Viral, Masjid
Namira Kini Tak Pernah Sepi dari Pengunjung
Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
Kompas.com - 16/11/2017, 07:24 WIB
Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur,
tampak depan.
Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur,
tampak depan.(KOMPAS.com/Hamzah)
LAMONGAN, KOMPAS.com – Nama Masjid Namira yang beralamat di Jalan Raya
Mantup, Lamongan Km 5 atau tepatnya di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung,
Lamongan, Jawa Timur, tiba-tiba mendadak viral di media sosial (medsos)
beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut membuat masjid yang dibangun pasangan Helmy Riza dan
Eny Yuli Arifah itu, dikunjungi banyak orang. Tidak hanya warga Lamongan
dan sekitarnya, namun dari berbagai penjuru nusantara yang berkunjung.
Seperti rombongan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Blitar. Salah
seorang guru MTs Negeri 1 Blitar, Faqih Hidayat (45) mengaku datang ke
Masjid Namira untuk mengobati rasa penasaran terhadap masjid yang viral
di medsos tersebut.
“Kebetulan saya bersama guru-guru MTs Negeri 1 Blitar ada rekreasi ke
WBL (Wisata Bahari Lamongan), jadi mampir saja ke sini sekalian.
Hitung-hitung mengobati rasa penasaran melihat Masjid Namira, yang
banyak dibicarakan orang di medsos,” tutur Faqih saat ditemui, Selasa
(14/11/2017).
(Baca juga : Peringati Setahun Aksi 411, Alumni 212 Shalat Subuh
Berjemaah di Masjid Al Azhar)
Dilihat sepintas, sebenarnya bangunan Masjid Namira tidak terlalu
berbeda dengan masjid-masjid besar yang ada di Indonesia.
Hanya ada sedikit keunikan dalam tatanan ruang wudhu dan interior
masjid, yang tampak terjaga keindahan dan keasriannya. Termasuk,
keberadaan kiswah ka’bah di tempat imam.
Kiswah kabah yang ada di Masjid Namira, menjadi salah satu tujuan utama
para pengunjung dalam berfoto ria.
Kiswah kabah yang ada di Masjid Namira, menjadi salah satu tujuan utama
para pengunjung dalam berfoto ria.(KOMPAS.com/Hamzah)
Bekas kain penutup ka’bah asli itu sengaja didatangkan langsung dari
Masjidil Haram yang ada di Arab Saudi. Kiswah itu terpasang di dinding
mihrab imam, dan tampak kokoh dengan lindungan kaca tebal.
Sementara potongan kiswah berukuran kecil, terbingkai rapi dan dipajang
pada dinding masjid, di sebelah kiri dan kanan mihrab.
“Saya lihat tadi, di depan kiswah itu yang kebanyakan menjadi favorit
para pengunjung. Mungkin sama seperti saya, kebanyakan pengunjung Masjid
Namira awalnya penasaran ingin melihat setelah ramai dibicarakan di
medsos,” ucapnya.
Tidak jauh dari jalan, menuju tempat wudhu, terdapat kulkas berisi penuh
air mineral dalam kemasan gelas. Bagi yang tidak suka dingin, takmir
masjid juga menyediakan air mineral kemasan tersebut di kardus yang
berada di sebelahnya.
“Bagi para pengunjung yang kehausan, bisa langsung mengambil air mineral
yang kami sediakan dan gratis. Begitu juga bagi para jamaah yang tidak
membawa sarung atau mukena, bisa meminjam di tempat yang kami sediakan,”
ujar salah seorang takmir Masjid Namira, Suliono (40).
Ruangan tersebut terletak di samping masjid, yang bersebelahan dengan
kantor takmir. Selain peminjaman sarung dan mukena, tempat tersebut
digunakan sebagai loket penitipan barang, yang sekaligus terdapat mesin
absensi sidik jari elektronik bagi para petugas Masjid Namira.
“Kami juga menyediakan beberapa unit kursi roda, yang bisa dipinjam para
jemaah difabel secara gratis. Sama, peminjaman itu juga satu tempat
dengan penitipan sarung dan mukena,” jelas Suliono.
