Porter Suwanting, Sudah Musim Hujan Tapi Tetap Mau Mendaki? Pastikan Kalian Memperhatikan Tips-Tips Ini! Porter Merbabu, Porter Slamet, Porter Semeru, Porter Sindoro, Porter Sumbing, Porter Merapi, Porter Lawu, Porter Rinjani
Bagi pecinta gunung, keinginan untuk menjamah puncak-puncak gunung kadang gak terbendung. Rasa
rindu membuat mereka tetap melakukan pendakian meski musim tak
mendukung. Padahal, di musim hujan, kesulitan yang dihadapi pendaki bisa
berlipat ganda. Bayangkan, jika di dataran rendah saja hujan
seringkali terasa tak bersahabat, apalagi di gunung?
Tapi, gak perlu juga puasa naik gunung selama musim hujan. Meski curah hujan sedang tinggi, kamu tetap bisa menikmati kegiatan mendaki kok. Nah, biar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan, sebaiknya kamu menyimak tips berikut sebelum memutuskan untuk mendaki gunung di musim hujan.
Di musim hujan, kamu akan menghadapi cuaca yang lebih ekstrem di atas sana. Makanya, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya. Mulai dari fisik, mental, serta perlengkapan yang akan dibawa, semua harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi cuaca serta kondisi medan yang semakin menantang.
Yang paling dasar, tentu dimulai dengan menjaga kesehatan kamu. Perbanyak minum air putih serta tambah asupan vitamin, terutama vitamin C, biar daya tahan tubuh kamu meningkat. Dengan daya tahan tubuh yang baik, kamu pun bisa menjamahi gunung dengan semangat meski cuacanya kurang ramah.
Di musim hujan, mendaki dengan cara tek-tok atau langsung turun usai mendaki memang sangat disarankan. Berkemah di gunung saat curah hujan sedang tinggi akan terasa tidak nyaman. Apalagi jika banyak perlengkapanmu yang basah, tubuhmu akan rentan terkena hipotermia.
Pilihlah gunung yang jalur pendakiannya tidak terlalu panjang, dengan akumulasi jarak pergi dan pulang tak lebih dari 15 Km. Kamu bisa memulai pendakian pagi-pagi dan pulang sebelum sore.
Mempelajari jalur yang hendak dilalui saat melakukan pendakian sangatlah penting. Apalagi, hujan yang turun bisa meningkatkan risiko yagn dihadapi. Hindari jalur-jalur yang berisiko tinggi dan membahayakan, seperti rawan longsor atau sangat licin. Lebih baik pilih jalur yang mudah dan gak perlu memaksakan diri. Memilih gunung yang memiliki banyak shelter juga bisa menjadi pertimbangan; kamu bisa dengan mudah menemukan tempat berteduh.
Sebelum kamu memutuskan untuk mendaki, ada baiknya kamu memantau cuaca di daerah gunung yang akan kamu daki lewat situs BMKG atau aplikasi cuaca seperti AccuWeather yang bisa kamu pasang di ponselmu. Tentu, cuaca di gunung itu sulit diprediksi. Tapi, setidaknya kamu punya gambaran cuaca seperti apa yang kira-kira kamu hadapi nanti.
Jika kamu memutuskan untuk mendaki tek-tok, batasi bawaanmu menjadi beberapa kilogram saja. Siapkan pakaian ganti, makanan secukupnya, dan gunakan daypack atau tas semi-keril. sehingga mau gak mau kamu akan membatasi barang bawaanmu.
Tasmu mungkin menggunakan bahan yang kedap air. Tapi, air hujan tetap bisa merembes melalui celah ritsleting atau jahitan. Makanya, selain melapisi bagian luar dengan rain cover, kamu juga perlu melapisi bagian dalam dengan kantong kedap air atau trash bag untuk menghindari air merembes masuk dan membasahi isi tasmu.
