Kabupaten Pamekasan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kabupaten Pamekasan Moto: Jawa Madu Ganda Magesti Tunggal Madura Mekkas Jatna Paksa Jenneng Dibbi |
|
Peta lokasi Kabupaten Pamekasan Koordinat: 6°51–7°31 LS dan 113°19–113°58 BT |
|
Provinsi | Jawa Timur |
Ibu kota | Pamekasan |
Pemerintahan | |
- Bupati | Drs. H. Achmad Syafii Yasin, M.Si. |
- Wakil Bupati | Drs. H. Kholil Asy'ari |
- DAU | Rp. 702.610.217.000.-(2013)[1] |
Luas | 732,85 km2 |
Populasi | |
- Total | 818.662 jiwa |
- Kepadatan | 1.117,09 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0324 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 13 |
- Kelurahan | 178 desa dan 11 kelurahan |
- Situs web | http://www.pamekasankab.go.id/ |
Kabupaten Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas 178 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahannya ada di Kecamatan Pamekasan.
Daftar isi
- 1 Sejarah Kabupaten Pamekasan
- 2 Keadaan umum geografis
- 3 Pembagian Administrasi Pemerintahan
- 4 Tokoh dari Pamekasan
- 5 Prestasi di dunia Pendidikan
- 6 Lembaga Pendidikan
- 7 Pesantren
- 8 Olahraga
- 9 Seni Budaya
- 10 Tempat-tempat wisata
- 11 Even wisata
- 12 Hotel Di Pamekasan
- 13 Monumen
- 14 Referensi
- 15 Pranala luar
Sejarah Kabupaten Pamekasan
Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru
diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah
tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai
merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Jauh sebelum
munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan.
Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh raja Kertanegara.
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang.
Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika
Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras.
Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan
pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu
juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan
bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan
dan bagaimana keberadaannya.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad ke-15, tidak dapat
disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu
pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai
merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah
kegelapan Majapahit tentu tidak bisa dipungkiri tentang kemiskinan data
sejarah karena di Majapahit sendiri telah sibuk dengan upaya
mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang sangat besar, apalagi
saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu
Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra. Sedangkan pada
kehidupan masyarakat Madura sendiri, nampaknya lebih berkembang sastra
lisan dibandingkan dengan sastra tulis Graaf (2001) menulis bahwa orang
Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai
raja-raja pribumi pada zaman pra-islam.
Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah
pemerintahan Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh
penulis Belanda sehingga banyak menggunakan Bahasa Belanda dan kemudian
mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti
Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis
lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar
atau Layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih
banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya,
termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran
agama bagi masyarakat luas.
Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh
kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura,
terlebih lagi ketika Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan
pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja
Pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan
Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan
jalan Se Jimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan
mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum
bisa diketemukan adanya inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs
peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat
pertama kali ia memerintah Pamekasan.
Bahkan zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak
berkembangnya legenda kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati
yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya
melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena
dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota
Pamekasan.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik
terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis
pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam
beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah
adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak
dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan
Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigeaud tentang
kerajaan Islam pertama di Jawa dan Benda tentang Matahari Terbit dan
Bulan Sabit, termasuk juga beberapa karya penelitian lainnya yang
menceritakan sejarah Madura. Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang
lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang
didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari
segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari
masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat
(Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang
sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan
menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir
pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda inilah, nampaknya Pamekasan
untuk perkembangan politik nasional tidak menguntungkan, tetapi disisi
lain, para penguasa Pamekasan seperti diibaratkan pada pepatah Buppa’,
Babu’, Guru, Rato telah banyak dimanfaatkan oleh pemerintahan Kolonial
untuk kerentanan politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa
Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa
pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial
dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan
ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa,
khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa
perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak
hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Walaupun sisi lain, seperti yang
ditulis oleh peneliti Belanda masa Hindia Belanda telah menyebabkan
terbukanya Madura dengan dunia luar yang menyebabkan orang-orang kecil
mengetahui system komersialisasi dan industrialisasi yang sangat
bermanfaat untuk gerakan-gerakan politik masa berikutnya dan muncul
kesadaran kebangsaan, masa Hindia Belanda telah menorehkan sejarah
tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa
asing. Memberlakukan dan perlindungan terhadap system apanage telah
membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hak-haknya
secara bebas.
