Porter Bambangan, Gunung Muria dan Misteri Bangsa LeMuria, Porter Suwanting, Porter Cemoro Sewu, Porter Ranupane
Gunung Muria adalah sebuah gunung dengan ketinggian
1601 meter dari permukaan laut yang terletak di Utara Jawa Tengah,
Indonesia. Gunung ini berada dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi
selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di
sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
Gunung Muria memiliki beberapa puncak, inilah puncak-puncak
tertingginya yaitu Puncak Songolikur; merupakan puncak tertinggi di
Gunung Muria. Sering juga disebut sebagai puncak Saptorenggo. Terdapat
juga Puncak Candi Angin, Puncak Argowiloso, Puncak Argojembangan dan
Puncak Abiyoso.
Gunung ini sebelumnya dikenal dengan nama Gunung Retawu, tidak salah
jika di kaki Gunung Muria ini terdapat desa dengan nama Rahtawu. Rahtawu
mempunyai arti getih yang bercecer (darah yang bercecer).Artinya di
wilayah tersebut di masa lalu telah terjadi pertempuran yang hebat.
Bahkan di duga telah terjadi ledakan nuklir di kawasan ini.
Baca Juga tentang kapal asli Majapahit yang ukurannya 3 kali kapal pusaka Chengho
Petilasan
Kawasan Rahtawu banyak menyimpan petilasan (bukan makam-Red) dengan
nama-nama tokoh pewayangan leluhur Pandawa. Sebut saja petilasan Eyang
Sakri, Lokajaya, Pandu, Palasara, Abiyoso. Selain itu di sana juga ada
kawasan yang diberi nama Jonggring Saloka dan Puncak Songolikur.
Di puncak tertinggi (gunung “Sangalikur”) adalah “petilasan pertapaan
Sang Hyang Wenang”. Tempatnya sepi kering tidak ada apa-apa alias
suwung (tan kena kinayangapa).
Dibawahnya ada “petilasan pertapaan” Resi Manik Manumayasa, Puntadewa (Darmakusuma), Nakula Sadewa, dan Bathara Ismaya (Semar).
Tokoh-tokoh tersebut merupakan simbul personifikasi manusia titisan
dewa yang berwatak selalu menjalankan “laku darma” pengabdian kepada
Hyang Maha Agung. Atau mengajarkan “laku-urip” yang religius.
Sang Hyang Wenang merupakan salah satu nama dari sesembahan (realitas tertinggi) Jawa.
Bathara Ismaya merupakan derivate (tajalli, emanasi) awal dari Sang Hyang Wenang, menggambarkan cangkok atau emban (plasma kalau diibaratkan pada sel hidup).
Eyang Manik Manuyasa kiranya merupakan nama lain dari Bathara Manikmaya, yang juga merupakan derivate (tajalli,emanasi) awal Sang Hyang Wenang, menggambarkan kembang, permata atau wiji/benih (inti kalau diibaratkan sel hidup). Sel hidup selalu terdiri dari Inti dan Plasma yang tidak bisa dipisahkan.
Demikian pula kiranya konsep Jawa tentang “Urip” selalu terdiri dari “Manikmaya” dan “Ismaya” yang juga tidak bisa dipisahkan.
Puntadewa dan Nakula-Sadewa adalah tiga satria Pandawa yang tidak pernah berperang.
1. Puntadewa simbul kesabaran,
2. Nakula kecerdasan, dan
3. Sadewa kebijaksanaan.
1. Puntadewa simbul kesabaran,
2. Nakula kecerdasan, dan
3. Sadewa kebijaksanaan.
Wisata Alam
Di sekitar gunung Muria terdapat wisata alam berupa puluhan air
terjun yaitu: Air Terjun Songgo Langit, di Desa Bucu; Air Terjun Jurang
Nganten, di Desa Tanjung; Air Terjun Suroloyo, di Desa Bungu; Air Terjun
Sumenep, di Desa Batealit; Air Terjun Banyu Anjlok, di Desa Somosari;
Air Terjun Undak Manuk, di Desa Blingoh; Air Terjun Nglamer, di Desa
Dudakawu; Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan; Air Terjun Ndayong, di
Somosari; Air Terjun Nongko Pace, di Somosari; Air Terjun Grenjengan, di
Banyumanis; Air Terjun Karang Nongko, di Banyumanis; Air Terjun Statah,
di Batealit; Air Terjun Nggembong, di Srikandang; Air Terjun Nglumprit,
di Desa Dudakawu; Air Terjun Grinjingan Dowo, di Desa Dudakawu; Air
Terjun Monthel, di Desa Colo; Air Terjun Gonggomino, di Desa Rahtawu;
Air Tiga Rasa Rejenu, di Desa Japan; Air Terjun Widodaren, di Desa
Lumbungmas; Air Terjun Santi, di Desa Gunungsari; Air Terjun Grenjengan
Sewu, di Desa Jrahi; Air Terjun Tadah Hujan, di Desa Sukolilo.
