Gunung prau merupakan sebuah gunung yang terletak di provinsi Jawa
Tengah, tepatnya di perbatasan kabupaten wonosobo dan kabupaten kendal.
Gunung prau terkenal dengan viewnya yang bagus. Ketinggian gunung prau
adalah 2.565 mdpl. Menurut beberapa post, gunung ini adalah gunung yang
pendek tapi menarik, di atasnya kita akan mendapati padang rumput
berbunga dan bukit-bukit kecil seperti bukit pada film teletubuies. View
yang kita dapatkan disana adalah view sunrise yang menyinari gunung
Sumbing dan Sindoro, di kejauhan belakang, akan nampak pula gunung
merapi merbabu. Waktu pendakian 2-3 jam, merupakan waktu yang pas bagi
pemula seperti saya. 26-27 April 2014 yang lalu saya dan teman-teman
elektro 08 naik gunung ini bersama-sama untuk membuktikannya.
Akses menuju ke Gunung Prau
Pos pendakian gunung prau terletak di dekat gunung wisata dieng. Untuk mencapai daerah wisata dieng ini dapat digunakan bus berukuran sedang (biasa disebut engkel) dari daerah wonosobo. Biaya untuk satu orang naik bus dari wonosobo sampai daerah wisata dieng adalah 10.000 rupiah. Daerah wonosobo sendiri dapat di capai menggunakan bus antar kota. Sedangkan untuk akses menggunakan kereta api, stasiun terdekat sesuai jarak adalah stasiun kereta api Kutoarjo. Saya dan teman-teman saya dari jakarta memutuskan untuk menggunakan akses kereta.
Pos pendakian gunung prau terletak di dekat gunung wisata dieng. Untuk mencapai daerah wisata dieng ini dapat digunakan bus berukuran sedang (biasa disebut engkel) dari daerah wonosobo. Biaya untuk satu orang naik bus dari wonosobo sampai daerah wisata dieng adalah 10.000 rupiah. Daerah wonosobo sendiri dapat di capai menggunakan bus antar kota. Sedangkan untuk akses menggunakan kereta api, stasiun terdekat sesuai jarak adalah stasiun kereta api Kutoarjo. Saya dan teman-teman saya dari jakarta memutuskan untuk menggunakan akses kereta.
Jika menggunakan akses kereta ke kutoarjo maka yang harus dilakukan adalah :
- Turun di sta Kutoarjo
- Naik angkot jurusan A (kuning merah) , turun di Plaza Purworejo @5.000 rupiah
- Naik Engkel jurusan Purworejo – Wonosobo, turun di kauman, tempat oper bis ke dieng @25.000 rupiah, (tanpa nawar).
- Dari Wonosobo naik Engkel ke dieng @10.000
Perjalanan traffic lancar menggunakan angkutan umum tsb dari sta Kutoarjo ke Dieng memakan waktu total 3,5 jam.
Daerah Wisata Dieng
Umumnya pendaki turun gunung sebelum hari siang, antara pukul 8 sd 10
pagi. Naik gunung setelah tengah hari / menjelang sore mungkin akan dapat
memperlancar perjalanan karena tidak antri dengan pendaki yang turun
untuk melewati jalur pendakian.
Sebelum naik gunung kita dapat terlebih dahulu menikmati daerah
wisata dieng. Karena pukul 10.00 wib kami sampai di Dieng. Kami
memutuskan untuk melihat candi Arjuna dan Kawah sikidang. Kompleks candi
arjuna merupakan kompleks candi hindu yang terdiri dari beberapa
bangunan candi kecil, sedangkan Kawah sikidang merupakan kawah vulkanik
yang cukup besar, mengeluarkan asap menyengat dan kawahnya dapat dilihat
bergolak samar-samar di balik asap putihnya.
Legenda Kawah Sikidang
Terjadinya kawah sikidang berlatar belakang kisah pra pernikahan antara pangeran Kidang Garungan dan Putri Shinta Dewi.
