Wahyu Martien : ”Sudah Bayar kan, Yuk Buang Sampah di Semeru”
FORUMHIJAU.COM – Mengelus dada saat membaca pernyataan dari salah satu Pendaki Gunung Semeru yang tak beretika ini.
Kelestarian alam di area pegunungan tercemar oleh kelakuan segelintir
pendaki. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan membuat kondisi alam
semakin memprihatinkan.
Upaya untuk mengampanyekan kebersihan mulai marak disuarakan komunitas lingkungan.
Berbeda dari upaya melestarikan gunung, pernyataan dari salah satu pengguna Facebook ini justru memprihatinkan.
Seakan membela diri, pemilik akun bernama Wahyu Martien ini malah
mengeluh uang masuk yang mahal serta tak mau disalahkan soal buang
sampah sembarangan.
“Ticket ke Semeru per harinya Rp 22.500 x 500 orang per hari. Pendapatan bersih Rp 11.250.000 per hari. Berapa banyak uang yang didapatkan petugas setiap hari. JADI JANGAN SALAHKAN kita kalau ke sana BUANG sampah sembarangan di sana. Karena kita bayar ongkos PETUGAS KEBERSIHANNYA MAHAL. Belum lagi di Perdaya naik jeb nya yang MAHAL @Semeru,” demikian dikutip dari akun Wahyu Martien, Jumat (5/6).
Entah apa yang membuat dia berpikir seperti ini. Pantas saja Gunung
Semeru semakin hari semakin rusak saja alamnya. Ternyata rata-rata yang
mendaki kesana berpikir seperti ini. Ini bukkan pendaki gunung namanya,
ini hanya seorang anak muda yang mencari foto di alam untuk kepentingan
pamer di sosial media.
Kalau harga tiket masuk mahal saja buang sampah seenaknya apalagi
jika tiket masuknya murah Gunung Semeru dahulu adalah gunung yang sangat
asri dan minim sampah, sampai akhirnya sebuah film sampah di penghujung
2012 bisa membuat pengunjung gunung tersebut membludak.
Ketika pengunjung sudah membludak, kita sudah tidak bisa menyortir
lagi apakah pendaki tersebut benar-benar bisa menjaga kelestarian alam
atau tidak. Kerusakan Gunung Semeru bisa terlihat dari awal kita
mendaki.
Di desa Ranu Pane dahulu terdapat danau yang indah dan luas, namun
sekarang sudah agak menyempit karena dipakai tempat parkiran truk yang
disewa pendaki.
Kemudian danau Ranu Kumbolo yang terkenal akhir-akhir ini, dahulu
airnya dapat dikonsumsi, namun sekarang saya meragukan kebersihannya
sebab sudah banyak pendaki yang mencuci peralatan masak dengan sabun
atau deterjen.
Sampah menumpuk disekitar danau Ranu Kumbolo. Belum lagi yang
tercecer disepanjang jalur pendakian. Sampah biasanya menumpuk di
tempat-tempat camping.
[ www.forumhijau.com | FHI ]
lantas,,
masih layak kah kita mendaki Gunung jika masih meninggalkan Sampah ??
Tags:
Konservasi