Wisata Sejarah
Bahwa wilayah Gunung Muria di masa lalu memiliki fungsi penting
adalah ditemukannya situs-situs kuno seperti Candi Angin dan Candi
Bubrah, di Desa Tempur.
Atas inisiatip sekelompok orang maka dibangun Situs Pusat Bumi dan Museum Gong Perdamaian Dunia, di Desa Plajan.
Gunung Muria dan Bangsa Lemuria
Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani menyatakan, induk
peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang diyakini hidup di
kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Menurut
Djuyoto, 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan.
Waktu itu, ada satu bangsa dengan peradaban besar, yakni Lemuria yang
diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia. Namun setelah itu, muncul zaman es. Sekitar 40.000
sebelum Masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser-gletser di
kutub mencair, dan lelehan air pun menyebar ke daratan yang lebih
rendah.
Setelah itu, kawasan yang semula satu daratan terpecahpecah, ada yang
berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun
terpencar- pencar. Namun dari proses itu, munculah berbagai suku bangsa
di dunia berikut peradabannya, seperti Peradaban Atlantis, Dravida,
Maya, Aztek, Inca, Babilon, India, China, Mesir, Yunani, Romawi, Persia,
Normandia, Viking dan lain sebagainya. Meski terpencar-pencar, namun
keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak di tempat barunya. Salah
satunya yakni adanya nama Muria di berbagai tempat di dunia. Mulai dari
Rajastan India, Agrego Yunani, New York USA, Jeniro Brazil, Mali Afrika
dan lain sebagainya. Di kawasan Timur Tengah, persisnya antara
Jerussalem- Palestina/Israel juga ada Bukit Moriah (Muria). “Ada banyak
penelitian yang mendukung teori ini,” kata Doktor Filsafat Universitas
Hebrew Jerussalem, Israel ini.
Terkait adanya perbedaan struktur wajah, fisik, warna kulit, bentuk
rambut dan lain sebagainya, menurut Djuyoto hal itu dipengaruhi oleh
kondisi cuaca, makanan dan faktor-faktor alam lainnya. Berdasar
keyakinan induk peradaban manusia berasal dari Bangsa Lemuria, maka
Djuyoto pun berinisiatif mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi
perdamaian. Selain alasan tersebut, juga lantaran adanya keyakinan jika
Jawa Tengah yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, merupakan
paku-nya nusantara. Atau dengan kata lain, kondisi yang terjadi di Jawa
Tengah merupakan cermin dari situasi Indonesia.
SEJARAH BANGSA LEMURIA YANG TERSEMBUNYI
Sejarah versi sekolahan selalu mengkaitkan Putri Shima dengan
Kerajaan Kalingga, sebetulnya kurang tepat kalau dibilang Kerajaan
Kalingga, nama sebenarnya dari Kerajaan ini adalah Kerajaan Medang
Kamulyan.
Pada masa-masa setelah air bah besar melanda seluruh bumi, adalah
Sang Maha Raja Punggung yang memerintah di Medang Kamulyan, beliau
mempunyai 3 orang putra, yang sulung bernama Sang Prabu Kudun-Ga yang
kemudian memerintah di JambuDwipa (sekarang Kalimantan), adiknya Sang
Prabu Kalin-Ga yang kemudian mendapatkan wahyu keprabon dan meneruskan
tahta Medang Kamulyan, dan yang bungsu adalah Sang Prabu Badu-Ga yang
kemudian memimpin di Kerajaan Gilingwesi.
Pada masa pemerintahan Sang Maha Prabu Kalin-Ga inilah nama beliau
kemudian dijadikan nama ibukota kerajaan (persamaannya adalah Medang
Kamulyan = Indonesia masa itu, Kalin-Ga = Jakarta masa itu). Wahyu
Keprabon setelah itu jatuh ke putri dari Sang Maha Prabu Kalin-Ga yang
bernama Sang Maha Ratu Shimahawan (atau yang kita kenal dengan nama
Putri Shima), itu terjadi pada jaman Kala Rwabara di jaman besar Kali Swara.
Pada masa Ratu Shimahawan, Nuswantara di bawah Medang Kamulyan juga
dikenal sebagai Salaka Nagara (dalam bahasa sansekerta, salaka = se-alam
raya), jadi negara yang kekuasannya secara absolut se-Alam Raya.
Wilayah Kerajaan Medang Kamulyan sendiri pada masa itu mulai dari daerah
Tegal, Pekalongan, Alas Roban, Semarang, Gunung Rehtawu (Muria) sampai
ke timur di wilayah Pati dan Rembang, ke utara sampai Karimun Jawa …masa
itu laut Jawa masih berupa daratan. Jauh pada peradaban berikutnya,
Kerajaan Medang Kamulyan di bawah Sang Maha Ratu Shimahawan oleh orang
barat dikenal dengan sebutan peradaban Lemuria. (TH/TS)
Sumber,
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang #cartensz piramid, #trekkingcartensz #cartenz murah #sevensummit