Paket Treking Gunung Cartensz, Keindahan Hanya Bertahan Pagi Hari di Puncak Jaya
Untuk melakukan pendakian di Puncak Jaya, ada 2 pilihan rute, pertama, lewat padang salju, kedua lewat padang moraine.
Setiap kali hendak mendaki ke Puncak Jaya, saya merasa galau. Pasalnya, sejak mendakinya kurun 1980-an hingga sekarang, salju abadi di khatulistiwa itu menyusut dengan nyata. Satu glasier – massa es yang besar dan menjadi sumber air sudah saya saksikan kemusnahannya. Glasier Meren yang dulu merupakan medan es pertama sebelum mendaki kolom es penghubung ke padang es di dataran Puncak Jaya (4.862 m) sekarang telah musnah berikut dengan kolom esnya.
Saya ingat, kolom es itu merupakan bagian es tercuram di sana. Tempat kami mencoba menerapkan metode ice-climbing walaupun tak terlalu curam. Pendaki juga bisa belajar bagaimana melakukan pengamanan dalam pemanjatan es. Kini, hanya moraine – endapan tanah yang terbawa glasier berbatuan coklat kekuningan tersisa di sana.
Menghilangnya es membuat rute pendakian berubah. Kini lebih mudah dilakukan dengan bermalam di tepi batas es. Dari kemah induk di Lembah Danau-danau, kami – saat itu saya memandu tim peliputan dari sebuah TV negara nasional – berjalan sekitar 4-6 jam dengan terengah karena udara tipis, ditambah membawa beban banyak. Mulai tenda sampai makanan untuk kebutuhan bermalam.
Selepas posisi kemah, untuk melanjutkan pendakian ada 2 pilihan rute, pertama, lewat padang salju, kedua lewat padang moraine. Jika lewat padang salju, Anda harus mengenakan crampoon (cakar es) dan bila lewat moraine tidak perlu memakainya, namun harus memutar. Rute memutar ini bisa mecapai 3-4 jam, lebih lama 1 jam daripada rute melewati es. Kami tentu lebih senang trekking di salju. Secara teknis tak terlalu sulit, hanya tetap melakukan teknik moving together – berjalan bersama dengan terikat tali pengaman satu sama lain untuk menghindari jebakan rekahan es cukup dalam yang tidak diinginkan.
Ada alasan mengapa kami menginap di tepi padang es pemandanga terbuka di Puncak Jaya hanya bertahan sampai pukul 09.00 waktu setempat. Pagi itu, saya saksikan hamparan Pegunungan Jaya Wijaya yang menawan, Puncak Carstensz, Dataran Tinggi Kemabu, Danau Larson hingga Tambang Grasberg milik Freeport dan Gunung Idenburg.
(Ripto Mulyono. Artikel ini pernah dimuat di majalah National Geographic Treveler)
Sumber,
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang
Tags:
Gunung Cartenz