Kiswah Kabah di tempat imam, yang menjadi salah satu favorit pengunjung
Masjid Namira untuk berswafoto. Kiswah Kabah di tempat imam, yang
menjadi salah satu favorit pengunjung Masjid Namira untuk berswafoto.
Kiswah Kabah di tempat imam, yang menjadi salah satu favorit pengunjung
Masjid Namira untuk berswafoto.(KOMPAS.com/Hamzah)
Pengunjung Muda
Selain pengunjung dari luar kota, para kaum muda yang ada di Lamongan
kerap mendatangi Masjid Namira. Lebih-lebih pada akhir pekan atau
Sabtu-Minggu.
“Kalau dirata-rata, jumlah pengunjung muda yang paling banyak itu ya
Sabtu dan Minggu, bisa mencapai sekitar 2.000 orang setiap harinya,”
papar Suliono.
Tidak hanya pengunjung yang penasaran dan ingin berswafoto, para
pengurus Masjid Namira juga banyak menerima kunjungan tamu dari luar
Lamongan yang ingin melakukan studi banding, baik mengkaji bangunan
maupun pengelolaan.
“Di sini kadang-kadang digunakan untuk menggelar akvitas lain di luar
shalat, seperti untuk resepsi pernikahan atau untuk pengajian dan aneka
kegiatan anak muda lain yang sifatnya positif. Tempatnya di sebelah pos
keamanan yang dulunya dipakai bangunan masjid lama,” kata dia.
Masjid Namira lama dibangun pada 2013 dan berdiri di atas lahan seluas
0,9 hektar dengan luas bangunan mencapai 1.100 meter persegi. Kondisi
ini membuat masjid hanya mampu menampung sekitar 500 jemaah.
Namun sejak 2 Oktober 2016, Masjid Namira memiliki bangunan baru yang
terletak sekitar 300 meter dari bangunan lama di lahan seluas 2,7
hektar. Dengan luas bangunan 2.750 meter persegi, masjid ini diklaim
mampu menampung 2.500 jemaah.
Kolam ikan di Masjid Namira, yang menghubungkan bangunan utama masjid
dengan tempat wudhu.
Kolam ikan di Masjid Namira, yang menghubungkan bangunan utama masjid
dengan tempat wudhu. (KOMPAS.com/Hamzah)
Beasiswa dan Makanan Gratis
Para pengurus Yayasan Masjid Namira menggagas program Aku Cinta Masjid.
Tujuannya, untuk merangsang anak muda rajin shalat berjamaah.
Untuk setiap anak muda yang melaksanakan shalat berjamaah di Masjid
Namira, akan mendapatkan satu poin. Namun khusus untuk shalat subuh
berjamaah, nilainya berlipat menjadi dua poin.
“Untuk mencatat kehadiran anak muda yang melakukan shalat berjamaah di
sini, kami sudah menyediakan mesin sidik jari yang ada di tempat
penitipan sarung dan mukena,” beber Ketua Takmir Masjid Namira, Waras
Wibisono.
Nantinya, bagi anak muda yang rajin melakukan shalat berjamaah di Masjid
Namira dan mengumpulkan 90 poin dalam satu bulan, bakal mendapatkan
beasiswa sebesar Rp 100.000.
Tak hanya itu, bagi sepuluh anak dengan poin terbanyak setiap bulannya,
mendapatkan beasiswa tambahan senilai Rp 100.000. Selain beasiswa,
masjid ini menyediakan minuman gratis untuk para pengunjung.
Bagian dalam Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung,
Lamongan, Jawa Timur, yang kerap digunakan oleh pengunjung untuk
swafoto.
Bagian dalam Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung,
Lamongan, Jawa Timur, yang kerap digunakan oleh pengunjung untuk
swafoto.(KOMPAS.com/Hamzah)
Waras mengatakan, Masjid Namira juga memiiki program Warung Subuh Gratis
berupa sarapan bersama setiap Hari Minggu di teras masjid.
Para jemaah bisa memilih makanan kesukaan yang disediakan. Mulai dari
nasi bungkus, lontong sayur, mie instan, aneka gorengan, hingga teh,
kopi, dan susu.
