Geliat Grenden Pintu Gerbang Jalur Pendakian Terpendek Menuju Puncak Merbabu, Porter Merbabu Jalur Suwanting, Jalur Wekas, Jalur Chuntel, Jalur Thekelan, Jalur Selo
Jalur Pendakian Grenden Sampai Informasi Ini Kami Publikasikan Bukanlah Jalur Legal Pendakian, Sehingga Saran Dari Tim Kami Tetap Mendaki Melalui Jalur Yang Legal, yakni 1. Jalur Pendakian Selo (bukan Jalur Pendakian Gancik), 2. Jalur Pendakian Suwanting, 3. Jalur Pendakian Wekas, 4. Jalur Pendakian Chuntel, 5 Jalur Pendakian Thekelan
Grenden adalah salah satu jalur alternatif baru untuk menuju puncak
Gunung Merbabu. Grenden mungkin belum setenar Selo atau Swanting dalam
hal jalur pendakian. Namun Grenden memiliki keistimewaan sendiri.
Jalur pendakian Grenden adalah jalur terpendek menuju puncak Kenteng Songo (3146 mdpl), puncak tertinggi Gunung Merbabu. Hanya butuh waktu 5 sampai dengan 6 jam saja dari basecamp menuju Kenteng Songo, bahkan warga sekitar terkadang hanya butuh 3 hingga 4 jam saja.
Jalur pendakian Grenden adalah jalur terpendek menuju puncak Kenteng Songo (3146 mdpl), puncak tertinggi Gunung Merbabu. Hanya butuh waktu 5 sampai dengan 6 jam saja dari basecamp menuju Kenteng Songo, bahkan warga sekitar terkadang hanya butuh 3 hingga 4 jam saja.
Menurut Kami (Tim XploreWisata) Lebih Pendek Jalur Pendakian Via Wekas
Namun di artikel ini saya tidak akan membahas pengalaman mendaki melalui
jalur Grenden. Saat itu saya hanya berkunjung di basecamp Grenden (1457
mdpl). Grenden sendiri diambil dari nama Dusun Grenden, yang lokasinya
berada di desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang tempat
dimana basecamp Grenden berada.
Di basecamp Grenden, terdapat hutan Pinus yang sering berbalut dengan kabut. Penduduknya sebagian besar mata pencaharian adalah bercocok tanam, dengan akan segera diresmikannya jalur Grenden pada bulan Agustus mendatang. Diharapkan akan ada warna baru untuk menghidupi masyarakat Grenden dan sekitarnya.
Di basecamp Grenden, terdapat hutan Pinus yang sering berbalut dengan kabut. Penduduknya sebagian besar mata pencaharian adalah bercocok tanam, dengan akan segera diresmikannya jalur Grenden pada bulan Agustus mendatang. Diharapkan akan ada warna baru untuk menghidupi masyarakat Grenden dan sekitarnya.
Dusun Grenden |
Saya sudah terlalu siang untuk menuju daerah Pakis di Magelang. Tepat di
pertengahan siang saya berangkat dari Jogja menuju Magelang. Saya
terpaksa berangkat siang karena menghadiri suatu acara terlebih dulu.
Melewati daerah Muntilan saya langsung mengarahkan laju kendaraan menuju
arah Talun. Talun adalah jalan alternatif menuju Ketep Pass. Daerah
yang saya tuju memang dekat dengan Ketep Pass. Saya tidak tahu jarak
pastinya, tapi hanya butuh waktu 15 menit dari Ketep Pass menuju dusun
Grenden.
Penanda bahwa sudah dekat dengan dusun Grenden adalah kita akan
menjumpai persimpangan yang terdapat papan nama Desa Pogalan di
dekatnya. Dari persimpangan tersebut kita harus masih melanjutkan
perjalanan yang sedikit menanjak dan berliku. Pelankan kendaraan saat
berada di suatu tikungan karena pintu gerbang dusun Grenden berada
dibalik tikungan tersebut atau berada di kanan jalan. Masuk dusun
Grenden harus menanjak lagu dengan kondisi jalan yang berbatu dan licin.
Hati-hati saat dikondisi jalan seperti ini karena kabut sesekali datang
mengiringi kita.
Belokan Menuju Dusun Grenden |
Suasana Dusun Grenden Yang Sering Diselimuti Kabut |
Sampai di dusun Grenden saya disambut warga yang bertugas menarik
retribusi. Bagi yang ingin mendaki Merbabu, pos retribusi ini juga
menjadi tempat pendaftaran dan pencatatan pendakian. Jika membawa
kendaraan saya sarankan dititipkan di pos retribusi saja karena parkir
atas hanya untuk pengunjung yang menikmati wisata hutan pinus. Walaupun
memang jarak dari pos retribusi sampai pintu gerbang pendakian yang
berada di hutan pinus jaraknya lumayan.
Pos Pendaftaran Pendakian |
Karena saya tidak bermaksud untuk mendaki Merbabu, saya hanya ditarik
retribusi untuk masuk area hutan wisata pinus Grenden dan parkir, total
hanya Rp 4.500. Untuk naik dari pos retribusi menuju wisata hutan pinus
memang masih harus penuh perjuangan dan kondisi kendaraan harus
benar-benar fit. Kombinasi jalan berbatu dan tanah yang lembab serta
kontur menanjak ditambah kabut terkadang tebal perlu kehati-hatian
ekstra.
