Mengungkap Eksotisme Desa Munthuk
BANTUL – Nyatanya masih banyak potensi pariwisata yang belum tergarap maksimal di Kabupaten Bantul khususnya di desa Munthuk Dlingo Bantul. Hal tersebut terungkap pada saat KNPI Bantul melaksanakan jelajah potensi wisata ke Desa Munthuk, Minggu (21/9).
Korlap acara Eko Junianto mengajak para peserta yang terdiri dari aktivis KNPI, IMABA, Jelajah bantul, Suara Pemuda Jogja, Masyarakat Umum, Mahasiswa dan pecinta fotografi di Yogyakarta menuju lokasi Goa Jatisari, Goa Seropan, Hutan Pinus, Puncak Becici, Watu Lanang, Umbul Becici, dan Grojokan Banyunibo.
“Faktanya, memang banyak potensi wisata yang ada di Muntuk dan belum bisa dikelola dan dioptimalkan baik oleh warga maupun masyarakat,” jelas Tedi Kusyairi ketua panitia kegiatan Jelajah Potensi Pariwisata, Seni, dan Budaya Bantul.
Goa Jatisari misalnya, merupakan goa aliran sungai bawah tanah sepanjang 300 meter, disambung sungai yang menuju ke mulut goa Seropan, berada di desa Muntuk. Disekitarnya ada ledokan sawah di tengah-tengah bukit, seperti lembah hijau, lokasi ini dikelilingi pegunungan dan vegetasi tumbuhan yang lebat. Di puncak gunung dekat mulut goa Jatisari bisa melihat pemandangan alam berupa lembah pertanian, pegunungan dan kelokan sungai Opak.
“Eksotis sekali, senang bisa kesini, apalagi airnya sedang surut, konon kalau musim hujan, goa dipenuhi oleh air sehingga jarang pengunjung bisa tembus ke mulut goa, jadi senang hari ini bisa eksplorasi goa ini sampai tuntas,” ungkap Dwi salah seorang mahasiswi peserta jelajah.
Goa Jatisari, selain dimanfaatkan untuk pengairan juga diambil pupuk fosfatnya yang berasal dari kotoran kelelawar yang banyak bernaun di atap dinding goa. Meskipun sedang musim kemarau air tidak kekurangan.
Menyaksikan berbagai potensi tersebut, menggerakkan kemauan pemuda setempat untuk menggerakkan kembali pokdarwis desa untuk aktif mengelola dan menggeliatkan berbagai potensi tersebut, begitu ujar Timotius Suyadi salah seorang pemuda yang tergerak membangun desa. Kegiatan ini didukung oleh Suara Pemuda Jogja dan Jelajah Bantul.
Husnul Latif