Mengaplikasikan sistem layering yang benar dalam berpakaian akan sangat bermanfaat ketika kamu menghadapi pendakian di musim hujan. Teknik layering pakaian untuk mendaki gunung sebelumnya pernah Hipwee singgung di artikel ini. Jika dilakukan dengan benar, kamu bisa menjaga tubuhmu tetap hangat tanpa harus takut basah. Kamu juga bisa menghemat pakaian yang kamu bawa.
Tiap pendaki punya preferensinya masing-masing soal cara melindungi diri dari hujan yang mengguyur. Ada yang lebih suka menggunakan payung karena ringan dan praktis untuk melindungi kepala dan tubuh, meski tak efektif ketika berhadapan dengan jalur yang mengharuskanmu untuk merayap.
Sementara, poncho atau jas hujan kelelawar juga sangat praktis. Tinggal dikenakan, sebagian besar bagian tubuhmu dan kerilmu akan terlindung dari hujan. Tanganmu juga lebih bebas untuk melakukan hal lain, seperti mendaki jalur yagn curam atau menggenggam trekking pole. Selain itu, poncho juga bisa dimanfaatkan untuk membuat bivak darurat ketika kamu mesti berteduh. Makanya, poncho adalah benda yang wajib ada di kerilmu saat musim hujan.
Kekurangannya, hujan akan jatuh langsung jatuh ke wajahmu saat kamu menggunakan poncho, yang kadang bisa mengganggu penglihatan dan bikiin wajahmu basah. Untuk mengakalinya, manfaatkan boonie hat atau topi militer lebar untuk melindungi wajahmu.
Di musim hujan, kamu akan menghadapi jalur yang licin, becek, dan berlumpur. Sandal bisa dengan mudah terperangkap dalam belitan lumpur yang mengakibatkannya rentan putus. Makanya, gunakan sepatu boots yang kedap air sehingga kamu bisa bermanuver dengan lebih baik.
Sebagai tambahan, kamu juga bisa menyampirkan gaiter di kakimu. Fungsinya, untuk menghindari gigitan lintah atau pacet yang biasanya keluar kandang di musim hujan.
Jangan meremehkan peran trekking pole. Di jalur curam dan licin, keberadaannya akan sangat membantu kamu untuk menjaga keseimbangan, sehingga kamu tak mudah tergelincir. Jika tidak memiliki trekking pole, kamu juga bisa memanfaatkan dahan pohon yang patah untuk membantumu melangkah. Tidak dibenarkan memotong ranting pohon yang masih hidup dan berkembang.
Sekalipun perlengkapanmu sudah kedap air, air hujan masih bisa merembes masuk dan bikin basah. Biar gak jadi lembab, kamu bisa mengeringkannya dengan bahan penyerap air seperti plas chamois/kanebo atau spons. Terutama, gunakan di bagian dalam sepatu, kaos kaki, serta celana untuk mengurangi lembab yang bisa bikin masuk angin.
Mendaki adalah soal menaklukkan ego. Terkadang, ego membuat kita ingin terus mendaki ke puncak meski keselamatan jadi taruhannya. Inilah saatnya kamu menaklukkan dirimu sendiri.
Jika cuaca memang tidak memungkinkan untukmu mencapai puncak, tak perlulah memaksakan diri. Sebab, tujuan utama kita mendaki adalah pulang dengan selamat. Toh, puncak masih bisa didaki lagi lain kali, bukan?
Nah, dengan melakukan beberapa tips di atas, mudah-mudahan kamu bisa menikmati pendakian meski sedang musim hujan. Omong-omong, apakah kamu mempunyai tips lain utnuk menghadapi pendakian di musim hujan? Jika ada, bagikan ke pembaca lainnya, yuk!
Tapi, gak perlu juga puasa naik gunung selama musim hujan. Meski curah hujan sedang tinggi, kamu tetap bisa menikmati kegiatan mendaki kok. Nah, biar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan, sebaiknya kamu menyimak tips berikut sebelum memutuskan untuk mendaki gunung di musim hujan.
