Warung Mbok Yem, Kemewahan Warung Di Puncak Gunung Lawu
Gunung Lawu, Gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
timur ini begitu populer di kalangan pendaki. Dengan ketinggian yang
cukup tinggi (3265 mdpl), Gunung Lawu termasuk gunung dengan jalur
pendakian yang ramah terhadap pendaki pemula.
Jalur pendakian Lawu terkenal tidak curam. Puncaknya bisa direngkuh
dalam waktu normal 6 jam, dan bisa dilakukan saat weekend. Jalur ke
basecamp terakhir, yakni Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu bisa diakses
dengan mobil. Kedua basecamp tersebut memang terletak di jalur antar
provinsi Karanganyar-Magetan. Ada satu jalur lagi yang bisa didaki,
yaitu jalur Candi Cetho, namun jalur tersebut bukan termasuk jalur
mainstream.
Gunung Lawu cukup unik dengan nuansa mistiknya, karena banyak dari
para peziarah yang berusaha ngalap berkah disana. Selain itu ada satu
keunikan Lawu yang mungkin tidak ada di jajaran gunung Indonesia
lainnya, yaitu adanya Warung para pendaki di puncak gunung. Ya, warung
di puncak gunung! kalau biasanya warung hanya tersedia di basecamp, di
puncak gunung Lawu ini kamu masih bisa menjumpai penjual makanan dan
warung. Ingin tahu kisah selengkapnya? Stay tune!
Warung Mbok Yem, Sanctuary Para Pendaki Lawu
Warung Mbok Yem berdiri di dekat Argo Dalem, salah satu puncak Lawu
selain Argo Dumilah. Makanan yang disajikan sederhana dan khas pendaki
gunung, sebut saja nasi mie, nasi telor, nasi pecel, dan mie instant.
Warung sederhana Mbok Yem terbuat dari dinding sebagian besar bambu
dan sebagian batu, dengan atap terpal plastik. Di dalam bangunannya
terdapat ruang dapur Mbok Yem, kamar tidur Mbok Yem, dan satu ruang yang
biasa beralaskan terpal digunakan tempat tidur oleh para pendaki Gunung
Lawu.
Jika kamu berniat tidur disini, tidak ada biaya menginap lho alias gratis. Tapi belilah makanan di Mbok Yem yaa, jangan mengandalkan gratisan aja. Malu ama kucing bro!
Menurut berbagai pengalaman, fasilitas Warung Mbok Yem ini termasuk
bintang lima melihat lokasinya di puncak gunung. Para pendaki gunung
Lawu bisa charge gadget dengan biaya Rp 3000, televisi, minuman hangat,
minuman soda, air putih dan minuman energi. Sumber listrik warung
ini sendiri berasal dari generator.
Sejarah Warung Mbok Yem
Sekitar 20 tahun lalu, Mbok Yem berprofesi sebagai pencari
akar-akaran untuk dibuat jamu. Akar ini didapatkan di sekitar gunung
Lawu. Karena itulah Mbok Yem sering berinteraksi dengan para pendaki.
Tidak jarang para pendaki gunung Lawu meminta kepada Mbok Yem untuk
dibuatkan minuman hangat atau mie instant.
Sejak saat itulah Mbok Yem berpikir untuk membuka warung saja untuk
membantu para pendaki. Dulu, Mbok Yem masih bekerja sendiri membawa
bahan makanan ke puncak gunung. Namun seiring bertambahnya usia, Mbok
Yem sekarang menjadi semakin jarang turun gunung. Logistik warung ia
percayakan kepada Pak Muis. Dalam setahun, rata-rata Mbok Yem hanya
turun gunung sebanyak 4 tahun saja.
Baca Juga : Tips Merawat Travel Gear Kamu Supaya Tetap Awet
Selain Mbok Yem, ada juga Mbok Panut yang membuka warung di Gunung
Lawu, tepatnya di Sendang Drajat. Namun Mbok Panut hanya buka pada akhir
pekan atau hari libur saja, tidak seperti Mbok Yem yang buka 24/7.
Kalau kamu mendaki gunung Lawu, jangan lupa mampir di Mbok Yem ya!
Tapi tetep jaga kebersihan gunung karena #nyampahsembarangangakasik dan
#gunungbukantempatsampah !
Baca Juga : 6 Wisata Bandung Yang Wajib Kamu Kunjungi
Ingin punya perlengkapan naik gunung murah berkualitas? Cek Jejakku Travel Storesekarang juga!
Tags:
Gunung Lawu