Pendakian Sindoro Dievaluasi
Cuaca Ekstrem, Badai dan Kabut
10 April 2015 1:10 WIB
Category: SmCetak, Suara Kedu
TEMANGGUNG- Camat Kledung, Kabupaten Temanggung, Joko Prasetyo mengatakan, paska hilangnya Zaenuri Ahmad (20), pendakian di Gunung Sindoro akan dievaluasi.
Terlebih selama ini pendakian di gunung ini tergolong padat. Menurut
dia, Gunung Sindoro setiap tahun didaki 10.000 sampai 15.000 orang.
Kalau pas musim libur atau akhir pekan bisa 700 sampai 1.000 orang
pendaki.
Banyaknya pendaki tentu memiliki implikasi positif maupun negatif,
sehingga perlu diadakan evaluasi. “Adanya korban (pendaki hilang-red),
pendakian akan dievaluasi. Sekarang telah terjadi pergeseran orang naik
gunung, kalau dulu pecinta alam, sekarang jadi wisata alam. Semua orang
berhak mengatakan, saya mau naik gunung, tapi banyak yang mengabaikan
unsur standar keamanan,” ujarnya kemarin. Dikatakan, paska kejadian
hilangnya Zaenuri Ahmad, sampai saat ini Sindoro masih ditutup untuk
pendakian umum. Selanjutnya, akan dibuka setelah ada evaluasi melibatkan
berbagai unsur, seperti pecinta alam, dan pemeritah daerah. Pencarian
terhadap Zaenuri sendiri sampai saat ini masih nihil.
Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono mengimbau agar di beberapa pekan
ke depan ini jangan melakukan pendakian gunung terlebih dahulu, karena
masih masuk musim penghujan. Pasalnya, sangat berbahaya bagi jiwa
pendaki.“Kami menyarankan agar pada musim hujan seperti ini jangan
mendaki gunung terlebih dahulu.
Bisa ditunda sampai musim kemarau agar semua bisa aman,” ujarnya.
Menurut dia, selain sulitnya medan pendakian faktor cuaca juga menjadi
prioritas yang harus diperhatikan. Lalu perlengkapan sebagai SOP
pendakian tidak boleh diabaikan. Bagi pendaki pemula disarankan untuk
melibatkan pendaki berpengalaman.
Selama tahun ini sedikitnya ada beberapa kasus menonjol orang hilang
atau tersesat di gunung, yakni yang menimpa tiga pendaki Gunung Slamet
beberapa waktu lalu. Kemudian terbaru hilangnya Zaenuri Ahmad (20),
mahasiswa UIN Yogyakarta di Gunung Sindoro Temanggung.
Khusus di Gunung Sindoro kasus menonjol selain hilangnya Zaenuri
Ahmad, juga tewasnya dua pendaki asal Kabupaten Wonosobo Mufaikin dan
Mudliul Fuad pada malam pergantian tahun 2012 ke tahun 2013. Dua remaja
ini tewas setelah menghirup gas beracun atau asap sulfatara di kawasan
puncak kawah Jalatunda. (K41-32)