Pendakian Everest, Porter Everest, Pengalaman Mendaki Everest
Munculnya Everest, Kelahiran Himalaya
Munculnya Everest, Kelahiran Himalaya
PUNCAK EVEREST. Puncak gunung tertinggi di dunia ini
berada di Pegunungan Himalaya. Dengan ketinggian sekitar 8.848 meter
dari permukaan laut, setiap petualang berkeinginan menaklukkan puncak
yang udaranya mengandung sedikit oksigen itu. Tapi bagaimana kejadiannya
hingga puncak Everest bisa memiliki ketinggian spektakuler tersebut?
Lebih dari 250 juta tahun yang lalu,
India, Afrika, Australia dan Amerika Selatan berada dalam satu kesatuan
sebagai sebuah benua yang disebut Pangea. Beberapa juta tahun
setelahnya, benua raksasa ini mulai pecah, dan pada akhirnya membentuk
benua-benua yang kita kenal saat ini. Pangea
terpecah dan sisi-sisi dari benua yang lama menjadi zona tabrakan antar
benua-benua yang baru. Afrika, Amerika Selatan, dan Antartika mulai
terbentuk.
Gunung Everest terbentuk sekitar 60 juta
tahun yang lalu akibat gerakan India ke arah Utara dan menabrak Benua
EuroAsia. India bergerak menyeberangi equator dengan kecepatan 15
cm/tahun, dimana pada saat yang bersamaan lautan bernama Tethys yang
memisahkan bagian-bagian benua Pangea berangsur-angsur menghilang.
Lautan Tethys ini tidak ada lagi di masa sekarang, akan tetapi sedimen
batuan yang ada di dasar lautnya dan penyelidikan gunung yang terletak
di sisi lautan telah memberikan bukti yang sangat jelas mengenai
keberadaanya dahulu kala.
Bukti keberadaan Tethys terlihat pada
sebuah daerah yang jauhnya lima puluh kilometer di utara Lhasa (ibu kota
Tibet). Ilmuwan telah menemukan lapisan batu pasir merah muda yang
mengandung butiran mineral magnetit yang telah merekam arah magnet
bumi. Batu pasir ini mengandung fosil tumbuhan dan binatang yang
terkubur di daerah ini ketika Lautan Tethys secara periodik membanjiri
daerah tersebut.
Studi fosil tersebut tidak hanya
memberikan informasi umur geologi akan tetapi juga memberi informasi
lingkungan dan iklim dimana mereka terbentuk. Sebagai contoh, studi ini
memberi informasi bahwa fosil tersebut dahulunya hidup pada sebuah
lingkungan sejuk dan basah. Waktunya setelah dilacak sekitar 150 juta
tahun lalu. Itu berarti dataran Tibet pada masa itu dekat dengan
ekuator. Iklim Tibet saat ini lebih kering dan gersang. Perubahan ini
terjadi karena naiknya dataran dan telah bergesernya dataran tersebut
sekitar 2000 km dari ekuator. Fosil tersebut telah menunjukkan perubahan
iklim yang terjadi di daerah Tibet akibat pergerakan lempeng pada masa
100 juta tahun ini.
Mekanisme Pembentukan Pegunungan.
Untuk memahami mekanisme tabrakan yang
luar biasa antara India dan Asia kita harus terlebih dahulu melihat ke
bawah permukaan bumi. Benua-benua ditopang oleh lempeng-lempeng tektonik
bumi seperti orang-orang di atas eskalator. Ada sekitar tujuh lempeng
raksasa dan beberapa lempeng kecil yang bergerak di atas permukaan bumi.
Di masa lalu jumlah lempeng-lempeng ini
mungkin saja lebih banyak atau mungkin lebih sedikit. Saat ini
lempeng-lempeng ini terus bergerak, saling tabrak, dan saling menjauhi
satu sama lain dengan kecepatan 1-20 cm/tahun. Gerakan ini diakibatkan
oleh panas yang berasal dari kedalaman interior bumi yang energinya
hanya bisa terlepas melalui sebuah proses konveksi. Konveksi adalah
sebuah proses yang mengakibatkan gas cair panas yang tidak padat
mengalir naik ke atas dan menjadi dingin dan padat sehingga kemudian
bergerak turun lagi.
Lempeng Benua
Bisa dikatakan bahwa benua terbentuk dan
merupakan akumulasi dari butiran-butiran batuan yang berada di atas
lempeng tektonik. Benua seperti ‘buih bumi’, yang mengandung mineral
ringan seperti kuarsa yang tidak tenggelam ke dalam mantel padat bumi.
