Benteng VOC Kalimo'ok
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Benteng VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Kalimo'ok
adalah salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh BP3
Trowulan Jawa Timur. Benteng ini merupakan satu-satunya bangunan benteng
yang ada di Pulau Madura. Posisi benteng ini berada jauh dari Pelabuhan Kalianget dan juga pusat kota, kira-kira 4 Km dari pelabuhan Kalianget dan 7 Km dari keraton Sumenep, Atau 1 Km dari Bandar Udara Trunojoyo
Sejarah Pembangunan
Sebagai daerah transit dengan bandar terbesar di Pulau Madura,
Perairan Kalianget selalu ramai dilalui kapal-kapal dagang besar yang
akan berlabuh ke perairan Indonesia Timur, membuat pihak kongsi dagang
untuk Hindia Belanda "VOC" kala itu, membangun sistem pengamanan untuk wilayah Sumenep guna menghindari serangan-serangan dari luar.
Tercatat dalam sejarahnya VOC pernah membangun dua buah benteng di
Sumenep, benteng yang pertama dibangun di desa Kalianget barat kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep
namun, pembangunan benteng tersebut kurang sempurna dan lokasinya juga
berada pada tempat yang kurang strategis, sehingga dalam kenyataannya
benteng ini hanya digunakan sebagai gudang perdagangan kala itu. oleh
karena itu bekas benteng tersebut oleh masyarakat sekitar dikenal dengan
sebutan "Loji Kanthang" atau "Jikanthang".
Kemudian pada tahun 1785, VOC membangun lagi sebuah benteng di Dusun Bara’ Lorong Desa Kalimo’ok Kecamatan Kalianget, kira-kira 500 m sebelah utara Kali Marengan.
Ketika tahun 1811 Inggris datang ke Indonesia untuk merebutnya dari
tangan Belanda, sehingga Gouverneur Generaal J. W. Jansen kalah perang
lalu mundur ke Semarang untuk melawan Ingris disana. Pangeran Notonegoro
cepat membantu dengan membawa 1000 orang prajurit barisan keraton,
sesampainya di Semarang tidak jadi berperang karena Belanda menyatakan
takluk pada Ingris dibawah pimpinan Thomas Stamford Bingley Raffles. Oleh Thomas Stamford Bingley Raffles, Pangeran Natanegara disuruh kembali ke Sumenep dengan diiring oleh seorang Kapiten dan 100 orang serdadu Inggris.
Ketika Pangeran Natanegara berada di Semarang, tentara Ingris masuk
ke Sumenep melalui perairan Kalianget, dan disambut perang oleh Patih kerajaan. Ki Mangundireja. Ternyata Ki Mangundireja tewas ditembak tentara Ingris di Loji/benteng tersebut bersama tiga orang menteri kerajaan beserta 70 orang Prajurit.
Kemudian oleh orang Sumenep dibuat ‘parèbhâsan’ / peribahasa :
“jimbrit baceng kamarong kellana marongghi – Ingris ḍateng Kè Mangon
matè è lojhi” artinya Ingris datang Ki Mangun Mati di Loji.
Arsitektur Bangunan
Benteng Kalimo’ok berdiri di atas tanah seluas 15.000 m2, panjang 150
m, lebar 100 m dengan tinggi tembok kurang lebih 3 m dalam kondisi saat
ini rusak dan tidak terawat. Benteng Sumenep mempunyai area persegi
dengan empat bastion dengan lebar 5 meter. Pada setiap sudutnya selain
itu di benteng ini juga diasramakan sekitar 25 – 30 tentara di bawah
pimpinan seorang Letnan. Benteng Kalimo’ok Sumenep dibangun dari bata dengan dua pintu masuk, masing-masing ada di sisi utara dan sisi selatan.
Selain itu juga sekitar 300 meter sebelah barat dari benteng ini juga
ada sebuah pemakaman orang-orang Belanda / Kherkoop. Sayang, kondisinya
sama tidak terawatnya dengan konsisi benteng saat ini.
Referensi
- Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
- Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep
|