CATATAN PERJALANAN PENDAKIAN GUNUNG MERBABU via WEKAS 2016
Gunung Merbabu merupakan gunung api
aktif yang memiliki ketinggian 3142 mdpl. Secara administratif gunung
ini masuk kedalam wilayah Magelang,Boyolali,Salatiga dan Semarang. Trek
yang tidak terlalu sulit dan pemandangan yang indah membuat Gunung
Merbabu sangat terkenal oleh kalangan pendaki khususnya untuk para
pemula yang mulai mencoba mendaki diatas 3000 mdpl. Ada berbagai jalur
yang dapat dipilih untuk mencapai puncaknya diantaranya yaitu via :
Selo, Suwanting, Thekelan, Cuntel dan Wekas.
Pada pendakian kali ini yang
beranggotakan Budi, Yohan K, Mega, Asih, Dian, Gilbert, Anggi, Ridho dan
Khanif (saya sendiri) mencoba untuk mendakinya lewat sisi utara Merbabu
tepatnya via Wekas, Magelang dan turun via Selo, Boyolali. Jalur ini
terkenal dengan treknya yang lebih pendek dari pada jalur lain, lebih
menanjak, dan minim bonus. Setelah cari-cari info mengenai jalur ini
akhirnya kami sepakat berangkat pada tanggal 5 Februari 2016 menggunakan
transportasi umum.
Dimulai pada hari Jumat jalan kaki dari
Sekretariat MEPA-UNS pukul 07.30 menuju gerbang depan UNS untuk menunggu
bus tujuan terminal tirtonadi. Cukup lama menunggu akhirnya pukul 08.05
WIB kami berangkat ditambah mas Agus yang kebetulan juga mau ke
terminal. Untuk tarif nya sendiri Rp25.000,- untuk sepuluh orang. Pukul
08.20 WIB kami tiba di terminal tirtonadi dan langsung oper bus jurusan
Semarang. Di dalam bus kami sempat makan dan berfoto, kami pun tertidur
pulas. Sampai Salatiga kami terbangun untuk bersiap turun di Pasar Sapi,
tarifnya yaitu Rp126.000,- (9 orang). Pukul 10.20 WIB kami tiba di
Pasar Sapi lalu oper angkutan umum arah Pasar Ngablak dengan tarif
Rp63.000,- (9 0rang). Lalu setelah sampai Pasar Ngabalak pukul 11.15 WIB
kami menunggu carteran mobil yang sudah kami pesan sebelumnya. Dengan
tarif Rp125.000,- kami tiba di basecamp Wekas pukul 12.05 WIB dan
langsung mengurus simaksi dengan harga Rp16.000,- per orang, agak mahal
memang karena turun via Selo, lain halnya jika turun kembali via Wekas
yg hanya dikenakan Rp5.000,- per orang.
Beres
mengurus simaksi kami segera bergegas menuju masjid untuk menunaikan
sholat Jumat, sedangkan sisanya menunggu di basecamp. Usai solat Jumat
kami memesan makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan sambil
berbincang-bincang dengan pemilik basecamp.
Tidak lama setelah itu hujan pun turun,
memaksa kami untuk di basecamp lebih lama lagi. Dikarenakan hujan tidak
kunjung reda pukul 15.30 WIBkami memutuskan untuk mulai mendaki
menerobos derasnya hujan yang turun dari langit. Sebelumnya tidak lupa
kami memakai jas hujan dan berdoa agar diberi kelancaran nantinya.
Dengan penuh semangat yang membara kami menelusuri jalan pemukiman dan
ladang penduduk. Setelah trek jalan penduduk yang agak menanjak lalu
jalan berubah menjadi tanah. Mulanya trek masih landai dan belum terlalu
menanjak hingga akhirnya kembali menanjak hingga pos 1. Di Pos 1 tempat
tidak terlalu luas,hanya bisa didirikan sekitar 3 tenda. Kami
beristirahat sejenak dan meneguk air secukupnya. Kami melanjutkan
kembali hingga pos 2. Trek dari pos 1-pos 2 masih sama berupa tanah
padat yang menanjak dan sangat menguras tenaga. Sampai pos 2 pukul 19.00
WIB kami mencari tempat datar dan langsung mendirikan tenda. Pos 2
meupakan tanah datar luas dan terdapat sumber air yang berasal dari
pipa-pipa,tapi sayang pada saat itu air tersebut sedang tidak ada.
Selesai mendirikan tenda kami berganti pakaian dan mulai memasak.
Setelah matang kami lahap hingga tetes terakhir menjadikan nampan bersih
kembali tanpa noda.
Perut kenyang dan kami memutuskan untuk
tidur menggingat esok hari masih ada perjalanan panjang. Sabtu pukul
05.30 WIB kami bangun dan langsung sarapan untuk mengisi tenaga. Setelah
sarapan kami membongkar tenda dan packing kembali ke dalam tas carrier.
