Porter Pendakian Merbabu, Paket Wisata Gunung Merbabu Jaminan Paket Termurah di Kelas Pariwisata
Private Trip Packages Merbabu,
Mount Merbabu Climbing Package
Go Seven Summit Indonesia
KLIK SESUAI PILIHAN ANDA
Trip Merbabu Satu Jalur [klik ] - Trip Merbabu Lintas Jalur
KLIK SESUAI PILIHAN ANDA
Trip Merbabu Satu Jalur [klik ] - Trip Merbabu Lintas Jalur
Porter Merbabu, Porter Selo, Porter Suwanting, Porter Wekas, Porter Chuntel, Porter Thekelan
Paket Pendakian Gunung Merbabu 2H1M, Naik Selo Turun Selo
Suwanting - Suwanting, Wekas - Wekas, Thekelan - Thekelan, Chuntel - Chuntel
Halo Sobat Xplore !!!
Pada kesempatan kali ini tim Xplore Wisata akan memberikan penawaran berupa trip satu jalur Pendakian Gunung Merbabu, yakni Naik Jalur Pendakian Selo Turun Jalur Pendakian Selo, Jalur Pendakian Wekas Turun Jalur Pendakian Wekas, Jalur Pendakian Suwanting Turun Jalur Pendakian Suwanting, Jalur Pendakian Chuntel Turun Jalur Pendakian Chuntel dan Jalur Pendakian Thekelan Turun Jalur Pendakian Thekelan.
Apa sih lintas jalur itu ??
Lintas jalur merupakan istilah yang biasa dipergunakan untuk memberikan informasi bahwa Naik dan Turun Pendakian Berbeda Jalur dengan tujuan mengoptimalkan view // pandangan // pengalaman dalam satu moment trip.Ada beberapa Gunung di Indonesia yang melarang lintas jalur mengingat bahaya yang ditimbulkan lebih besar daripada pengalaman yang di dapat.
RINGKASAN TRIP SELO TURUN SELO
=====================================
Nama Trip : Paket Pendakian Gunung Merbabu 1 Jalur [[ Selo to Selo, Wekas to Wekas, Suwanting to Suwanting, Thekelan to Thekelan, Chuntel to Chuntel ]]
Lokasi : Gunung Merbabu Jawa Tengah
Durasi Trip : 2H1M 2 Hari 1 Malam
Camp Ground : Pos 3 [[ Batu Tulis ]] / Pos 4 [[ Sabana 1 ]] - sesuai Jalur Naik
Meet Point : Yogyakarta, Solo, Semarang [ / sesuai kesepakatan ]
Ketersediaan Air : Tidak Ada Selama Pendakian
Lokasi : Gunung Merbabu Jawa Tengah
Durasi Trip : 2H1M 2 Hari 1 Malam
Camp Ground : Pos 3 [[ Batu Tulis ]] / Pos 4 [[ Sabana 1 ]] - sesuai Jalur Naik
Meet Point : Yogyakarta, Solo, Semarang [ / sesuai kesepakatan ]
Ketersediaan Air : Tidak Ada Selama Pendakian
=====================================
ITENERARY PROGRAM
RENCANA PENDAKIAN GUNUNG MERBABU 2H1M
NO
WAKTU
RENCANA PENDAKIAN
1
Hari Persiapan
Rombongan pendaki menuju meeting point yang disepakati [ stasiun, terminal, hotel, bandara / sesuai kesepakatan ]
2
Hari Pertama Pendakian
3
07.00
Rombongan tiba / siap di meeting point [ stasiun, terminal, bandara, hotel, sesuai kesepakatan.
