Mendaki Carstensz, Kalau Bisa Jangan Lewat Jalur Ini!
Larangan mendaki di kawasan tambang Freeport (Afif/detikTravel)
Timika - Puncak Carstensz di Papua
adalah mimpi bagi para pendaki dunia, dengan ketinggian 4.884 mdpl. Ada
banyak jalur untuk ke sana, tapi kalau bisa jangan sampai lewat jalur
yang satu ini.
Jalur pendakian tersebut adalah jalur tambang PT Freeport Indonesia. Sebagaimana diketahui oleh para pendaki, naik ke Puncak Carstensz lebih dekat dan mudah kalau lewat jalur Freeport dibanding lewat jalur kampung (jalur yang melewati jalan-jalan perkampungan).
Mari kita bandingkan, jalur kampung seperti lewat Sugapa-Ugimba, Soangama, atau Ilaga bisa memakan waktu 4 sampai 7 hari lamanya. Khusus yang Sugapa-Ugimba, merupakan jalur terjauh tapi sangat indah. Ini sudah dibuktikan oleh detikTravel yang tergabung dalam Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 pada Agustus kemarin.
Bagaimana kalau lewat jalur tambang Freeport? Waktu yang dihabiskan hanya hitungan jam! Dari Kota Timika, dua jam naik mobil ke Tembagapura. Lalu, naik trem hanya hitungan menit dan tibalah di Grasberg. Dari sana, naik mobil sekitar 20 menit menuju ke Bali Dam yang merupakan batas akhir wilayah Freeport. Lalu tinggal jalan kaki 2 jam, dan sampailah di Basecamp Danau-danau.
Memang sangat cepat, tapi risikonya juga besar. Jika lewat jalur tambang Freeport, tubuh akan terkena masalah aklimatisasi ketinggian yang parah. Secara mendadak pergi dari ketinggian ratusan mpdl di Timika, lalu mendadak ke 4.000 mdpl bisa berakibat kepala pusing-pusing, muntah sampai pingsan!
"Naiknya cepat begitu, pasti langsung tumbang. Bayangkan saja, dari ketinggian ratusan mdpl langsung naik ke 4.000 mdpl di Basecamp Danau-danau. Harus menyesuaikan diri bisa tiga hari lebihlah di basecamp," ujar ketua tim pemandu Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, Hendricus Mutter.
Berbeda dengan pendaki yang lewat jalur kampung, mereka pelan-pelan menyesuaikan diri dengan ketinggian. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 kemarin, memulai perjalanan dari 2.100 mdpl. Sehingga, badan pelan-pelan mulai terbiasa dengan ketinggian.
Masalah selanjutnya adalah, PT Freeport Indonesia bukan otoritas untuk memberikan akses pendakian ke Puncak Carstensz. Hal tersebut, bisa dilihat pada situs resminya pada bagian 'Corporate Responsibility'. Freeport adalah jalur tambang yang di dalamnya ada prosedur keamanan untuk orang yang berada di kawasan tambang. Freeport bukan jalur pendakian wisata.
Namun kenyataannya, beberapa kali para pendaki bisa melintasi jalur tambang Freeport tersebut. Biasanya, hal itu memang terkait oleh event-event besar seperti 17 Agustus atau dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang sangat ketat.
Di Bali Dam sendiri, daerah di bawah Basecamp Danau-danau, terdapat beberapa plang yang menggambarkan larangan melintasi wilayah Freeport. Terlihat jelas, gambar seorang pendaki dan gunung yang diberi coretan. Apa yang terjadi kalau nekat melintas?
"Ditangkap dan ditaruh di sel dulu sih selama satu hari. Kemudian baru dibebaskan," kata Hendricus.
Lewat jalur tambang Freeport memang lebih murah dan cepat dibanding lewat jalur kampung, yang jauh dan sangat mahal dengan kocek yang mencapai puluhan juta rupiah. Namun, pemerintah belum memberikan regulasi yang jelas terkait jalur pendakian ke Puncak Carstensz. Kondisi kampung-kampung di sana pun juga belum tersentuh oleh pembangunan.
