Por Bajin, Pulau Misterius dan Jarang Tersentuh Peradaban
Rabu, 15 April 2015 | 16:07 WIB
Sebuah pulau kecil dan terpencil menyajikan pemandangan yang
membingungkan. Pulau misterius di Siberia yang nyaris tidak tersentuh
peradaban ini dikenal sebagai Por Bajin atau Por-Bazhyn.
Terletak di antara dua wilayah Siberia, Sayan dan Altai, serta dekat dengan perbatasan Mongolia, kawasan berisi reruntuhan bangunan-bangunan kuno ini benar-benar belum bisa terjelaskan apa dan siapa yang membuatnya.
Meski pada pandangan pertama terlihat seperti benteng dengan dinding yang menjulang dan barisan bangunan yang rapi, kita masih akan merasa bingung ketika melihatnya lebih dekat.
Awalnya, para ahli percaya struktur reruntuhan berusia 1.300 tahun itu merupakan istana musim panas. Namun, itu baru sebatas asumsi karena belum ada yang mampu membuktikannya.
Meskipun telah dieksplorasi sejak 1891, misteri keberadaan situs ini baru sedikit terkuak pada 2007. Ketika itu, para ahli menemukan adanya pengaruh budaya Tiongkok di Por Bajin. Hal itu merujuk pada penggunaan genteng tertentu serta metode bangunan yang dekat dengan peradaban China kuno.
The Por-Bajin Cultural Foundation, situs resmi untuk kompleks reruntuhan ini, memberi pernyataan sekaligus pertanyaan, "Nampaknya Por Bajin dibangun pada periode Uighur Khaganate (744-840). Namun, belum jelas apa tujuan mereka membangun benteng di tempat terpencil yang jauh dari pemukiman besar atau pun rute perdagangan."
Belum jelas juga apakah Por-Bajin merupakan benteng pertahanan, kuil umat Buddha, atau sekadar tempat tinggal musim panas. Bahkan ada versi yang menyatakan adanya observatorium kuno di dalamnya. Arsitekturnya yang menyerupai benteng juga tetap menghasilkan banyak pertanyaan.
Tujuan dari dibangunnya Por Bajin bukan satu-satunya misteri. Siapa yang membangunnya serta mengapa wilayah tersebut ditinggalkan (karena tidak ada bukti penyerangan) tetap membuat Por Bajin menjadi pulau misterius di Siberia yang nyaris tidak tersentuh peradaban modern.(Ade Sulaeman)
Editor | : Tri Wahono |
Sumber | : National Geographic Indonesia |
Tags:
Berbagi Informasi