1. Sebelum memulai mendaki, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya
Di musim hujan, kamu akan menghadapi cuaca yang lebih ekstrem di atas sana. Makanya, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya. Mulai dari fisik, mental, serta perlengkapan yang akan dibawa, semua harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi cuaca serta kondisi medan yang semakin menantang.
Yang paling dasar, tentu dimulai dengan menjaga kesehatan kamu. Perbanyak minum air putih serta tambah asupan vitamin, terutama vitamin C, biar daya tahan tubuh kamu meningkat. Dengan daya tahan tubuh yang baik, kamu pun bisa menjamahi gunung dengan semangat meski cuacanya kurang ramah.
2. Pilih gunung yang memiliki jalur pendakian singkat, sehingga kamu bisa langsung turun gunung tanpa perlu membongkar tenda
Di musim hujan, mendaki dengan cara tek-tok atau langsung turun usai mendaki memang sangat disarankan. Berkemah di gunung saat curah hujan sedang tinggi akan terasa tidak nyaman. Apalagi jika banyak perlengkapanmu yang basah, tubuhmu akan rentan terkena hipotermia.
Pilihlah gunung yang jalur pendakiannya tidak terlalu panjang, dengan akumulasi jarak pergi dan pulang tak lebih dari 15 Km. Kamu bisa memulai pendakian pagi-pagi dan pulang sebelum sore.
3. Pelajari jalur yang akan dilalui dan hindari jalur yang berisiko.
Mempelajari jalur yang hendak dilalui saat melakukan pendakian sangatlah penting. Apalagi, hujan yang turun bisa meningkatkan risiko yagn dihadapi. Hindari jalur-jalur yang berisiko tinggi dan membahayakan, seperti rawan longsor atau sangat licin. Lebih baik pilih jalur yang mudah dan gak perlu memaksakan diri. Memilih gunung yang memiliki banyak shelter juga bisa menjadi pertimbangan; kamu bisa dengan mudah menemukan tempat berteduh.
4. Jangan ragu untuk ngepo-in BMKG maupun aplikasi prakiraan cuaca di ponselmu untuk memprediksi cuaca saat kamu mendaki nanti
Sebelum kamu memutuskan untuk mendaki, ada baiknya kamu memantau cuaca di daerah gunung yang akan kamu daki lewat situs BMKG atau aplikasi cuaca seperti AccuWeather yang bisa kamu pasang di ponselmu. Tentu, cuaca di gunung itu sulit diprediksi. Tapi, setidaknya kamu punya gambaran cuaca seperti apa yang kira-kira kamu hadapi nanti.
5. Bawaan yang berlebih bisa membahayakan, jadi pilih barang-barang yang benar-benar penting dan tepat
Jika kamu memutuskan untuk mendaki tek-tok, batasi bawaanmu menjadi beberapa kilogram saja. Siapkan pakaian ganti, makanan secukupnya, dan gunakan daypack atau tas semi-keril. sehingga mau gak mau kamu akan membatasi barang bawaanmu.
6. Biar air gak merembes, lapisi barang-barang di dalam tasmu dengan kantong kedap air atau trash bag
Tasmu mungkin menggunakan bahan yang kedap air. Tapi, air hujan tetap bisa merembes melalui celah ritsleting atau jahitan. Makanya, selain melapisi bagian luar dengan rain cover, kamu juga perlu melapisi bagian dalam dengan kantong kedap air atau trash bag untuk menghindari air merembes masuk dan membasahi isi tasmu.
7. Dengan teknik layering yang tepat, kamu bisa tetap melangkah meski diguyur gerimis
Mengaplikasikan sistem layering yang benar dalam berpakaian akan sangat bermanfaat ketika kamu menghadapi pendakian di musim hujan. Teknik layering pakaian untuk mendaki gunung sebelumnya pernah Hipwee singgung di artikel ini. Jika dilakukan dengan benar, kamu bisa menjaga tubuhmu tetap hangat tanpa harus takut basah. Kamu juga bisa menghemat pakaian yang kamu bawa.