"Sebenarnya lebih enak lewat jalur kampung. Lebih banyak petualangannya, pemandangannya dan pasti pengalamannya. Memang sih lebih mahal, tapi itu esensinya," ujar salah seorang pendaki yang tergabung dalam Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, Ericks Rachmat.
Jalur pendakian tersebut adalah jalur tambang PT Freeport Indonesia. Sebagaimana diketahui oleh para pendaki, naik ke Puncak Carstensz lebih dekat dan mudah kalau lewat jalur Freeport dibanding lewat jalur kampung (jalur yang melewati jalan-jalan perkampungan).
Mari kita bandingkan, jalur kampung seperti lewat Sugapa-Ugimba, Soangama, atau Ilaga bisa memakan waktu 4 sampai 7 hari lamanya. Khusus yang Sugapa-Ugimba, merupakan jalur terjauh tapi sangat indah. Ini sudah dibuktikan oleh detikTravel yang tergabung dalam Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 pada Agustus kemarin.
Bagaimana kalau lewat jalur tambang Freeport? Waktu yang dihabiskan hanya hitungan jam! Dari Kota Timika, dua jam naik mobil ke Tembagapura. Lalu, naik trem hanya hitungan menit dan tibalah di Grasberg. Dari sana, naik mobil sekitar 20 menit menuju ke Bali Dam yang merupakan batas akhir wilayah Freeport. Lalu tinggal jalan kaki 2 jam, dan sampailah di Basecamp Danau-danau.
Memang sangat cepat, tapi risikonya juga besar. Jika lewat jalur tambang Freeport, tubuh akan terkena masalah aklimatisasi ketinggian yang parah. Secara mendadak pergi dari ketinggian ratusan mpdl di Timika, lalu mendadak ke 4.000 mdpl bisa berakibat kepala pusing-pusing, muntah sampai pingsan!
"Naiknya cepat begitu, pasti langsung tumbang. Bayangkan saja, dari ketinggian ratusan mdpl langsung naik ke 4.000 mdpl di Basecamp Danau-danau. Harus menyesuaikan diri bisa tiga hari lebihlah di basecamp," ujar ketua tim pemandu Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, Hendricus Mutter.
Berbeda dengan pendaki yang lewat jalur kampung, mereka pelan-pelan menyesuaikan diri dengan ketinggian. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 kemarin, memulai perjalanan dari 2.100 mdpl. Sehingga, badan pelan-pelan mulai terbiasa dengan ketinggian.
Masalah selanjutnya adalah, PT Freeport Indonesia bukan otoritas untuk memberikan akses pendakian ke Puncak Carstensz. Hal tersebut, bisa dilihat pada situs resminya pada bagian 'Corporate Responsibility'. Freeport adalah jalur tambang yang di dalamnya ada prosedur keamanan untuk orang yang berada di kawasan tambang. Freeport bukan jalur pendakian wisata.
Namun kenyataannya, beberapa kali para pendaki bisa melintasi jalur tambang Freeport tersebut. Biasanya, hal itu memang terkait oleh event-event besar seperti 17 Agustus atau dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang sangat ketat.
Di Bali Dam sendiri, daerah di bawah Basecamp Danau-danau, terdapat beberapa plang yang menggambarkan larangan melintasi wilayah Freeport. Terlihat jelas, gambar seorang pendaki dan gunung yang diberi coretan. Apa yang terjadi kalau nekat melintas?
"Ditangkap dan ditaruh di sel dulu sih selama satu hari. Kemudian baru dibebaskan," kata Hendricus.
Lewat jalur tambang Freeport memang lebih murah dan cepat dibanding lewat jalur kampung, yang jauh dan sangat mahal dengan kocek yang mencapai puluhan juta rupiah. Namun, pemerintah belum memberikan regulasi yang jelas terkait jalur pendakian ke Puncak Carstensz. Kondisi kampung-kampung di sana pun juga belum tersentuh oleh pembangunan.
"Sebenarnya lebih enak lewat jalur kampung. Lebih banyak petualangannya, pemandangannya dan pasti pengalamannya. Memang sih lebih mahal, tapi itu esensinya," ujar salah seorang pendaki yang tergabung dalam Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, Ericks Rachmat.
Tags:
Gunung Jayawijaya