Memasuki Hutan Pinus Grenden |
Retribusi Grenden |
Sampai di area wisata hutan pinus saya langsung memarkirkan kendaraan.
Tampak beberapa kendaraan juga yang telah terparkir. Saya menjumpai
beberapa pengunjung, rata-rata anak muda. Beberapa saya tanya mereka
berasal dari daerah sekitar Magelang saja. Saya lalu berjalan diantara
rimbunan pohon pinus untuk menuju gardu pandang.
Menuju gardu pandang juga masih satu jalur dengan jalur pendakian. Selimut kabut mengiringi langkah saya. Untung saja petunjuk arah mana yang menuju merbabu dan mana yang hanya menuju gardu pandang cukup jelas sehingga saya tidak khawatir tersesat.
Menuju gardu pandang juga masih satu jalur dengan jalur pendakian. Selimut kabut mengiringi langkah saya. Untung saja petunjuk arah mana yang menuju merbabu dan mana yang hanya menuju gardu pandang cukup jelas sehingga saya tidak khawatir tersesat.
Pengunjung Kembali Dari Gardu Pandang Grenden Melewati Petunjuk Arah Puncak Merbabu |
Gardu Pandang Hutan Pinus Grenden Terlihat Dari Kejauhan |
Kabut terlalu tebal siang itu, sayang sekali itu berarti saya tidak
dapat memandang pemandangan dari gardu pandang yang terbuat dari bambu.
Gardu pandang ini cukup ekstrim karena berada di pinggir jurang. Tidak
ada peringatan maksimum orang yang dapat berdiri di ujung gardu pandang.
Ini bisa saja membahayakan jika terlalu banyak yang berada di ujung
gardu pandang dan gardu tidak dapat menahan beban.
Baru ada dua gardu pandang yang dibuat oleh warga. Yang lain hanya bangku bambu yang berada di beberapa tempat yang dapat digunakan untuk duduk-duduk. Saya sempat melihat dari kejauhan sebuah gazebo, tapi saya urungkan niat untuk menuju kesana karena sedang ada muda-mudi yang sedang berduaan, takut saya mengganggu hehe.
Baru ada dua gardu pandang yang dibuat oleh warga. Yang lain hanya bangku bambu yang berada di beberapa tempat yang dapat digunakan untuk duduk-duduk. Saya sempat melihat dari kejauhan sebuah gazebo, tapi saya urungkan niat untuk menuju kesana karena sedang ada muda-mudi yang sedang berduaan, takut saya mengganggu hehe.
Gardu Pandang Hutan Pinus Grenden Yang Sebenarnya Berada Di Pinggir Jurang (Berbahaya) |
Wisata hutan pinus Grenden yang diselimuti kabut ini sangat cocok untuk
menepi dari bisingnya perkotaan. Hawa dingin dan berkabut yang ada
justru menambah suasana sunyi. Memfokuskan kita untuk merehatkan sejenak
pikiran. Ibarat kita mengikuti kelas yoga, hutan pinus Grenden adalah
ruangan untuk yoga, yang tenang dan damai.
Lumayan lama saya berada di hutan pinus Grenden, hanya duduk-duduk saja
di kursi bambu. Memang yang paling favorit baru gardu pandang di pinggir
jurang tersebut, karena efek foto yang dihasilkan terlihat ekstrim
dengan latar kabut yang menyelimuti. Sebelum saya memutuskan untuk
beranjak pergi, beberapa anak kecil datang. Mereka adalah penerus
generasi masyarakat dusun Grenden. Semoga dengan dibukanya Grenden
sebagai jalur baru pendakian, dusun Grenden dapat makin dikenal dan
berkembang dengan lebih baik.
Numpang Eksis :p |
Jika kalian berniat naik melalui jalur Grenden ini ada baiknya
konsultasi terlebih dahulu kepada warga Grenden di basecamp karena
merekalah yang lebih hafal akan jalur ini. Apalagi ini adalah jalur
baru, yang saat kebakaran hebat Merbabu dulu juga termasuk daerah yang
terkena dampak kebakaran sehingga meliwati jalur ini sangat perlu
kewaspadaan. Melalui jalur Grenden akan terdapat 4 (empat) pos yang
tersedia. Setelah pos 4 adalah Kendi Kencono (2878 mdpl), daerah sebelum
puncak Kenteng Songo (3146 mdpl).
Jika fisik cukup kuat, waktu normal yang dapat ditempuh dengan istirahat
sejenak atau tanpa berhenti adalah 5 sampai dengan 6 jam. Ada cerita
bahwa warga sekitar hanya perlu maksimal 4 jam untuk sampai di puncak
Merbabu, itu karena warga dusun Grenden sudah hafal dengan medan yang
dilalui. Sekali lagi, perlu diingat walaupun ini adalah jalur terpendek
menuju puncak Merbabu yang begitu menarik dan mengundang penasaran untuk
dilewati tapi tetap harus perlu persiapan matang dengan salah satunya
adalah koordinasi dengan warga Grenden.
Peta Jalur Pendakian |
RUTE MENUJU JALUR PENDAKIAN GRENDEN
Dusun Grenden, Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang
Dari Jogja: Jogja - Muntilan - Talun - Ketep Pass - Grenden
Dari Magelang: Magelang - Jalan Raya Kopeng - Ambil Arah Pada Persimpangan Menuju Ketep Pass - Grenden
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa
Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
#derawan #belitung #pahawang
Tags:
Gunung Merbabu