Pada jaman dahulu kala di dataran tinggi dieng ada seorang putri yang cantik jelita, bernama Shinta Dewi. Sang putri terkenal karena kecantikan parasnya. Banyak pangeran melamar sang putri, namun syarat dari sang putri berupa harta benda yang jumlahnya sangat banyak, tidak dapat disanggupi oleh para pangeran pelamarnya.
Pada jaman dahulu kala di dataran tinggi dieng ada seorang putri yang cantik jelita, bernama Shinta Dewi. Sang putri terkenal karena kecantikan parasnya. Banyak pangeran melamar sang putri, namun syarat dari sang putri berupa harta benda yang jumlahnya sangat banyak, tidak dapat disanggupi oleh para pangeran pelamarnya.
Pangeran Kidang Garungan adalah pangeran yang kaya raya, bertubuh
tinggi besar, dan memiliki kesaktian yang hebat. Utusan sang pangeran
datang melamar sang putri dan menyanggupi semua permintaan dari sang
putri, maka sang putri yang belum bertemu pangeran tersebut mengiyakan
lamarannya. Saat bertemu sang pangeran sang putripun terkejut, ternyata
pangeran yang melamarnya, bertubuh manusia namun berkepala kidang
(*kijang).
Sang putri kecewa, hatinya tidak dapat menerima sang pangeran untuk
menjadi suaminya. Maka sang putripun mengajukan syarat tambahan, apabila
sang pangeran dapat membuat sumur yang besar dan dalam dalam sehari
maka barulah sang putri berkenan menikahinya. Sang pangeran
menyanggupinya, dengan kesaktiannya dia menggali sumur. Takut sang
pangeran berhasil menyelesaikan syaratnya, Dewi Shinta Dewi memutuskan
untuk mengubur pangeran Kidang Garungan ketika sedang menggali sumur
tsb. Sang ratu bersama tentaranya langsung menimbun dengan cepat sumur
tsb. Sang pangeran pun mengerahkan kesaktiannya, kesaktiannya membuat
sumur yang tertimbun tanah tesebut meledak. Namun tetap saja sang
pangeran tidak dapat keluar karena terus ditimbuni tanah. Sebelum tewas
sang pangeran mengutuk keturunan sang putri berambut gembel. Dari cerita
inilah terjadi kawah sikidang dan dapat ditemui anak anak berambut
gembel di dieng.
sumber :
http://legendadieng.blogspot.com/2013/08/legenda-kawah-sikidang.html
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/264-Legenda-Kawah-Sikidang#
http://legendadieng.blogspot.com/2013/08/legenda-kawah-sikidang.html
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/264-Legenda-Kawah-Sikidang#
Kedua obyek wisata ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki :).
Ada juga obyek wisata berupa telaga warna, namun kami tidak sempat mengunjungi obyek ini untuk persiapan pendakian gunung prau.
Persiapan Pendakian
Pendakian gunung prau dapat di tempuh dari dua titik, titik pertama
adalah dari pos dieng, sedangkan titik kedua adalah dari desa patak
banteng.
Pendakian dari pos dieng lebih jauh dari sisi jarak, namun lebih
manusiawi dari sisi medannya :), juga pemandangan dari jalur ini lebih
bagus menurut bapak sopir engkel yang kami naiki.
Sebelum mendaki terlebih dahulu kita melapor di pos. Setelah itu dimulailah pendakian
Pada awal pendakian, melalui jalur dieng, kita akan menemui jalan
setapak yang menembus perkebunan, jalurnya cukup landai dan nyaman untuk
berjalan. Setelah perkebunan ini jalur mulai berubah menjadi setapak
tanah yang mulai menanjak, disekeliling berganti dengan pepohonan dan
semak.
Jalan sampai ke gerbang bambu bertuliskan gunung prau ini mulai
menanjak dan membuat ngos-ngosan. apabila barang bawaan cukup berat
pastikan alokasi waktu istirahat dengan interval yang cukup supaya tidak
kecapaian.
Apabila kesorean maka resikonya adalah kemalaman dan belum sampai
pada tempat kamping. Alangkah baiknya berangkat lebih awal untuk
mempermudah perjalanan. Walaupun malam, namun jalur menuju spot camping
cukup terlihat jelas.