Tidak kurang selama 80 juta tahun,
lempeng laut India terus-menerus menabrak Asia bagian selatan, termasuk
Tibet. Dasar laut lempeng India yang berat berfungsi sebagai angkur
raksasa, menujam dengan cepat ke dalam mantel bumi yaitu ke bawah
lempeng Asia dan menarik lempeng benua India ke arah Utara yaitu ke
arah Tibet.
Ketika lempeng bertubrukan, dasar lautan
yang tenggelam melahirkan pegunungan di selatan Tibet. Friksi dan
tekanan yang besar mengakibatkan bebatuan yang ada di atas lempeng yang
menujam melebur. Lebih kurang 25 juta tahun yang lalu lautan yang ada
di antara dua lempeng yang bertabrakan semakin mengecil dan benar-benar
hilang akibat benua India terus menekan dan menekan sedimen di atas
dasar lautan. Dikarenakan sedimen adalah sedimen ringan, alih-alih ikut
tenggelam dengan lempeng India, sedimen tersebut menekuk menjadi
rangkaian pegunungan, yakni Pegunungan Himalaya.
Sepuluh juta tahun yang lalu akhirnya
kedua lempeng atau kerak benua akhirnya bertubrukan secara langsung.
Dikarenakan Benua India secara dominan terbentuk dari batuan kuarsa
ringan, maka penujaman ke bawah mengikuti lempeng India tidak bisa
terjadi lagi. Akhirnya pengangkuran yang mengakibatkan penujaman retak.
Kemungkinannya, lempeng India yang menujam sudah jatuh dan terbenam ke
dalam mantel bumi. Ilustrasi lebih jelas dapat dilihat di sini
Klik video di bawah ini untuk melihat animasi proses pembentukan Himalaya.
Walau kita tidak mengerti seluruhnya
mekanisme apa yang terjadi di masa depan, hal yang sangat jelas adalah
India mulai bergerak horizontal seperti pasak raksasa di bawah Tibet
yang mendorong Tibet naik ke atas. Tibet, di saat bersamaan berperan
seperti blok batu raksasa yang menahan Himalaya bergerak ke arah Utara.
Masa depan Himalaya
Pada masa 5-10 juta tahun ke depan,
lempeng India akan terus bergerak dengan kecepatan yang tetap. India
akan menerobos dataran Tibet hingga 180 km pada masa 10 juta tahun
tersebut. Angka ini hampir sama dengan lebar Negara Nepal yang
bertetangga dengan India. Karena perbatasan Nepal di satu sisi berada
pada puncak-puncak gunung yang berada di dataran Tibet, dan satu sisi
lagi berada di dataran India, maka secara teknis 10 juta tahun yang akan
datang, Nepal akan terus mengecil dan menjadi pada akhirnya akan
hilang! Akan tetapi rangkaian Pegunungan Himalaya akan tetap ada.
Bentuk Pegunungan Himalaya tampaknya
akan akan memiliki profil yang sama dengan saat ini. Pegunungan yang
tinggi di sebelah Utara dan pegunungan kecil di Selatan. Himalaya akan
terus ‘berjalan’ di atas lempeng India, dan dataran tinggi Tibet akan
terus bertumbuh. Bukti hal ini terlihat dari kandungan sedimen di
sepanjang dataran Gangga. Biasanya bongkahan batuan besar akan kelihatan
terlebih dahulu dan diikuti kerikil, dan jika terus ke selatan, butiran
pasir dan akhirnya lumpur halus akan kelihatan.
Hal ini akan kelihatan jika kita
berjalan dari akhir perbukitan Himalaya ke arah selatan sejauh 100 km.
Rekaman sejarah geologis memang tidak terlihat karena tertanam di bawah
sedimen yang ada saat ini. Akan tetapi jika dilakukan pemboran di
dataran Gangga, maka batuan kasar akan terlihat lebih dahulu, diikuti
kerikil dan lumpur di bawahnya. Itu merupakan bukti bahwa Himalaya terus
‘masuk’ ke wilayah india.
Source:
- Birth of the Himalaya by Roger Bilham (http://www.pbs.org/wgbh/nova/everest/earth/birth.html)
- The Himalayas: Two continents collide (http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/himalaya.html)
Sumber,
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang #cartensz piramid, #trekkingcartensz #cartenz murah #sevensummit