Curug Setawing Jonggrangan Saat Musim Penghujan
Penghujung tahun 2014 di bulan
Desember yang memasuki musim penghujan memberikan jawaban kapan
berakhirnya musim kemarau panjang. Hampir setiap hari hujan menjadikan
beberapa sumber air kini seolah sehabis disuntik bor. Tak terkecuali
gemuruh suara air terjun yang hanya jatuh di musim penghujan. Seperti
halnya Curug Setawing di daerah Jonggrangan Kulonprogo. Curug Setawing ini lagi ramai dibicarakan di dunia maya. Berawal dari singgih yang ngiming-ngimingi gambar curug tersebut dan mengajak untuk melihat lebih dekat.
Curug Setawing ini berada didaerah Jonggrangan, Girimulyo, Kulonprogo.
Akses ke tempat lokasi ini dapat dituju melalui perempatan Kentheng
(tugu jogja kebarat terus, melewati jalan godean, perempatan kalau ke
utara ke arah Nanggulan) ke barat, melewati tanjakan girimulyo sampai di
Pasar Jongrangan. Nah ketika sudah memasuki area pasar Jonggrangan,
masuk gang kecil yang bergapura bambu disamping pasar Jonggrangan. Kalau
binggung ya tanya warga saja. Ikuti jalan cor blok masuk gang tadi,
nanti sampai pada ujung rumah/warung yang lagi baru dibuka (efek curug
setawing yang akhir-akhir ini dikunjungi).
Rute dari Tugu Jogja melewati Jalan Godean |
Rute lain untuk dapat ke daerah Jonggrangan adalah dengan melewati embung Kleco
terlebih dahulu. Maklum saja, karena perjalanan ini sepaket dengan
menyinggahi embung Kleco yang berada di daerah Ngesong terlebih dahulu.
Jika menyinggahi embung kleco terlebih dahulu, untuk dapat ke curug
Setawing ini pas persimpangan jalan masuk ke embung tadi belok kiri
saja/arah jalan naik. Ikuti jalan aspal, nanti akan melewati TK PGRI
Ngesong, kemudian melewati Pedukuhan Karanggede Beteng dan sampai di
pertigaan Pasar Jonggrangan. Oya.. Kalau lewat jalan ini bisa kok mampir
ke Curug Grojogan Sewu di daerah Beteng, siapa tau bisa ketemu si yuan dan oki yang mengantarkan kami ke dasar curug setahun yang lalu.
Jalan tembusan dari embung Kleco, sudah masuk pasar Jonggrangan |
Nah kembali ke perjalanan, saat kami masuk gang di pasar Jonggrangan,
kami berpapasan denga Pak Mukhalim. Kebetulan beliau mau ke sawah
disekitar Curug tersebut, akhirnya dipersilahkan membonceng singgih
sekalian.
Papan petunjuk seadanya |
Setelah sampai diparkiran, dan mengisi retribusi/parkir seiklhasnya kami
diantar oleh Pak Mukhalim tadi sampai di dasar Curug Setawing. Sekitar
berjalan 110 meter dari tempat parkiran, kami sampai di lokasi dasar air
terjun Setawing.
Belum ada yang nariki, hanya mengisi dana parkir seikhlasnya |
Sembari menikmati air terjun, saya jagongan dengan Pak Mukhalim
tadi. Beliau bilang kalau air terjun tersebut sebenarnya sudah lama ada,
tapi warga sekitar belum berani memperkenalkan karena curug tersebut
debit airnya hanya musiman.
Air dari curug digunakan untuk irigasi sawah warga setempat |
Inilah Curug Setawing |
Sembari kami bermain air, Pak Mukhalim setia menunggui kami sambil nglinthing ududnya. Layaknya kami ini anaknya, memberitahu dan sesekali mengarahkan untuk tempat yang bagus untuk berfoto.
Pose andalan hehe |
Setelah dirasa klebes pakaian yang kami kenakan, kami mohon pamit
kepada Pak Mukhalim. Terimakasih Pak Mukhalim, semoga diberikan
kesehatan dan umur panjang. Dan Kami pun meninggalkan Jonggrangan dengan
mendung yang menjadi kekhawatiran kehujanan dijalan.
Sumber : http://rdsaputro.blogspot.com