“Untuk dana operasional masjid, berasal dari infaq dan pendapatan
masjid, yang selebihnya ditanggung ketua yayasan (Helmy Riza),” tutur
Suliono.
Dalam catatan pengurus Masjid Namira, operasional masjid per bulan
membutuhkan biaya sekitar Rp 200 juta. Sedangkan dana infaq yang didapat
dari para pengunjung dan jemaah, sekitar Rp 150 juta-an setiap
bulannya.
Pembiayaan itu digunakan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari tagihan
rekening listrik, air bersih, biaya perawatan dan kebersihan, serta upah
25 pekerja.
“Wajar bila pembiayaan sebesar itu, karena melihat perawatan dan jumlah
pekerjanya memang membutuhkan biaya yang sangat besar. Sebab saya
dengar, untuk setiap harinya Masjid Namira membutuhkan pasokan air tak
kurang dari 40 truk tangki,” ucap Muji Santoso, salah satu warga
Lamongan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Viral, Masjid Namira Kini Tak Pernah Sepi dari Pengunjung", https://regional.kompas.com/read/2017/11/16/07243261/sempat-viral-masjid-namira-kini-tak-pernah-sepi-dari-pengunjung?page=all.
Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Viral, Masjid Namira Kini Tak Pernah Sepi dari Pengunjung", https://regional.kompas.com/read/2017/11/16/07243261/sempat-viral-masjid-namira-kini-tak-pernah-sepi-dari-pengunjung?page=all.
Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
Study Banding - Mari Kunjungi Masjid Namira Lamongan
Mengenal Masjid Namira Yang Tak Pernah Sepi dari Pengunjung
(KOMPAS.com/Hamzah)
Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur, tampak depan.
BANGKAPOS.COM--Nama Masjid Namira
yang beralamat di Jalan Raya Mantup, Lamongan Km 5 atau tepatnya di
Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur, tiba-tiba
mendadak viral di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut membuat masjid yang dibangun pasangan Helmy Riza dan Eny Yuli Arifah itu, dikunjungi banyak orang. Tidak hanya warga Lamongan dan sekitarnya, namun dari berbagai penjuru nusantara yang berkunjung.
Seperti rombongan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Blitar. Salah seorang guru MTs Negeri 1 Blitar, Faqih Hidayat (45) mengaku datang ke Masjid Namira untuk mengobati rasa penasaran terhadap masjid yang viral di medsos tersebut.
“Kebetulan saya bersama guru-guru MTs Negeri 1 Blitar ada rekreasi ke WBL (Wisata Bahari Lamongan), jadi mampir saja ke sini sekalian. Hitung-hitung mengobati rasa penasaran melihat Masjid Namira, yang banyak dibicarakan orang di medsos,” tutur Faqih saat ditemui, Selasa (14/11/2017).
Dilihat sepintas, sebenarnya bangunan Masjid Namira tidak terlalu berbeda dengan masjid-masjid besar yang ada di Indonesia.
Hanya ada sedikit keunikan dalam tatanan ruang wudhu dan interior masjid, yang tampak terjaga keindahan dan keasriannya. Termasuk, keberadaan kiswah ka’bah di tempat imam.
Kiswah kabah yang ada di Masjid Namira, menjadi salah satu tujuan utama para pengunjung dalam berfoto ria.
Bekas kain penutup ka’bah asli itu sengaja didatangkan
langsung dari Masjidil Haram yang ada di Arab Saudi. Kiswah itu
terpasang di dinding mihrab imam, dan tampak kokoh dengan lindungan kaca
tebal.
Sementara potongan kiswah berukuran kecil, terbingkai rapi dan dipajang pada dinding masjid, di sebelah kiri dan kanan mihrab.
“Saya lihat tadi, di depan kiswah itu yang kebanyakan menjadi favorit para pengunjung. Mungkin sama seperti saya, kebanyakan pengunjung Masjid Namira awalnya penasaran ingin melihat setelah ramai dibicarakan di medsos,” ucapnya.