Meeting Point :
1. Yogyakarta
2. Surakarta / Solo
3. Semarang
4
07.00-10.00
Perjalanan menuju Basecamp Gunung Merbabu Jalur Pendakian Selo [ atau sesuai kesepakatan Wekas, Suwanting, Chuntel / Thekelan ]
5
10.00-11.00
Aklimisasi, Prepare, Istirahat Sebelum Pendakian
6
11.00-12.00
Mengurus SIMAKSI dan persyaratan masuk dilanjutkan pendakian
7
12.00-17.00
Menuju Campsite
1. Jalur Pendakian Selo di Pos 4
2. Jalur Pendakian Wekas di Pos 3
3. Jalur Pendakian Suwanting di Pos 3
4. Jalur Pendakian Chuntel di Pos Pemancar
5. Jalur Pendakian Thekelan di Pos Pemancar
6. Sesuai kesepakatan dan kemampuan
8
17.00-02.30
Berburu Sunset, Makan Malam, Istirahat
Hari Kedua Pendakian
9
02.30-03.00
Prepare Summit Attack
10
03.00-06.00
Summit Attack Puncak Kenteng Songo 3.142 mdpl
11
06.00-07.00
Explore Puncak Gunung Merbabu 3.142 mdpl
12
07.00-09.00
Turun kembali ke Campsite
13
09.00-11.00
Makan Pagi, Istirahat, Prepare Turun
14
11.00-16.00
Turun ke Basecamp Pendakian Sesuai yang disepakati.
15
16.00-20.00
Perjalanan ke Finish Point [ Stasiun, Terminal, Bandara, Hotel ] di Yogyakarta, Surakarta [ Solo ], Semarang atau sesuai yang disepakati
16
20.00-22.00
Menanti keberangkatan.
17
22.00-….
See You Next Trip
1. Gunung Semeru 3.676 mdpl
2. Gunung Rinjani 3.726 mdpl
3. Gunung Kerinci 3.805 mdpl
4. Gunung Latimojong 3.478 mdpl
5. Gunung Binaiya 3.027 mdpl
6. Gunung Bukit Raya 2.278 mdpl
7. Gunung Jaya Wijaya 4.884 mdpl
8. Dan Gunung Gunung yang lainnya [[ Everest Basecamp, Annapurna Basecamp, Kinabalu dan lainnya ]]
BIAYA
1 Orang - Rp. 1.000.000,00
2 Orang - Rp. 850.000,00
3 Orang - Rp. 750.000,00
4 Orang - Rp. 650.000,00
5 Orang - Rp. 600.000,00
6 Orang - Rp. 550.000,00
Dan Lainnya - Konsultasikan dengan kami
WAKTU
RENCANA PENDAKIAN
1
Hari Persiapan
Rombongan pendaki menuju meeting point yang disepakati [ stasiun, terminal, hotel, bandara / sesuai kesepakatan ]
2
Hari Pertama Pendakian
3
07.00
Rombongan tiba / siap di meeting point [ stasiun, terminal, bandara, hotel, sesuai kesepakatan.
Meeting Point :
1. Yogyakarta
2. Surakarta / Solo
3. Semarang
4
07.00-10.00
Perjalanan menuju Basecamp Gunung Merbabu Jalur Pendakian Selo [ atau sesuai kesepakatan Wekas, Suwanting, Chuntel / Thekelan ]
5
10.00-11.00
Aklimisasi, Prepare, Istirahat Sebelum Pendakian
6
11.00-12.00
Mengurus SIMAKSI dan persyaratan masuk dilanjutkan pendakian
7
12.00-17.00
Menuju Campsite
1. Jalur Pendakian Selo di Pos 4
2. Jalur Pendakian Wekas di Pos 3
3. Jalur Pendakian Suwanting di Pos 3
4. Jalur Pendakian Chuntel di Pos Pemancar
5. Jalur Pendakian Thekelan di Pos Pemancar
6. Sesuai kesepakatan dan kemampuan
8
17.00-02.30
Berburu Sunset, Makan Malam, Istirahat
Hari Kedua Pendakian
9
02.30-03.00
Prepare Summit Attack
10
03.00-06.00
Summit Attack Puncak Kenteng Songo 3.142 mdpl
11
06.00-07.00
Explore Puncak Gunung Merbabu 3.142 mdpl
12
07.00-09.00
Turun kembali ke Campsite
13
09.00-11.00
Makan Pagi, Istirahat, Prepare Turun
14
11.00-16.00
Turun ke Basecamp Pendakian Sesuai yang disepakati.
