Torean, Jalur Tradisional Menuju Puncak Rinjani, Porter Rinjani, Porter Torean, Porter Sembalun, Porter Senaru
Open Trip Rinjani, 23-27 Desember 2017
Hubungi 085.643.455.685
21 Juni 2016 15:46
Diperbarui: 21 Juni 2016
Gunung Rinjani dan Segara Anaknya terlihat dari
Plawangan Sembalu, tepaut di tengah lembah adalah jalur torean
(dok.pri).
Rinjani, nama yang tak asing bagi para pendaki.
Gunung setinggi 3276 mdpl menjadi incaran para penggiat olah raga alam
bebas ini. Tidak masalah ketinggiannya yang menjadi no. 2 si Indonesia
atau keindahan segara anaknya, tetapi jalur yang ekstrim adalah salah
satunya. Secara resmi, Rinjani memiliki 2 jalur pendakian yakni Sembalun
dan Senaru. Sebenarnya ada beberapa jalur, tetapi dianggap ilegal
karena belum dibuka untuk umum dan tidak ada pengawasan dari Taman
Nasional Gunung Rinjani/TNGR. Torean merupakan salah satu jalur
pendakian yang menjadi impian, tetapi masih dilarang, mengapa?
Seorang penduduk sedang
menggendong seorang lansia yang katanya akan menjalani ritual dan
berobat di Segara Anak. Meraka mengambil jalur lewat Torean (dok.pri).
Torean merupakan salah satu jalur
pendakian yang menurut penduduk di Sekitar Rinjani adalah jalur
terpendek untuk menuju Segara Anak. Jalur Torean sering digunakan oleh
para penduduk atau pemeluk Agama Hindu untuk mengunjungi segara anak
dengan tujuan memancing ikan dan sembahyang. TNGR tidak merekomdasikan
jalur Torean karena medannya cukup sulit dan memiliki tingkat kesulitan
yang lebih dibanding jalur Sembalun dan Senaru, selain itu juga untuk
meminimalisasi kerusakan lingkungan dan kecelakaan.
Memang tidak
mudah untuk mendaki lewat jalur Torean karena medannya sangat
bervariasi. Jika lewat Sembalun akan melewati padang rumput yang luas
dan hutan, begitu juga dengan Senaru tetapi yang pasti jalur sudah
tertata dengan baik dan jelas. Jalur Torean akan melewati hutan,
pinggiran lereng, menyeberang sungai dan harus memanjat jalur bebatuan
yang curam dan tebing menganga siap menerkam dari bawah.
Lansekap jalur torean (dok.pri).
Jalur Torean memang tidak untuk
pendaki yang tanggung atau main-main. Ketidakramahan medannya acapkali
membuat nyali ciut bahkan bisa menjadi penggabungan bukit penderitaan
dan penyesalan. Butuh rencana yang matang, mental yang tangguh, dan
kebaikan dari alam. Jalur yang jarang dilewati pendaki, walau sesekali
ada penduduk lokal yang hendak naik turun menuju segara anak akan
membuka jalur yang sudah tertutup semak belukar.
GPS sudah
menyala sembari melirik jalur Sembalun dan Senaru yang tidak terlalu
berbeda untuk urusan jarak tempuh. Berjalan pelan dari sebuah Dusun
Torean, Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Kebun
penduduk dengan tanaman palawija mendominasi 1 jam pertama perjalanan.
Setelah melewati sebuah sungai akan masuk dalam hutan primer yang masih
rapat tutupan vegetasinya. Kanopi hutan begitu rapat seolah cahaya
matahari hanya mengintip saja. Tetiba hujan turun rintik-rintik dan
kelamaan tumpah membasahi seluruh badan. Dalam kondisi hujan tetap
berjalan tanpa menemui pos-pos pendakian layaknya di jalur resmi.
Hampir
4 jam melewati lebatnya hutan dengan kontur naik turun. Psikis ini
kadang diuji betapa beratnya medan ini karena sedari tadi belum keluar
dari rapatnya vegetasi. Sebuan catatan awal pendakian dari ketinggian
600 mdpl, sedankan jalur Senaru berada di 1.150 mdpl dengan tujuan 2030
mdpl. Setengah hari saya nampak gusar dengan jalur pendakian lewat
Torean yang sama sekali tidak memberikan kesempatan mata untuk melihat
keindahan alam, selain lumut janggut (Usnea barbata) yang
bergelantungan di dahan-dahan pohon yang mengesankan keangkeran. Suara
primata menambahkan bahwa ini hutan belantara yang nyaris tidak
tersentuh. Awal pendakian yang sepertinya membuat langkah ini tumbang di
tengah jalan.
Peta jalur pendakian gunung Rinjani (dok.pri).
Hujan pun perlahan mulai berhenti. GPS
menunjuk ketinggan 1.800 mdpl dan di depan mata vegetasi mulai berubah
dari belantara menjadi montana. Sebuah air terjun dengan nama Penimbung
yang katanya berketinggian 100 m terlihat dari atas jalur pendakian.