8. Jangan remehkan peran poncho serta boonie hat untuk melindungi tubuhmu dari air hujan yang menderas
Tiap pendaki punya preferensinya masing-masing soal cara melindungi diri dari hujan yang mengguyur. Ada yang lebih suka menggunakan payung karena ringan dan praktis untuk melindungi kepala dan tubuh, meski tak efektif ketika berhadapan dengan jalur yang mengharuskanmu untuk merayap.
Sementara, poncho atau jas hujan kelelawar juga sangat praktis. Tinggal dikenakan, sebagian besar bagian tubuhmu dan kerilmu akan terlindung dari hujan. Tanganmu juga lebih bebas untuk melakukan hal lain, seperti mendaki jalur yagn curam atau menggenggam trekking pole. Selain itu, poncho juga bisa dimanfaatkan untuk membuat bivak darurat ketika kamu mesti berteduh. Makanya, poncho adalah benda yang wajib ada di kerilmu saat musim hujan.
Kekurangannya, hujan akan jatuh langsung jatuh ke wajahmu saat kamu menggunakan poncho, yang kadang bisa mengganggu penglihatan dan bikiin wajahmu basah. Untuk mengakalinya, manfaatkan boonie hat atau topi militer lebar untuk melindungi wajahmu.
7. Alih-alih menggunakan sandal, lebih baik kenakan sepatu boots yang kedap air
Di musim hujan, kamu akan menghadapi jalur yang licin, becek, dan berlumpur. Sandal bisa dengan mudah terperangkap dalam belitan lumpur yang mengakibatkannya rentan putus. Makanya, gunakan sepatu boots yang kedap air sehingga kamu bisa bermanuver dengan lebih baik.
Sebagai tambahan, kamu juga bisa menyampirkan gaiter di kakimu. Fungsinya, untuk menghindari gigitan lintah atau pacet yang biasanya keluar kandang di musim hujan.
8.Agar bisa bergerak dengan leluasa, pastikan trekking pole ada dalam genggamanmu
Jangan meremehkan peran trekking pole. Di jalur curam dan licin, keberadaannya akan sangat membantu kamu untuk menjaga keseimbangan, sehingga kamu tak mudah tergelincir. Jika tidak memiliki trekking pole, kamu juga bisa memanfaatkan dahan pohon yang patah untuk membantumu melangkah. Tidak dibenarkan memotong ranting pohon yang masih hidup dan berkembang.
9. Agar air di perlengkapanmu terserap maksimal, manfaatkan penyerap air seperti plas chamois atau spons
Sekalipun perlengkapanmu sudah kedap air, air hujan masih bisa merembes masuk dan bikin basah. Biar gak jadi lembab, kamu bisa mengeringkannya dengan bahan penyerap air seperti plas chamois/kanebo atau spons. Terutama, gunakan di bagian dalam sepatu, kaos kaki, serta celana untuk mengurangi lembab yang bisa bikin masuk angin.
10. Kalau cuaca memang gak memungkinkan untuk meneruskan perjalanan, jangan memaksakan diri. Ingat, pulang dengan selamat adalah tujuan utama
Mendaki adalah soal menaklukkan ego. Terkadang, ego membuat kita ingin terus mendaki ke puncak meski keselamatan jadi taruhannya. Inilah saatnya kamu menaklukkan dirimu sendiri.
Jika cuaca memang tidak memungkinkan untukmu mencapai puncak, tak perlulah memaksakan diri. Sebab, tujuan utama kita mendaki adalah pulang dengan selamat. Toh, puncak masih bisa didaki lagi lain kali, bukan?
Nah, dengan melakukan beberapa tips di atas, mudah-mudahan kamu bisa menikmati pendakian meski sedang musim hujan. Omong-omong, apakah kamu mempunyai tips lain utnuk menghadapi pendakian di musim hujan? Jika ada, bagikan ke pembaca lainnya, yuk!
Sumber,
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang
Tags:
Tips