15
16.00-20.00
Perjalanan ke Finish Point [ Stasiun, Terminal, Bandara, Hotel ] di Yogyakarta, Surakarta [ Solo ], Semarang atau sesuai yang disepakati
16
20.00-22.00
Menanti keberangkatan.
17
22.00-….
See You Next Trip
1. Gunung Semeru 3.676 mdpl
2. Gunung Rinjani 3.726 mdpl
3. Gunung Kerinci 3.805 mdpl
4. Gunung Latimojong 3.478 mdpl
5. Gunung Binaiya 3.027 mdpl
6. Gunung Bukit Raya 2.278 mdpl
7. Gunung Jaya Wijaya 4.884 mdpl
8. Dan Gunung Gunung yang lainnya [[ Everest Basecamp, Annapurna Basecamp, Kinabalu dan lainnya ]]
BIAYA
1 Orang - Rp. 1.000.000,00
2 Orang - Rp. 850.000,00
3 Orang - Rp. 750.000,00
4 Orang - Rp. 650.000,00
5 Orang - Rp. 600.000,00
6 Orang - Rp. 550.000,00
Dan Lainnya - Konsultasikan dengan kami
Menyesuaikan dengan fasilitas, paket, jumlah dan waktu yang dipilih. Harga yang kami cantumkan diatas adalah harga Open kelas Open Trip.
Trip Included [[ Fasilitas Termasuk ]]
- Untuk Paket Bisnis // Paket Pendakian Wisata
- Transportasi standart pariwisata
- Meeting Point ke Basecamp
- Basecamp ke Finish Point
- Pemandu Gunung // Mountain Guide Profesional
- Porter Grup Profesional [[ perlengkapan, logistik dan koki ]]
- Perlengkapan Bermalam [[ Tenda, Sleeping Bag, Matras ]]
- Makanan Ringan dan Air Mineral
- Makan Besar
Day 1:
- Makan Siang [[ Nasi Bungkus ]]
- Makan Malam [[ Prasmanan di Tenda / kondisional ]]
Day 2:
- Sebelum Summit [[ instant food / drink ]]
- Makan Pagi [[ Prasmanan di Tenda / kondisional ]]
- Tiket Masuk Kawasan Konservasi [[ SIMAKSI ]] Gunung Merbabu
Trip Excluded [[ Tidak Termasuk Dalam Fasilitas ]]
- Porter Pribadi [[ Untuk membawakan perlengkapan pribadi, kecuali paket VIP dan By Request ]]
- Tiket masuk untuk wisatawan mancanegara
- Hal hal yang tidak kami sebutkan
Us Contact Admin Operator dan Provider Pendakian - XploreWisata - XploreGunung
WisataGunung - Journey Indonesia - Altitude Indonesia
Dengan menghubungi admin operator dan provider XploreWisata anda akan mendapatkan penawaran terbaik dari kami
===============
+ 62 85 643 455 685 [ WA Rekomended ]
===============
Us Contact Admin Operators and Climbing Providers - Xplore Tours - Xplore MountainsWisataGunung - Journey Indonesia - Altitude Indonesia
By contacting the operator admin and Xplore provider, you will get the best offer from us
Paket 2 Hari 1 Malam
- 2 Day 1 Night [[ Santai Kayak Siput ]]
- Meet Point - Basecamp Selo
- Basecamp Selo - Finish Point Paket 3 Hari 2 Malam
3 Day 2 Night [[ Santai Kayak Pejabat ]]
- Meet Point - Basecamp Selo
- Basecamp Selo - Hotel // Penginapan
- Hotel // Penginapan - Finish Point Meeting Point,
- Yogyakarta [[ hotel // air port // stasiun // terminal ]]
- Surakarta [[ hotel // air port // stasiun // terminal ]]
- Semarang [[ hotel // air port // stasiun // terminal ]] Lama Pendakian [ Durasi Trip ],
2 Hari 1 Malam, berdasarkan pengalaman kami baik pemula // senior terjangkau
Tambahan 1 Hari, untuk istirahat dan agar tiket Kereta / Pesawat tidak terburu Itenerary [[ Rencana Pendakian Gunung Merbabu ]]
Hari Pertama,
- 08.00 kumpul di meet point
- 08.00-12.00 perjalanan menuju Basecamp Selo
- 12.00-13.00 makan siang, istirahat, packing
- 13.00-17.30 pendakian menuju pos 3, Pos Batu Tulis
- 17.30-02.30 istirahat, makan malam
- 02.30-03.00 bangun, packing summit
Hari Kedua,
- 03.00-06.00 summit attack, Puncak Kenteng Songo
- 06.00-08.00 meinkmati sunrise dan keindahan Puncak Kenteng Songo
- 08.00-10.00 kembali ke pos tenda
- 10.00-12.30 istirahat, makan siang (makan pagi yang tertunda),
- 12.30-13.00 packing dan persiapan turun
- 13.00-16.00 perjalanan kembali ke basecamp Selo
- 16.00-17.00 istirahat, bersih diri dan packing
- 17.00-22.00 perjalanan ke Semarang (Hotel)
Hari Ketiga,
- 06.00-08.00 perjalanan ke Stasiun / Bandara (not include, dengan Taxi Online)
Kenapa Paket Trip Kami 2 Hari 1 Malam ??