Begitu juga ketika politik etis diberlakukan, rakyat Madura telah
diperkenalkan akan pentingnya pendidikan dan industri, tetapi disisi
lain, keuntungan politik etis yang dinikmati oleh rakyat Madura termasuk
Pamekasan harus ditebus dengan hancurnya ekologi Madura secara
berkepanjangan, atau sedikitnya sampai masa pemulihan keadaan yang
dipelopori oleh Residen R. Soenarto Hadiwidjojo. Bahwa pencabutan hak
apanage yang diberikan kepada para bangsawan dan raja-raja Madura telah
mengarah kepada kehancuran prestise pemegangnya yang selama beberapa
abad disandangnya.
Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis
berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup
penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di
negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak
tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian bergabung dengan partai-partai
politik nasional yang mulai bangkit seperti Sarikat Islam dan Nahdatul
Ulama diakui sebagai tokoh nasional. Kita mengenal Tabrani, sebagai
pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mulai
dihembuskan pada saat terjadinya Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926,
namun terjadi perselisihan faham dengan tokoh nasional lainnya di
kongres tersebut. Pada Kongres Pemuda kedua tahun 1928 antara Tabrani
dengan tokoh lainnya seperti Mohammad Yamin sudah tidak lagi bersilang
pendapat.
Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik secara
perorangan ataupun melalui partai-partai politik yang bermunculan pada
saat itu, ditambah dengan kejadian-kejadian historis sekitar persiapan
kemerdekaan yang kemudian disusul dengan tragedi-tragedi pada zaman
pendudukan Jepang ternyata mampu mendorong semakin kuatnya kesadaran
para tokoh Pamekasan akan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang kemudian bahwa sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan
tidak bisa menerima terbentuknya negara Madura sebagai salah satu upaya
Pemerintahan Kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Melihat dari sedikitnya, bahkan hampir tidak ada sama sekali prasasti
maupun inskripsi sebagai sumber penulisan ini, maka data-data ataupun
fakta yang digunakan untuk menganalisis peristiwa yang terjadi tetap
diupayakan menggunakan data-data sekunder berupa buku-buku sejarah
ataupun Layang Madura yang diperkirakan memiliki kaitan peristiwa dengan
kejadian sejarah yang ada. Selain itu diupayakan menggunakan data
primer dari beberapa informan kunci yaitu para sesepuh Pamekasan.
Keadaan umum geografis
- Letak Daerah : 113019' - 113058' BT | 6051' - 7031' LS
- Batas Daerah :
- Utara : Laut Jawa
- Selatan : Selat Madura
- Barat : : Kabupaten Sampang
- Timur : Kabupaten Sumenep
- Ketinggian Dari Permukaan Laut
- Tertinggi : 350 m
- Terendah : 6 m
Pembagian Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan, 11 kelurahan dan 178 desa. Kecamatan-Kecamatan di kabupaten ini yaitu:
- Kecamatan Waru
- Kecamatan Pakong
- Kecamatan Batu Marmar
- Kecamatan Galis
- Kecamatan Kadur
- Kecamatan Larangan
- Kecamatan Pademawu
- Kecamatan Palengaan
- Kecamatan Pamekasan
- Kecamatan Pasean
- Kecamatan Pegantenan
- Kecamatan Proppo
- Kecamatan Tlanakan
Tokoh dari Pamekasan
- Hadi Purnomo, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2009-2014
- Didik J. Rachbini, Ketua PAN
- Wardiman Djojonegoro. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1993 hingga tahun 1998
- R. Hartono. Menjabat sebagai Gubernur Lemhanas periode 1994 - 1995.
- Rendra Kresna. Bupati Malang 2010 - 2015
- Amin Said Husni. Bupati Bondowoso 2008-2013 dan 2013-2018
Prestasi di dunia Pendidikan
- Medali Emas Kejuaraan Dunia Fisika Internasional 2006 oleh Andy Octavian Latief
- Medali Emas Olimpiade Fisika tingkat dunia ke-41 2010 oleh Shohibul Maromi
- Medali Emas International Mathematical Contest The Clock Tower School 14th Edition” 2011 oleh Alyssa Diva Mustika
- Medali Emas atau Juara pertama TANFIDZ ALQUR’AN Internasional Di Mesir oleh Salim Ghazali
- Medali Perunggu asean physic olimpiade(AphO)di Bangkok 2009 Ali Ichsanul Qauli dan M.Shohibul Maromi
- Medali Perunggu kompetisi Matematika Dasar Internasional di INDIA 2011 oleh YAMIN
- 5 Medali Perunggu olimpiade matematika internasional World Mathematics Invitational Korea Selatan, 2013 oleh Beauty Valen Fajri, Bintang Alethea Nagara,Prima Sultan Hudiyanto Muhammad Salman Al Farisi dan Moh. Amiril Haq.