Tidak jauh dari jalan, menuju tempat wudhu, terdapat kulkas berisi penuh air mineral dalam kemasan gelas. Bagi yang tidak suka dingin, takmir masjid juga menyediakan air mineral kemasan tersebut di kardus yang berada di sebelahnya.
“Bagi para pengunjung yang kehausan, bisa langsung mengambil air mineral yang kami sediakan dan gratis. Begitu juga bagi para jamaah yang tidak membawa sarung atau mukena, bisa meminjam di tempat yang kami sediakan,” ujar salah seorang takmir Masjid Namira, Suliono (40).
Ruangan tersebut terletak di samping masjid, yang bersebelahan dengan kantor takmir. Selain peminjaman sarung dan mukena, tempat tersebut digunakan sebagai loket penitipan barang, yang sekaligus terdapat mesin absensi sidik jari elektronik bagi para petugas Masjid Namira.
“Kami juga menyediakan beberapa unit kursi roda, yang bisa dipinjam para jemaah difabel secara gratis. Sama, peminjaman itu juga satu tempat dengan penitipan sarung dan mukena,” jelas Suliono.
Kondisi tersebut membuat masjid yang dibangun pasangan Helmy Riza dan Eny Yuli Arifah itu, dikunjungi banyak orang. Tidak hanya warga Lamongan dan sekitarnya, namun dari berbagai penjuru nusantara yang berkunjung.
Seperti rombongan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Blitar. Salah seorang guru MTs Negeri 1 Blitar, Faqih Hidayat (45) mengaku datang ke Masjid Namira untuk mengobati rasa penasaran terhadap masjid yang viral di medsos tersebut.
“Kebetulan saya bersama guru-guru MTs Negeri 1 Blitar ada rekreasi ke WBL (Wisata Bahari Lamongan), jadi mampir saja ke sini sekalian. Hitung-hitung mengobati rasa penasaran melihat Masjid Namira, yang banyak dibicarakan orang di medsos,” tutur Faqih saat ditemui, Selasa (14/11/2017).
Dilihat sepintas, sebenarnya bangunan Masjid Namira tidak terlalu berbeda dengan masjid-masjid besar yang ada di Indonesia.
Hanya ada sedikit keunikan dalam tatanan ruang wudhu dan interior masjid, yang tampak terjaga keindahan dan keasriannya. Termasuk, keberadaan kiswah ka’bah di tempat imam.
Sementara potongan kiswah berukuran kecil, terbingkai rapi dan dipajang pada dinding masjid, di sebelah kiri dan kanan mihrab.
“Saya lihat tadi, di depan kiswah itu yang kebanyakan menjadi favorit para pengunjung. Mungkin sama seperti saya, kebanyakan pengunjung Masjid Namira awalnya penasaran ingin melihat setelah ramai dibicarakan di medsos,” ucapnya.
Tidak jauh dari jalan, menuju tempat wudhu, terdapat kulkas berisi penuh air mineral dalam kemasan gelas. Bagi yang tidak suka dingin, takmir masjid juga menyediakan air mineral kemasan tersebut di kardus yang berada di sebelahnya.
“Bagi para pengunjung yang kehausan, bisa langsung mengambil air mineral yang kami sediakan dan gratis. Begitu juga bagi para jamaah yang tidak membawa sarung atau mukena, bisa meminjam di tempat yang kami sediakan,” ujar salah seorang takmir Masjid Namira, Suliono (40).
Ruangan tersebut terletak di samping masjid, yang bersebelahan dengan kantor takmir. Selain peminjaman sarung dan mukena, tempat tersebut digunakan sebagai loket penitipan barang, yang sekaligus terdapat mesin absensi sidik jari elektronik bagi para petugas Masjid Namira.
“Kami juga menyediakan beberapa unit kursi roda, yang bisa dipinjam para jemaah difabel secara gratis. Sama, peminjaman itu juga satu tempat dengan penitipan sarung dan mukena,” jelas Suliono.
//
Editor: khamelia
Sumber,
http://bangka.tribunnews.com
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang #cartensz piramid, #trekkingcartensz #cartenz murah #sevensummit