Peringatan 200 Tahun Letusan Tambora, Letusan Yang Mengubah Dunia
Saat ini, tengah berlangsung
peringatan 200 tahun Letusan Gunung Tambora. Letusan yang 200 tahun lalu
mengubah wajah dan sejarah dunia
Letusan Terbesar Yang Pernah Dicatat Sejarah Manusia
200 Tahun yang lalu pada 11 April, Gunung
Tambora meletus, meluluhlantakkan suku-suku yang tinggal di sekitarnya,
menurunkan suhu di Bumi hingga beberapa derajat, dan menyebabkan wabah
penyakit di seluruh dunia.
Letusan Tambora menjadi letusan paling
dahsyat yang terekam sejarah manusia; lebih dahsyat dari letusan
Krakatau; dan 20 kali lipat lebih mengerikan daripada letusan Gunung
Vesuvius di Italia, yang menghapus kota Pompeii selama-lamanya dari peta
dunia. Jika letusan itu terjadi saat ini, dampak kepada dunia akan
lebih buruk lagi.
Menurut Gillen D’Arcy Wood, sejarawan
lingkungan dari University of Illinois, saat ini kita memang memiliki
kemampuan bertahan hidup yang lebih baik dengan teknologi, transportasi,
pangan, dan infrastruktur yang jauh lebih modern daripada pada tahun
1800 an. Namun, Bumi semakin sesak dengan 7 Milyar penduduknya dengan
jalur perdagangan yang semakin rumit. Satu bangsa bergantung dengan
bangsa lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Ingat apa yang terjadi dengan penerbangan
di langit Eropa ketika Gunung Eyjafjallajokull meletus di Islandia?
Padahal letusan gunung ini hanya kecil saja dibandingkan Tambora.
“Ketika Tambora meletus, sekitar 71.000 sampai 121.000 korban jatuh,
dengan jumlah penduduk dunia yang semakin besar, perlu dikhawatirkan
bahwa manusia yang akan berada dalam bahaya menjadi lebih besar lagi” ,
kata Janine Kripper, vulkanologis dari University of Pittsburgh.
Dari Panas Menjadi Dingin
Kematian yang disebabkan Tambora banyak
terjadi karena paparan hawa panas, gas, abu, dan material vulkanik.
Paparan hawa panas ini menghancurkan kehidupan sejauh 25 Km dari Gunung
Tambora. Bahkan bukti keberadaan mereka saat ini hanya bisa dipelajari
dari artefak yang terkubur, tulang belulang yang berubah menjadi arang
karena panas, dan hilangnya bahasa daerah setempat.
Selain dampak langsung, terdapat pula
dampak tidak langsung seperti tsunami, kelaparan, penyakit seperti tipus,
hujan yang tidak berhenti, dan daya tahan tubuh yang semakin lemah.
“Sejarah juga mencatat terjadi pendinginan di seantero Bumi sekitar dua
hingga tiga tahun lamanya”, jelas Haraldur Sigurdsson, vulkanologis dari
University of Rhode Island.
Baca Juga : Fakta Dibalik Kenapa Kita Harus Menghabiskan Uang Untuk Membeli Pengalaman, Bukan Barang
Bertahan Hidup
Akibat letusan Tambora, iklim dunia mengalami perubahan yang menyebabkan gagal panen.
Kerusuhan besar melanda Eropa karena
makanan semakin langka. Karena wabah kelaparan yang sangat dahsyat,di
Swiss , para ibu membunuh bayinya daripada melihat mereka kelaparan.
Ibu-ibu ini akhirnya dihukum atas perbuatannya.
Bahkan dengan Teknologi kita saat ini,
kita tidak dapat berbuat banyak untuk menghadapi letusan Tambora, kita
hanya bisa pasrah menghadapi dampaknya (Giilen D’Arcy Wood, Sejarawan
University of Illinois)
Ilmu pengetahuan modern sampai saat ini
belum bisa memperidiksi, kapan letusan seperti itu akan terjadi lagi.
Masih banyak riset yang harus dilakukan, dan masih banyak hal yang harus
dipelajari..
Letusan dahsyat sebelumnya juga pernah terjadi di kawasan Nusantara,
yaitu letusan Toba. Beruntung letusan ini terjadi pada jaman purbakala..
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan cara bersahabat dengan Alam
Mengenang letusan Tambora, 11 April 1815
Gunung Tambora, Pulau Sumbawa Indonesia
Letusan Terakhir : Start, 10 April 1815 – Erupt, 17 April 1815.
Muntahkan Magma : 100 km³.
Lepasan abu (kubik) : 400 km³ debu ke angkasa.
Tinggi abu : 44 km dari permukaan tanah.
Lontaran abu : 1300km.
Radius suara letusan : 2600 km
Endapan aliran piroklastik : 7-20m
Tsunami sepanjang pantai : sejauh 1200km, tinggi 1-4m, di Maluku Tsunami hingga 2 meter
Korban letusan langsung : 117.000 korban jiwa.
Kerajaan yang lenyap akibat letusan: Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar.
Letusan Terakhir : Start, 10 April 1815 – Erupt, 17 April 1815.
Muntahkan Magma : 100 km³.
Lepasan abu (kubik) : 400 km³ debu ke angkasa.
Tinggi abu : 44 km dari permukaan tanah.
Lontaran abu : 1300km.
Radius suara letusan : 2600 km
Endapan aliran piroklastik : 7-20m
Tsunami sepanjang pantai : sejauh 1200km, tinggi 1-4m, di Maluku Tsunami hingga 2 meter
Korban letusan langsung : 117.000 korban jiwa.
Kerajaan yang lenyap akibat letusan: Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar.
Sumber : indocropcircles.wordpress.com
Diterjemahkan dari Volcanic Eruption That Changed World Marks 200th Anniversary , National Geographic
sumber : http://jejakku.co