Karena berdasarkan pengalaman kami 2H1M masih cukup waktu untuk istirahat dan lainnya,Nah kalau dengan paket 3 hari 2 Malam ??
Kami menyarankan + 1 Hari untuk bermalam di Hotel agar pendakian tidak terburu buru mengejar tiket pulang.Apa jaminannya ??
Kami menjamin berdasarkan pengalaman kami dalam melayani pemesan. Jaminan termurah untuk kelas Pariwisata.Untuk harga menyesuaikan jumlah rombongan, kelas yang dipilih dan tanggal pendakian so jangan ragu untuk menghubungi kami yah....
Call XploreWisata.com,
+62 85 643 455 685
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/provider.wisata
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
Package 2 Days 1 Night
2 Day 1 Night
- Start Semarang - Basecamp Selo
- Basecamp Selo - Semarang Package 3 Days 2 Nights
3 Day 2 Night
- Start Semarang - Basecamp Selo
- Basecamp Selo - Hotel / Lodge
- Hotel / Lodging - Semarang Long Trip Ascent,
- 2 Days 1 Night, based on our experience both beginners / seniors are affordable
- + 1 Day, to rest and to train / Airplane tickets are not rushed
The first day,
- 08.00 gathering at meet up Semarang
- 08.00-12.00 trip to Basecamp Selo
- 12:00 to 13:00 lunch, rest, packing
- 13.00-17.30 ascent to post 3, Post Batu Tulis
- 17.30-02.30 rest, dinner
- 02.30-03.00 wake up, packing summit
The second day,
- 03.00-06.00 summit attack, Puncak Kenteng Songo
- 06.00-08.00 meinkmati sunrise and beauty of Kenteng Songo Peak
- 08.00-10.00 back to the tent post
- 10.00-12.30 break, lunch (breakfast is delayed),
- 12.30-13.00 packing and preparation down
- 13.00-16.00 return trip to basecamp Selo
- 16.00-17.00 rest, clean self and packing
- 17.00-22.00 trip to Semarang (Hotel)
The third day,
- 06.00-08.00 trip to Station / Airport (not include, with Taxi Online)
Why Our Trip Package 2 Days 1 Night ??
Because based on our experience 2H1M is still enough time to rest and others,Well if the package 3 days 2 Nights ??
We advise + 1 Days to stay overnight at the Hotel so that the climb is not in a hurry to catch a ticket home.What is the guarantee ??
We guarantee based on our experience in serving the customer. Deskripsi Tentang Merbabu
Dari Wikipedia
Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Jalur Pendakian
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.
Jalur Kopeng Thekelan
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogyakarta, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng.
Dari Yogyakarta naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Basecamp, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan.
Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit.
Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda.
Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha[butuh rujukan] sehingga akan kita temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gunung Merbabu. Pada bulan Sapar, penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah Gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending pendaki dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I pendaki akan melewati Pereng Putih dan harus berhati-hati karena jalanan yang sangat terjal. Kemudian pendaki melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama pada malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Pendaki mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Pendaki dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.
Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat pendaki mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Pendaki dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian pendaki akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo, pendaki dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong pendaki setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Pendaki akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah. Di sepanjang jalan pendaki dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.
Pendaki akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk.
Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.
Jalur Wekas
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang (Steve, Sigit, Bowo, Hari, Bayu) pertengahan Maret 2005 melakukan pendakian Gunung Merbabu melalui Jalur Wekas. Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.
Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama pada hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.
Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai di bawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gunung Merbabu.
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Jalur Kopeng Cunthel
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang (Maulana, Steve, Iwi, Ardy, Sigit) pertengahan September 2004 melakukan pendakian Gunung Merbabu berangkat melalui jalur Kopeng - Cunthel, dan turun mengambil jalur Kopeng Thekelan.
Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernapasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Jalur Selo
Jalur pendakian Merbabu Via Selo saat ini menjadi jalur yang relatif lebih ramai dari jalur yang lainnya [1]. Pemandangan yang indah dengan sabana yang menghampar membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Ditambah lagi dari jalur ini tetangga dekat gunung merbabu yaitu Merapi bisa terlihat dengan jelas.
Akses ke lokasi adalah yogyakarta atau Solo, jika dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di kota Boyolali. Apabila dari kota Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan SoloSemarang turun di kota Boyolali. Untuk menuju ke Selo dari kota Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo. Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang.
Awal pendakian, pendaki akan disambut gapura selamat datang dari Taman Nasional Gunung Merbabu. Memasuki pintu hutan suasana jalanan kiri kanan dipenuhi pohon pinus dan lamtoro, di siang haripun akan terasa sejuk. Jalanan masih cukup landai hingga 15 menit perjalanan. Setelah berjalan 1-1,5 jam sampailah di pos 1 (Dok Malang). Pos ini masih berada di rimbunnya pepohonan.
Selepas pos 1, trek belum lah terasa cukup curam, ada satu tanjakan yang lumayan terjal dan di puncaknya adalah pos bayangan. Baru setelah berjalan 20 menit dari pos bayangan pendaki akan sampai di pos 2 (pandean) jarak dari pos 1-2 ini bisa dibilang panjang.
Selanjutnya, jarak antara pos 2 dan 3 tidaklah jauh. Sekitar 45 menit berjalan, pendaki akan sampai di pos 3 (Watu Tulis) pemandangan di Sini cukup indah dengan merapi yang cukup jelas jika tidak berkabut. Ditambah lagi dengan rimbunnya pohon-pohon edelweis. Sebaiknya istirahat sedikit lama di pos 3 ini.
Menuju pos 4 (Sabana 1) pendaki akan dihadapkan dengan trek yang cukup membuat nafas tersendat. Trek yang terjal dengan tanah yang mudah membuat tergelincir. Pilih jalan sedikit ke kiri untuk karena di sebelah kiri bisa mendapat pegangan.
Sabana 1 ini merupakan salah satu tempat menarik untuk berkemah, tempatnya yang datar dan pemandangannya yang indah mungkin menjadi alasan para pendaki memilih untuk mendirikan tenda mereka di sini. Namun angin di tempat ini cukup kencang, terlebih lagi sangat rawan badai.
Dari sabana 1 untuk menuju sabana 2 (pos 5) tidaklah diperlukan waktu yang lama. Sekitar 40 menit saja. Trek berupa tanjakan yang sedikit terjal meski tidak seterjal antara pos 3-pos 4 namun angin cukup kencang bila malam di tempat ini. setelah sampai puncak bukit kita akan berjalan menurun dan sampailah di pos 5 (sabana 2). Meskipun terpaan angin masih terasa besar tetapi menurut saya inilah tempat mendirikan tenda yang pas.
Jika menginginkan menikmati sunrise di puncak, sebaiknya mulai bangun jam 3 pagi untuk menyiapkan sarapan dan melakukan summit attack. Waktu tempuh ke puncak sekitar 1 – 1,5 jam. Kalau malas bangun pagi, sunrise bisa dinikmati di bukit sebelah timur sabana. Keuntungan jalur ini adalah, sunrise bisa dinikmati di sepanjang jalur pendakian.
