Guide dan Porter Gunung Slamet
Pemandu dan Porter Gunung Slamet, Paket Manja Gunung Slamet
Keindahan Gunung Slamet yang Tak Akan Terlupa
Handoko Suryotomo - d'Traveler
- Senin, 16/09/2013 15:20:00 WIB
detikTravel Community -
Mendaki
gunung adalah salah satu kegiatan traveling yang pasti berkesan.
Traveler dapat menikmati panorama keindahan pemandangan dari puncak
Gunung Slamet dan akan selalu teringat sampai kapan pun.
Beberapa tahun lalu, saya dan beberapa teman melakukan pendakian ke Gunung Slamet di Jawa Tengah. Pendakian tersebut masih teringat hingga saat ini, terutama panorama keindahan Gunung Slamet.
Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Brebes, Purbalingga, Banyumas dan Pemalang. Pada puncaknya, terdapat 4 kawah yang masih aktif. Untuk mendaki gunung Slamet ada tiga buah pintu masuk yaitu melalui: Bambangan, Batu Raden dan Kaliwadas.
Dari Jakarta kami terlebih dahulu menuju Purwokerto lalu menuju pertigaan Serayu lalu menuju Desa Bambangan. Lama pendakian yang kami tempuh adalah 3 hari 2 malam, saat itu kami melalui Desa Bambangan.
Saran untuk mendaki Gunung Slamet sebaiknya dilakukan pada musim panas. Hal ini karena jalur pendakian lebih cenderung licin saat musim hujan. Untuk pendakian, dibutuhkan mental dan ketahanan fisik yang baik.
Rute pendakian Gunung Slamet bila melalui Bambangan yaitu dari pos pendakian kami melewati perkebunan penduduk terlebih dahulu, sebelum mencapai Pondok Pemandangan/ Pondok Gembirin.
Lalu kami bertemu beberapa shelter/ pos pendakian anatara lain: Pos II, Pos III, Pos IV (Pondok Samanrantu), dan Pos V. Di Pos V ini kami beristirahat dan mendirikan tenda. Hal ini karena hari sudah sore dan juga mata air di jalur pendakian ini hanya ada di Pos V.
Esok harinya kami meneruskan pendakian untuk menuju puncak Gunung Slamet. Dalam perjalanan, kita lalu bertemu beberapa pos lagi, seperti: Pos VI (Shangyang Jampang), Pos VII (Shangyang Keraton), Pos VIII (Shangyang Kendit) dan Pos IX (Plawangan).
Mulai dari Plawangan, pendaki sudah tidak menemukan hutan dan tanaman lagi. Medan pendakian telah berubah menjadi bebatuan dan kerikil. Tak lama setelah melalui Plawangan, kami telah mencapai puncak Gunung Slamet.
Semua rasa lelah dan letih langsung hilang, saat melihat panorama keindahan yang dapat traveler nikmati dari puncak Gunung Slamet.
Setelah puas menikmati keindahan alam di puncak Gunung Slamet, kami kembali ke Pos V untuk beristirahat. Esoknya kami kembali ke pos pendakian di Desa Bambangan serta melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
Semoga kisah pendakian ini dapat membantu memberi gambaran rekan-rekan yang akan melakukan perjalanan pendakian menuju Gunung Slamet.
Beberapa tahun lalu, saya dan beberapa teman melakukan pendakian ke Gunung Slamet di Jawa Tengah. Pendakian tersebut masih teringat hingga saat ini, terutama panorama keindahan Gunung Slamet.
Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Brebes, Purbalingga, Banyumas dan Pemalang. Pada puncaknya, terdapat 4 kawah yang masih aktif. Untuk mendaki gunung Slamet ada tiga buah pintu masuk yaitu melalui: Bambangan, Batu Raden dan Kaliwadas.
Dari Jakarta kami terlebih dahulu menuju Purwokerto lalu menuju pertigaan Serayu lalu menuju Desa Bambangan. Lama pendakian yang kami tempuh adalah 3 hari 2 malam, saat itu kami melalui Desa Bambangan.
Saran untuk mendaki Gunung Slamet sebaiknya dilakukan pada musim panas. Hal ini karena jalur pendakian lebih cenderung licin saat musim hujan. Untuk pendakian, dibutuhkan mental dan ketahanan fisik yang baik.
Rute pendakian Gunung Slamet bila melalui Bambangan yaitu dari pos pendakian kami melewati perkebunan penduduk terlebih dahulu, sebelum mencapai Pondok Pemandangan/ Pondok Gembirin.
Lalu kami bertemu beberapa shelter/ pos pendakian anatara lain: Pos II, Pos III, Pos IV (Pondok Samanrantu), dan Pos V. Di Pos V ini kami beristirahat dan mendirikan tenda. Hal ini karena hari sudah sore dan juga mata air di jalur pendakian ini hanya ada di Pos V.
Esok harinya kami meneruskan pendakian untuk menuju puncak Gunung Slamet. Dalam perjalanan, kita lalu bertemu beberapa pos lagi, seperti: Pos VI (Shangyang Jampang), Pos VII (Shangyang Keraton), Pos VIII (Shangyang Kendit) dan Pos IX (Plawangan).
Mulai dari Plawangan, pendaki sudah tidak menemukan hutan dan tanaman lagi. Medan pendakian telah berubah menjadi bebatuan dan kerikil. Tak lama setelah melalui Plawangan, kami telah mencapai puncak Gunung Slamet.
Semua rasa lelah dan letih langsung hilang, saat melihat panorama keindahan yang dapat traveler nikmati dari puncak Gunung Slamet.
Setelah puas menikmati keindahan alam di puncak Gunung Slamet, kami kembali ke Pos V untuk beristirahat. Esoknya kami kembali ke pos pendakian di Desa Bambangan serta melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
Semoga kisah pendakian ini dapat membantu memberi gambaran rekan-rekan yang akan melakukan perjalanan pendakian menuju Gunung Slamet.
Sumber :
Tags:
Gunung Slamet