- Penghargaan khusus dalam ajang Olimpiade Fisika tingkat Asia 2013 oleh Fidiya Maulida
- Serta Sederet Prestasi membanggakan di level regional, nasional dan internasional
Lembaga Pendidikan
Selain dikenal Kota Batik dan Gerbang Salam. Kabupaten Pamekasan juga dinobatkan sebagai Kabupaten Pendidikan dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan mulai dari Tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Predikat Kabupaten Pamekasan sudah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh
pada akhir tahun 2012 lalu, sejak saat itulah Kabupaten pamekasan
secara resmi mendeklarasikan diri menjadi kabupaten Pendidikan.
Predikat kabupaten Pendidikan tentu bukan hanya sekedar predikat,
akan tetapi hal itu diraih atas keberhasilan kabupaten pamekasan dalam
menggalakkan pendidikan, sehingga dari tahun ke tahun terus bertabur
prestasi baik dari tingkat local, regional, hingga internasional.
Perguruan Tinggi
- STAI Al-Khairat Pamekasan
- STAIN Pamekasan
- Akademi Keperawatan Pamekasan
- UIM (Universitas Islam Madura)
- Universitas Madura (UNIRA)
- STAI Miftahul Ulum
- Yayasan An-Nasyiin
- Al-Falah Sumber Gayam
Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat
- MA Mambaul Ulum Bata-Bata
- SMK Mambaul Ulum Bata-Bata
- MA Darul Ulum 1 Banyu Anyar Pamekasan
- SMAN 1 Pakong Pamekasan
- MA. Sumber Bungur Pakong Pamekasan
- MA. Sabilul Muttaqien Budangan Pademawu Pamekasan
- SMAN 1 Waru
- SMAN 1 Pamekasan
- SMAN 2 Pamekasan
- SMAN 3 Pamekasan
- SMAN 4 Pamekasan
- SMAN 1 Galis Pamekasan
- SMAN 5 Pamekasan
- SMAN 1 Pademawu
- MAN Pamekasan
- MAN Jucangcang Pamekasan
- SMA Muhammadiyah
- MA Miftahul Ulum Panyepen
- MA Sirojut Tholibin Palengaan
- MA Nurul Ulum Palengaan
- MA Nurul Istiqlal Palengaan
- MA Az-Zubair Sumber Anyar
- SMK Al-Miftah Panyepen
- SMA SSN AL-Miftah Panyepen
- MA Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
- SMK (SMA Islam) Mambaul Ulum Tlagah Pegantenan Pamekasan
- SMK AL-Muarraf padukoan bicorong pakong pamekasan
- SMK Nahdlatun Nasyiin, Legung Bungbaruh, Kadur
- MA Al-Falah Sumber Gayam, Kadur.