Catatan: untuk para pendaki yang naik dari jalur Selo, kebutuhan air minum harus dibawa dari bawah/basecamp karena sepanjang perjalanan ke puncak tidak sumber air.
Jalur Suwanting
Jalur Suwanting adalah jalur yang pernah dibuka pada tahun 1990 dan 1998, namun setelah tahun 1998 jalur ini ditutup untuk pendakian dan baru awal tahun 2015 lalu jalur ini kembali dibuka. [2]
Jalur pendakian ini terletak di Dusun Suwanting Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yang jaraknya sekitar 5 km dari Gardu pandang Ketep Pass. Jika berangkat dari Kota Yogyakarta memerlukan dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua.
Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terkenal indah dan memiliki pemandangan sabana yang menarik perhatian pendaki gunung. Jalur ini memiliki tiga Pos (Pos Lembah Lempong, Pos Selter Bendera, dan Pos Ndampo Awang). Pendaki dapat mendirikan tenda di pos 2 dan pos 3 karena lokasinya cukup luas dan pemandangannya sungguh indah dengan latar belakang Gunung Merapi.
Di Jalur ini pendaki tidak perlu khawatir kekurangan air, karena di sepanjang jalur pendakian memiliki tiga pos air yang bisa di gunakan untuk konsumsi, Pos air terletak di bawah Lembah cemoro, Lembah manding dan terakhir di bawah pos 3.
Setelah dari pos 3, pendaki akan melewati sabana yang menyejukkan. Jika berkunjung pada musim penghujan atau kisaran bulan Mei - Agustus, pendaki akan menemui padang rumput berwarna hijau.
Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Jalur Pendakian
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.
Jalur Kopeng Thekelan
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogyakarta, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng.
Dari Yogyakarta naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Basecamp, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan.
Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit.
Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda.
Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha[butuh rujukan] sehingga akan kita temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gunung Merbabu. Pada bulan Sapar, penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah Gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending pendaki dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I pendaki akan melewati Pereng Putih dan harus berhati-hati karena jalanan yang sangat terjal. Kemudian pendaki melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama pada malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Pendaki mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Pendaki dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.
Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat pendaki mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Pendaki dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian pendaki akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo, pendaki dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong pendaki setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Pendaki akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah. Di sepanjang jalan pendaki dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.
Pendaki akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk.
Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.
Jalur Wekas
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang (Steve, Sigit, Bowo, Hari, Bayu) pertengahan Maret 2005 melakukan pendakian Gunung Merbabu melalui Jalur Wekas. Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.
Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama pada hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.
Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai di bawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gunung Merbabu.
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Jalur Kopeng Cunthel
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang (Maulana, Steve, Iwi, Ardy, Sigit) pertengahan September 2004 melakukan pendakian Gunung Merbabu berangkat melalui jalur Kopeng - Cunthel, dan turun mengambil jalur Kopeng Thekelan.
Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernapasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Jalur Selo
Jalur pendakian Merbabu Via Selo saat ini menjadi jalur yang relatif lebih ramai dari jalur yang lainnya [1]. Pemandangan yang indah dengan sabana yang menghampar membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Ditambah lagi dari jalur ini tetangga dekat gunung merbabu yaitu Merapi bisa terlihat dengan jelas.
Akses ke lokasi adalah yogyakarta atau Solo, jika dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di kota Boyolali. Apabila dari kota Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan SoloSemarang turun di kota Boyolali. Untuk menuju ke Selo dari kota Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo. Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang.
Awal pendakian, pendaki akan disambut gapura selamat datang dari Taman Nasional Gunung Merbabu. Memasuki pintu hutan suasana jalanan kiri kanan dipenuhi pohon pinus dan lamtoro, di siang haripun akan terasa sejuk. Jalanan masih cukup landai hingga 15 menit perjalanan. Setelah berjalan 1-1,5 jam sampailah di pos 1 (Dok Malang). Pos ini masih berada di rimbunnya pepohonan.