Pukul 09.20 WIB kami berangkat dari pos 2 menuju pos watu kumpul dengan
membawa carrier dan isinya. Trek yang dilalui mulai berupa batu,selain
itu vegetasi juga semakin terbuka dengan pemandangan gunung
Sumbing-Sindoro yang sangat memanjakan mata. Akhirnya kami tiba di pos
watu kumpul pukul 10.15 WIB dan beristirahat sejenak.
5 menit istirahat kami melanjutkan
kembali hingga pertigaan yang menjadi tempat bertemunya jalur
thekelan,cuntel,wekas. Di pertigaan ini kami berhenti untuk menunggu
rombongan yang sebelumnya terpisah. Usai kumpul kembali kami mengambil
arah kanan untuk mencapai puncak. Setelah melewati kawah pukul 11.30 WIB
kami tiba di tanah yang datar dan biasa disebut helipad. Trek disini
sangat menanjak dan curam,selain itu jalan sudah berubah menjadi batu,
vegetasi juga sudah terbuka. Sesekali terjadi hembusan angin yang cukup
kencang. Cuaca mulai mendung, kami sadar harus lebih cepat melangkah
untuk sampai puncak. Hingga akhirnya kami sampai dipertigaan
Syarif-Kenteng Songo,sambil menunggu rombongan yang dibelakang saya,
Gilbert, Ridho, Mega, Anggi berinisiatif belok kiri untuk mampir
terlebih dahulu di Puncak Syarif . Pukul 12.45 WIB kami sampai di Puncak
Syarif dengan ketinggian 3119 mdpl. Di sini kami mengambil beberapa
foto dan langsung kembali ke pertigaan untuk bergabung bersama
rombongan. Sampai dipertigaan kami istirahat dan makan biskuit Hatari
rasa durian kesukaan kami semua
Kami melanjutkan kembali mengambil arah
kanan untuk menuju Puncak Kenteng Songo. Tak lama kemudian hujan pun
turun lagi tanpa diundang. Kami kembali berhenti untuk memakai jas
hujan. Di sini trek dari pertigaan berupa tanah datar sampai akhirnya
sangat curam saat akan mencapai puncak. Di sini juga terpasang tali
webbing yg berguna untuk membantu pendaki mengingat curamnya trek
sebelum puncak. Pukul 14.00 WIB akhirnya kami mencapai Puncak Kenteng
Songo. Puncak ini merupakan puncak tertinggi di Gunung Merbabu dengan
ketinggian 3142 mdpl. Beruntung karena saat di puncak hujan reda
walaupun angin bertiup kencang. Setelah istirahat dan makan cemilan kami
langsung mengambil beberapa gambar dengan memegang bendera organisasi
kami. Cuaca yang kami harapkan ternyata hanyalah sesaat dan pergi begitu
saja, kabut dan awan mendung kembali turun. Kami pun memutuskan untuk
segera turun karena khawatir terjebak hujan dan angin kencang (badai).
Pukul 14.30 WIB
kami turun lewat jalur Selo sesuai dengan
apa yang kami rencanakan. Tiba di Sabana 1 pukul 16.00 WIB dan lanjut
hingga pos 3 sekitar 50 menit kemudian. Di pos 3 ini banyak sekali
pendaki yang mendirikan tenda karena memang tempatnya yang datar dan
luas. Kami lanjut hingga Pos 2 Pukul 17.20 WIB dan akhirnya sampai
Basecamp Selo Pukul 19.30 WIB
Di Basecamp Selo kami menginap dan esok
paginya kembali ke Solo. Minggu Pukul 08.30 WIB kami carter mobil pikep
menuju terminal Boyolali dengan tarif Rp250.000,- Setelah sampai kami
menaiki bus menuju terminal Tirtonadi. Sampai terminal Tirtonadi kami
kembali naik bus jurusan Tawangmangu untuk kembali ke kampus UNS.
Akhirnya Pukul 11.30 WIB kami tiba di kampus dan kembali ke Sekretariat
MEPA-UNS.
Catatan khusus :
- Jarak antara jalan raya – Basecamp Wekas sangat jauh lebih dari 3 km, jadi sebaiknya jika menggunakan transportasi umum lebih baik menaiki ojek atau carter mobil
- Untuk estimasi air tanyakan ke pemilik Basecamp apakah di Pos 2 terdapat air atau tidak karena saat pendakian kami air di Pos 2 yang biasanya mengalir lewat pipa saat itu sedang mampat
- Saat musim penghujan sebaiknya lebih berhati-hati saat turun ataupun naik via Selo, sebab sangat sering terjadi hujan disertai angin kencang (badai)
- Mendakilah gunung dengan bijak,bawa turun sampah, hindari vandalisme, dan jangan membuat api unggun sekalipun saat musim penghujan. Salam lestari
Ditulis oleh :
Khanif Zulkarnaen
MEPA 14.016
Sunber : https://mepauns.wordpress.com
Dengan Berbagi Kita Akan Menjadi Kaya ^_^
Termasuk Ketika Kita Berbagi Pengalaman, Maka Akan Ada Pengalaman Baru Yang Akan Kita Dapatkan
Tags:
Gunung Merbabu