KICAK, TAKJIL LEGENDARIS DARI JOGJA
Ada satu kuliner di Yogyakarta yang hanya ada saat bulan puasa seperti ini, namanya Kicak. Namun meski khas Yogyakarta, kuliner ini hanya bisa ditemukan di Pasar Ramadhan Kampung Kauman, karena dari sanalah Kicak ini muncul.
Lahir dari tangan kreatif Mbah Wono, kini kicak sudah berumur puluhan tahun. Makanan ini selalu dicari penggemar setianya yang rela menunggu berbulan-bulan untuk berjumpa kembali dengannya, yaitu saat bulan Ramadha. Meski sebenarnya kicak bisa dibuat sendiri, namun kicak bikinan mbah Wono terasa sangat berbeda dan istimewa.
Cita rasa kicak sangat cocok dengan lidah orang Jogja, manis. Terbuat dari beras ketan yang ditumbuk atau jadah lalu dicampur gula pasir. Jangan lupa diberi beberapa potongan nangka dan dihias daun pandan agar rasa dan aromanya semakin memikat. Untuk perasa gurihnya, disinilah parutan kelapa mengambil perannya.
Porsinya yang tak terlalu besar cocok menjadi menu utama untuk berbuka puasa. Rasanya yang manis bisa menjadi penambah energi setelah berpuasa seharian. Satu porsinya, kicak dibanderol 2000-2500 rupiah saja. Rasanya yang istimewa tak akan membuat anda rugi untuk mencicipinya.
Anda bisa menjajal memasaknya dirumah, bahan-bahannya sangat mudah didapat. Anda cukup menyediakan berasa ketan, gula, garam, pasir, dan daun pandan sebagai bahan utamanya. Jika anda ingin aromanya lebih menggoda, anda bisa tambahkan daun pandan dalam adonannya.
Cara membuatnya pun sangat mudah, pertama gula pasir, garam, daun pandan, vanili dan parutan kelapa menggunakan direbus menggunakan air secukupnya. Setelah tercampur, beras ketan ditambahkan ke dalamnya dan diaduk di atas api kecil hingga ketan menjadi lunak dan air berkurang. Setelah matang, angkat dan taburi kembali dengan parutan kelapa dan potongan kecil daging buah nangka. Jadilah Kicak, takjil legendaris khas Ramadhan dari Yogyakarta.
Sumber ; ensiklopedia indonesia
JOGJA GUMREGAH