Selepas pos 1, trek belum lah terasa cukup curam, ada satu tanjakan yang lumayan terjal dan di puncaknya adalah pos bayangan. Baru setelah berjalan 20 menit dari pos bayangan pendaki akan sampai di pos 2 (pandean) jarak dari pos 1-2 ini bisa dibilang panjang.
Selanjutnya, jarak antara pos 2 dan 3 tidaklah jauh. Sekitar 45 menit berjalan, pendaki akan sampai di pos 3 (Watu Tulis) pemandangan di Sini cukup indah dengan merapi yang cukup jelas jika tidak berkabut. Ditambah lagi dengan rimbunnya pohon-pohon edelweis. Sebaiknya istirahat sedikit lama di pos 3 ini.
Menuju pos 4 (Sabana 1) pendaki akan dihadapkan dengan trek yang cukup membuat nafas tersendat. Trek yang terjal dengan tanah yang mudah membuat tergelincir. Pilih jalan sedikit ke kiri untuk karena di sebelah kiri bisa mendapat pegangan.
Sabana 1 ini merupakan salah satu tempat menarik untuk berkemah, tempatnya yang datar dan pemandangannya yang indah mungkin menjadi alasan para pendaki memilih untuk mendirikan tenda mereka di sini. Namun angin di tempat ini cukup kencang, terlebih lagi sangat rawan badai.
Dari sabana 1 untuk menuju sabana 2 (pos 5) tidaklah diperlukan waktu yang lama. Sekitar 40 menit saja. Trek berupa tanjakan yang sedikit terjal meski tidak seterjal antara pos 3-pos 4 namun angin cukup kencang bila malam di tempat ini. setelah sampai puncak bukit kita akan berjalan menurun dan sampailah di pos 5 (sabana 2). Meskipun terpaan angin masih terasa besar tetapi menurut saya inilah tempat mendirikan tenda yang pas.
Jika menginginkan menikmati sunrise di puncak, sebaiknya mulai bangun jam 3 pagi untuk menyiapkan sarapan dan melakukan summit attack. Waktu tempuh ke puncak sekitar 1 – 1,5 jam. Kalau malas bangun pagi, sunrise bisa dinikmati di bukit sebelah timur sabana. Keuntungan jalur ini adalah, sunrise bisa dinikmati di sepanjang jalur pendakian.
Catatan: untuk para pendaki yang naik dari jalur Selo, kebutuhan air minum harus dibawa dari bawah/basecamp karena sepanjang perjalanan ke puncak tidak sumber air.
Jalur Suwanting
Jalur Suwanting adalah jalur yang pernah dibuka pada tahun 1990 dan 1998, namun setelah tahun 1998 jalur ini ditutup untuk pendakian dan baru awal tahun 2015 lalu jalur ini kembali dibuka. [2]
Jalur pendakian ini terletak di Dusun Suwanting Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yang jaraknya sekitar 5 km dari Gardu pandang Ketep Pass. Jika berangkat dari Kota Yogyakarta memerlukan dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua.
Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terkenal indah dan memiliki pemandangan sabana yang menarik perhatian pendaki gunung. Jalur ini memiliki tiga Pos (Pos Lembah Lempong, Pos Selter Bendera, dan Pos Ndampo Awang). Pendaki dapat mendirikan tenda di pos 2 dan pos 3 karena lokasinya cukup luas dan pemandangannya sungguh indah dengan latar belakang Gunung Merapi.
Di Jalur ini pendaki tidak perlu khawatir kekurangan air, karena di sepanjang jalur pendakian memiliki tiga pos air yang bisa di gunakan untuk konsumsi, Pos air terletak di bawah Lembah cemoro, Lembah manding dan terakhir di bawah pos 3.
Setelah dari pos 3, pendaki akan melewati sabana yang menyejukkan. Jika berkunjung pada musim penghujan atau kisaran bulan Mei - Agustus, pendaki akan menemui padang rumput berwarna hijau.
Kemudahan, merupakan impian semua orang
BalasHapusMari Mendaki Gunung Merbabu dengan Paket Wisata dari tim kami