Sebuah air terjun yang eksotik terlihat di tengah-tengah lembah di kaki
ini berdiri di atasnya. Langit yang sedari tadi murung mulai menampakkan
warna birunya saat perlahan-lahan kabut mulai menghilang. Hangatnya
sinar matahari begitu terasa dan baru saya tersadar apa yang dikatakan
portir yakni tentang angin surga.
Jalur Torean diapit oleh 3
puncak yakni Sangkareang, Rinjani dan Waja. Setelah setengah hari
dicobai saatnya menikmati bentang alam Gunung Rinjani yang eksotik,
tabir kabut sudah terbuka dan mata ini nanar melihat betapa cantiknya
jalur pendakian ini. Mungkin saat itu kalau boleh berjingkrak-jingkrak
senang saya akan melakukan itu, tetapi jalan setapak hanya selebar
sepatu selebihnya adalah tebing.
Melewati bibir jurang yang di
bawahnya adalah sungai putih/kokoq putih dan seperti inilah sepanjang
jalur Torean sebelum masuk hutan (dok.pri).
Pada prinsipnya jalur Torean adalah
jalur yang melewati Kokoq Putih (Sungai Putih). Kokoq Putih adalah pintu
keluar dari Segara Anak. Dinding kaldera yang robek dan menjadi jalan
keluar dari material kawah. Sungai ini berwarna putih kerena mengandung
unsur belerang yang dikeluarkan dari beberapa mata air panas dan
material dari material vuklanik Gunung Baru Jari. Jika mengikuti aliran
Kokoq Putih maka ujungnya akan sampai di Segara Anak.
Bentang
alam sepanjang Kokoq Putih akan melewati 3 buah air terjun yang eksotis.
Air terjun pertama yang bernama Penimbung terlihat dari atas tebing,
air terjun ke-2 tepat di samping jalur pendakian, dan air terjun ke-3
nampak dari kejauhan. Kali ini perjalanan menuju Segara Anak tinggal
menyisakan keindahan untuk membayar kelelahan setelah setengah hari
diguyur hujan.
Berjalan di tengah-tengah lembah yang diapit oleh
2 bukit yang tinggi, curam, terjal dengan warna hijau. Tidak
terbayangkan betapa dahsyatnya lembah ini terbentuk saat tragedi super
volcano 1257 yang merobek punggung gunung. Anak-anak tangga yang dibuat
oleh penduduk lokal sangat membantu melintasi jalur yang terjal dan
curam. Kayu yang mulai lapuk harus ekstra hati-hati sebab Kokoq Putih
berada jauh di bawah sana.
Memaksa melepas sepatu untuk menyebrangi Kokoq Putih (dok.pri).
Yang paling menyenangkan adalah saat
sepatu ini harus dilepas karena harus menyeberang sungai. Baru kali ini
mendaki gunung harus 2 kali menyeberang sungai. Kaki yang lelah, penat,
dan kaku tetiba seperti mendapatkan kekuatannya kembali saat harus
berbasah-basah menyeberang sungai. Kesenangan belum sampai di situ, 1
jam sebelum sampai Segara Anak tubuh ini akan dimanjakan oleh sumber air
panas yang keluar dari perut bumi. Penduduk lokal sudah membuat kolam
penampungan dan tubuh ini bisa langsung direndam untuk benar-benar
menikmati layanan alam ini.
Sesaat menikmati perjalanan yang
sesaat lagi sampai di Segara Anak, kami harus berhenti. Rombongan
penduduk lokal sedang melintas. Seorang pemuda dengan badan tegap sedang
menggendong kakek yang berbaju serba putih. Seorang gadis kecil dengan
hanya memakai rok dan sandal jepit mengikuti dari belakang dan perempuan
paruh baya menyunggi (membawa beban di atas kepala) bekal.
Rombongan ini katanya hendak melakukan ritual dan sembahyang memohon
penyembuhan di Segara Anak dan sumber air panas (Aik Kalak).
Air terjun penimbung, sebenarnya
masih ada 3 air terjun lagi di sana yang tak kalah indahnya dan inilah
satu yang tertinggi (dok.pri).
Akhirnya sampai juga di Segara Anak
setelah seharian mengikuti Kokoq Putih. 13,7 Km GPS mencatat jejak
langkah ini dari Torean hingga tempat tujuan. Memang benar, jika Torean
lebih baik tidak dijadikan jalur resmi pendakian mengingat jalurnya yang
berat. Selain itu sepanjang jalur Torean dijadikan penduduk lokal untuk
lelaku spiritual. Beberepa titik di sepanjang jalur pendakian menjadi
tempat pemujaan ditandai dengan adanya sesaji dan balutan kain putih.
Namun yang pasti, Dewi Anjani yang secara mitologi menjadi penguasa
Gunung Rinjani memiliki istana yang luar biasa salah satunya adalah
lorong Torean yang eksotis dan mistis.
Sumber,
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang #cartensz piramid, #trekkingcartensz #cartenz murah #sevensummit
Tags:
Gunung Rinjani