Setelah pohon berkabut ini kita akan bukit dengan view yang lapang
dan bisa mendapatkan gunung sumbing sindoro seperti di bawah ini
Ditengah perjalanan kita akan melewati tower BTS, pada titik itu
berarti jalur yang dilewati tepat, mari lanjut, masih setengah
perjalanan lagi :).
Karena kemalaman dan cukup lelah kami memutuskan untuk mendirikan
camp bukan di spot camp yang seharusnya, namun esok harinya ternyata
sudah cukup dekat dengan spot yang seharusnya.
Udara pada pukul 07.00 malam mulai mendingin dan menusuk kulit. Di
spot ini kita sudah berada di perbukitan tanpa pohon. Hanya dapat kita
temui 1,2 pohon pada setiap bukit kecil. Kami berharap kami membawa kayu
sendiri dari bawah untuk api unggun. Untuk menghangatkan badan mulailah
kami duduk melingkar dan memasak air dengan kompor parafin, lalu
mulailah indulgence dan nasi bungkus beredar. Di sela-sela itu beberapa
grup pendaki melewati camp dan beberapa diantara pendaki tersebut juga
mendirikan tenda di dekat tempat kami.
Menjelang malam dan cukup puas dengan bebodoran membahas
kebodohan-kebodohan selama perjalanan ke atas, kamipun lelah dan tidur
lelap.
Keesokan Paginya
konon menurut salah satu teman yang ikut mendaki, sebut saja namanya
bocun, gunung prau ini memiliki view sunrise yang cukup indah. Keesokan
paginya, kamipun bertanya ke grup lain dan mengkorfimasi tempat yang
dimaksud untuk melihat sunrise tsb. Jarak dari camp kami ke tempat camp
yang dimaksud dalah 15 s.d 30 menitan jalan.
Kami termasuk rombongan yang kurang beruntung karena mendapati
mendung menutupi cahaya matahari (sunrise). salah satu view sunrise
paling bgus inipun terlewat begitu saja. namun demikian view langit
bermendung di gunung prau juga indah.
Pada perjalanan kembali ke camp terlihatlah bukit teletubies yang
dimaksud. ternyata bukit ini memang menyerupai setting film teletubis,
bergunduk-gunduk, besar-kecil, dan juga tinggi-rendah, berselimut
tumbuhan berbunga mungil berwarna putih. bisa klo indonesia mau bikin
teletubies versi sendiri.
Satu yang menjadi syarat mendaki adalah tidak membuang sampah
sembarangan, ini yang kami jaga benar, kami juga menentukan tim pembawa
sampah (trash-man) saat kami pulang, sehingga kami tidak meninggalkan
sampah yang dapat mengotori gunung prau.
Perjalanan Turun
Sekitar pukul 9.00 kami bersiap turun. Perjalanan turun ini akan
melewati jalur yang berbeda dari perjalanan naik. Tujuan dari jalur ini
adalah desa patak banteng.
Ternyata jalur turun ini adalah jalur yang pendek, namun curam / terjal
dan sempit. Beberapa tempat licin karena hujan, beberapa teman
terpeleset berkali-kali dan salah satu memutuskan sandal gunungnya.
Perjalanan turunnya harus hati-hati karena kanan kiri adalah lembah yang
curam. Beruntung kami memutuskan untuk naik lewat dieng dan turun lewat
jalur patak banteng. Menaiki jalur patak banteng memang lebih cepat,
namun lebih melelahkan secara fisik karena terjal. Beberapa grup memilih
jalan ini, mungkin untuk menyingkat waktu.
Demikian, perjalanan turun ditempuh dalam waktu 2 jam-an. Sesampainya
di bawah kami beristirahat dan menikmati carica. oleh-oleh khas dieng.
Perjalanan yang seru dan menarik. Gunung Prau dengan kemanisan bukit teletubies dan viewnya sungguh memikat :).
ini foto yang diambil dari rekan saya wildan
Mari yang ingin ke Gunung Prau atau Wisata Dieng Plateau bisa menghubungi kami, ^_^
Telp. / SMS / SMS 085 643 455 685
BBM 7A722B86
sumber : http://caleudum.com
Tags:
Gunung Prau