Kilasjogja.com, BANTUL- Distinasi
wisata
baru banyak bermunculan di Kabupaten Bantul. Salah satu di antaranya
yaitu Taman Glugut yang terletak di Dusun Wonokromo 1, Pleret, Bantul.
Lokasi Taman Glugut tepat di pertemuan antara sungai Opak dengan
sungai Belik. Di bagian tepi dipenuhi pohon bambu sehingga terasa
rindang.
Setiap sore, Taman Glugut selalu ramai dipenuhi pengunjung. Sebagian
dari mereka berasal dari Wonokromo atau dari dusun lain di sekitar
Wonokromo.
Mereka datang bersama anggota keluarganya. Berada di Taman Glugut
memang mengasyikkan untuk anak-anak sebab ada banyak wahana permainan,
seperti ayunan dan jungkat-jungkit.
“Anak saya paling suka ngejar-ngejar burung merpati. Dikejar-kejar
sampai dapat,” terang Hidayah, pengunjung asal Bintaran Bantul.
Puluhan ekor merpati memang sengaja dibiarkan bebas berkeliaran di
Taman Glugut. Biasanya anak-anak lalu tertarik menebar butiran jagung
untuk makanan burung tersebut. Mereka lalu berusaha menangkap merpati
yang sedang mematuk-matuk butiran jagung tersebut.
Banyak juga pedagang makanan dan minuman yang menjajakan dagangan di
Taman Glugut. “Tempatnya sejuk, bersih dan memang cocok untuk nongkrong
di pinggir sungai,” jelas Hidayah.
Taman Glugut juga kerap dipilih para pengunjung sebagai tempat berfoto
selfie. Mereka biasanya berkumpul di gazebo hingga nongkrong di kafe bambu.
Ada juga pohon yang secara khusus digunakan pengunjung yang ingin
melompat dan berenang di Sungai Opak. Bila terasa bosan, pengunjung juga
bisa berkeliling sungai Opak dan Belik menggunakan
speed boat . Tarif yang dipatok cukup terjangkau kantung, hanya Rp 5.000 per orang.
Sejumlah pengunjung mengaku mengetahui keberadaan Taman Glugut dari
media sosial. Fandi misalnya, siswa MAN 3 Bantul ini baru mengetahui
keberadaan Taman Glugut setelah banyak teman di sekolahnya mem-
posting ‘status’ ketika berada di tempat tersebut. Fandi lalu tertarik untuk berkunjung ke Taman Glugut.
Hal yang ingin dilakukan Fandi ketika tiba di Taman Glugut adalah merasakan sensasi susur sungai menggunakan
spead boat dan
menyeberang sungai Opak dengan perahu drum. Perahu drum tersebut
dikendalikan oleh petugas dengan cara menarik tali khusus yang
dibentangkan antara dusun Wonokromo 1 dan Karangwuni.
“Tadi saya sudah keliling dengan
speed boat sampai jembatan yang putus karena terjangan banjir besar kemarin. Sekitar 15 menit
lah waktu tempuhnya,” kata Fandi.
Nurfi Lutfi Agus, Ketua Taman Glugut menjelaskan, sebelum menjadi
tempat wisata yang dikunjungi banyak orang, Taman Glugut sebenarnya
hanya sebidang kebun bambu yang tidak terurus.
Lalu, oleh pemuda RT 2 Wonokromo 1, tempat tersebut dibersihkan dan
dimanfaatkan untuk tempat nongkrong ketika sore menjelang. “Nama Kebun
Glugut ini dipakai karena masih banyak serbuk bambu yang kalau kena
kulit terasa gatal,” kata Nurfi.
Saat ini, pengelola Taman Glugut masih terus melakukan beberapa
pengembangan wahana wisata. Taman Glugut resmi dibuka untuk umum pada 1
Januari 2018. Peresmian Taman Glugut dilakukan oleh Lurah Desa
Wonokromo, Edy Pudjono, dengan menggelar senam massal bersama warga Desa
Wonokromo. Pengelola tak mengutip tiket masuk bagi pengunjung Taman
Glugut.
“Minggu lalu, Wakil Bupati Bantul, Pak Abdul Halim Muslih berkunjung
ke sini. Beliau cukup terkesan dengan Taman Glugut,” kata Nurfi