- MA Ummul Quro Plakpak Pegantenan
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat
- Mts Mambaul Ulum Bata-Bata
- Mts Sabilul Muttaqien Budangan Pademawu Pamekasan
- Mts Az-Zubair Sumber Anyar
- MTS Darul Ulum 1 Banyu Anyar Pamekasan
- MTsN Model Sumber Bungur Pamekasan 3
- SMPN 1 Pamekasan
- SMPN 2 Pamekasan
- SMPN 3 Pamekasan
- SMPN 4 Pamekasan
- SMPN 5 Pamekasan
- SMPN 6 Pamekasan
- SMPN 7 Pamekasan
- SMPN 8 Pamekasan
- SMPN 1 Palengaan
- SMPN 2 Palengaan
- SMPN 1 Larangan
- SMPN 2 Larangan
- SMP Nurul Istiqlal Palengaan Daya
- SMP Islam Darul Karomah Larangan Luar
- MTsN Parteker Pamekasan
- MTsN Pademawu 1 Pamekasan
- MTs Sirojut Tholibin Palengaan
- SMP Muhammadiyah
- SMP SSN Mandiri AL-Miftah Terpadu Panyepen
- MTs. Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
- MTs. Miftahul Ulum Panyepen
- MTS. Darul Ulum 2 Waru Pamekasan
- SMP Islam Mambaul Ulum Tlagah Pegantenan Pamekasan
- SMP.Al-Muarraf padukoan bicorong pakong pamekasan
- Mts Nahdlatun Nasyiin, Legung Bungbaruh Kadur
- MTs Ummul Quro Plakpak Pegantenan
Pesantren
- Pondok Pesantren Al-Falah Dempo Barat Pasean
- Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar
- Pondok Pesantren Sumber Bungur Pakong Pamekasan
- Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
- Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
- Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet
- Pondok Pesantern An-Nasyiin Grujugan
- Pondok pesantren Al-Miftah Panyepen
- Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam Kadur
- Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sumber Jati
- Pondok Pesantren Tahfidzil Qur'an Bangkes
- Pondok Pesantren Miftahul Khoir Cenlecen Pakong
- Pondok Pesantren Ummul Quro As-suyuty Plakpak
- Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Taman Sari
- Pondok Pesantren Nurul Ulum Karang Manggis
- Pondok Pesantren Darul Karomah Larangan Luar
- Pondok Pesantren Al-islah Beringin
- Pondok Pesentren Al mujtama' Plak Pak
- Pondok Pesentren As Salafiyah Sumber Duko Pakong
- Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengngaan
- Pondok Pesantren Al Hamidy Tlagah Pegantenan Pamekasan
- Pondok pesantren MIFTAHUL ULUM Padukoan bicorong pakong pamekasan
- Pondok pesantren SUMBER ANYAR Larangan Tokol Tlanakan Pamekasan
- Pondok pesantren AT TAUFIQ Jungcangcang Pamekasan
Olahraga
Selain Karapan Sapi sebagai olahraga Tradisional Madura yang
perhelatan finalnya ditempatkan di Kabupaten Pamekasan. Pamekasan juga
sedang naik daun dalam dunia Sepak Bola. Saat ini PERSEPAM (Madura
United) klub Sepak Bola asal Pamekasan naik daun dengan masuknya di
devisi utama sejak kompetisi 2012/2013 dalam Indonesia Super League
(ISL)info lebih lengkap seilahkan cek http://kabarpmu.com
Seni Budaya
Tradisi
Pertunjukan
- tari Pecot
- tari samper nyecceng
- tari dhanggak
- tari rondhing
- tari mekar sareh
- tari sekar kedaton
- tari topeng gethak
- tari Samman
- gamelan tabuan kenek
- remo mekassan
- sronin
- ol-dhaol
Kriya
Permainan rakyat
- Karapan Sapi Pasangan sapi jantan
- Kontes Sapi Sonok Pasangan sapi betina
- Kontes Ayam Ketawa
Kuliner
- Sate Kambing Pamekasan
- Sate Lalat atau Sate Laler(sate dengan ukuran daging yang kecil)
- Rujak Cingur
- Rawon
- Soto Pamekasan
- minuman Ta’al/Legen/Siwalan
- Krepek Tangguk
- Krepek Tette
- Kaldu Kokot
Tempat-tempat wisata
- Pantai Talang Siring, Kecamatan Montok
- Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu
- Pantai Batu Kerbuy
- Api tak kunjung padam / Jhengkah
- Makam Batuampar
- Makam Kyai Ratoh Sumber Anyar
- Vihara Avalokitesara
- Situs Pangeran Rangga Sukawati
- Candi Burung, Kecamatan Proppo
- Museum Daerah
- Pasar Batik Joko Tole
- Pasar 17 Agustus
- Campor Lorjuk Jumiang
Even wisata
Hotel Di Pamekasan
- Madinah
- Garuda
- Ramayana
- Pkpri
- Trunojoyo
- New Ramayana
- Putri
- Purnama
- Edo Hotel
- Malindo
- Madura Indah
- Home Stay Asri
- Losmen Varia
Monumen
- Monumen Arek Lancor, Pamekasan
- Monumen Proklamasi, Pamekasan
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
Pranala luar
- (Inggris) Tempat wisata di Pamekasan
- (Indonesia) Berita Seputar Madura Terkini
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Pamekasan
- (Inggris) Madura Island for Travellers
- (Indonesia) Alamat Hotel di Pamekasan
- (Indonesia) Alamat Hotel di Pamekasan
- (Indonesia) Tempo
- (Indonesia) Pamekasan
|
|