Wisata Sejarah Candi Sukuh di Karanganyar, Solo
Candi Sukuh
terletak di lereng kaki gunung lawu pada ketinggian 1.186 mdpl dan pada
koordinat 07’37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111’07, 52’65” Bujur
Barat Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Propinsi
Jawa Tengah. Kalau dari Solo sih paling 36 km dan kalau dari karanganyar
hanya 20 meter. Candi ini merupakan sebuah kompleks candi agama Hindu
karena di area candi banyak ditemukan obyek-obyek yang dijadikan
berhala, yaitu obyek pujaan lingga dan yoni. Pertama kali pada masa
Britania Raya di tanah Jawa tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta.
Arsitektur bangunan yang ada di Candi Sukuh
sederhana dan berkesan. Bentuk bangunan candi sukuh mirip dengan
peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru.
Hal tersebut mengingatkan kita juga pada peninggalan di Mesir, yaitu
bentuk piramida.
Para
tourist yang berkunjung pertama kali dan memasuki pintu utama area
candi yaitu lewat gapura yang paling besar akan melihat bentuk
arsitekturkhas yang disusun tegak lurus namun agak miring. Batu-batuan
di candi berwarna agak kemerahan, karena batu-batuan yang disusun adalah
batu andesit. Teras pertama ada gapura yang terdapat sangkala dalam
bahasa jawa yang berbunyi gapura buta abara wong, ini artinya gapura
sang raksasa memangsa manusia. Teras kedua memang sudah rusak. Di
sebelah kanan dan kiri gapura ada patung penjaga pintu atau dwarpala
yang biasa ada, namun keadaannya sduah rusak dan tidak jelas lagi
bentuknya. Pada teras kedua ini banyak patung-patung dan terdapat sebuah
candrasangkala dalam bahasa jawa Gajah Wiku Anahut Buntut yang artinya
Gajah Pendeta Menggigit ekor. Sedangkan pada teras yang ketiga dari
candi sukuh ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan
beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan.
Apabila para turis ingin melihat candi induk yang suci ini, maka batuan berundak sebelumnya harus dilewati. Selain itu, lorongnya sempit. Candi induk yang mirip dengan bentuk vagina itu, menurut para pakar memnag dibuat untuk mengetes keperawanan para gadis. Konon menurut cerita jika terdapat seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput darahnya akn robek dan berdarah. Tapi ketika gadis tersebut sudah tidak perawan lagi, ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan sobek dan lepas.
Diatas candi utama di tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang
terlihat untuk menaruh sesajian. Dan disini terdapat bekas kemenyan,
dupa, dan hio yang dibakar. Kemudian pada bagian kiri candi induk
terdapat serangkaian relief-relief yang merupakan mitologi utama candi
sukuh dan telah diidentifikasi sebagai relief cerita kidung sudamala.
Relief pertama di bagian kiri dilukiskan sang maahdewa atau sadewa,
saudara kembar nakula dan merupakan yang paling muda dari pandawa lima.
Berhadapan dengan sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi
Durga yang juga disertai seorang punakawan. Pada relief Kedua dipahat
gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasi ( raksasa
wanita ) yang mempunyai wajah menyeramkan. Dua orang raksasa yang
mengerikan; kalantaka dan kalanjaya menyertai Batari Durga yang sedang
murka dan mengancam akan membunuh Sadewa. Lukisan mengerikan ini
kelihatannya merupakan lukisan di hutan Setra Gandamayu (Gandamayit)
tempat pembuangan para dewa yang diusir dari surga karena melakukan
pelanggaoran. Pada relief ketiga digambarkan bagaimana sadewa bersama
punakawannya, semar berhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra
dan putrinya Ni Padapa di pertapaan prangalas. Sadewa akan menyembuhkan
kebutaannya. Relief keempat terdapat adegan di sebuah taman indah dimana
sadewa dengan tambrapetar dan putrinya serta seorang punakawan di
pertapaan prangalas.
Pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian
dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang ada di dalam
kitab Adiparwa, kitab pertama mahabarata. Selain candi utama dan
patung-patung garuda, serta relief-relief, masih ditemukan pula beberpa
patung hewan berbentuk celeng dan gajah berpelana. Pada zaman dahulu
ksatria dan kaum bangsawan berwahana gajah. Lalu ada pula bangunan
relief tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya. Kemudian ada
sebuah bangunan kecil didepan candi utama yang disebut candi pewara. Di
bagian tengahnya, bangunan ini berlubang dan terdapat patung kecil tanpa
kepala. Patung ini oleh beberpa kalangan masih dikeramatkan karena
sering sekali diberi sesajian.
Nah dengan mengenal bagian-bagian setiap sudut candi kita dapat menambah pengetahuan tentang sejarah candi sukuh kan.
sumber : http://www.jalansolo.com
History The temple in Uji, Solo
The temple
is situated on the slopes of the mountains at an altitude of 1,186
meters above sea lawu and coordinate 07'37, 38 '85' 'south latitude and
111'07, 52'65 "West Longitude Berjo Village, District Ngargoyoso, Banda
Aceh, Central Java Province. If Solo favor of the 36 km and that of karanganyar only 20 meters. This
temple is a Hindu temple complex in the area of the temple because many
found objects made idols, the idol of the phallus and yoni object. First time at the time of the United Kingdom in the West in 1815 by Johnson, resident of Surakarta. Architecture buildings in Sukuh
simple and effective. Sukuh temple building shapes similar to Mexico's Mayan cultural heritage or cultural heritage of the Incas in Peru. It also reminds us of the heritage in Egypt, the pyramid.
The tourist who visited the first time and entered the main gate of the
temple area through the gate that most likely will see a form
arsitekturkhas arranged perpendicular but somewhat oblique. Rocks slightly reddish colored temples, because the stones are arranged is andesite. The
first terrace there is no gate that never in the Java language that
sounds gate Abara blind people, this means that the giant gate prey on
humans. The second core is already damaged. On
the right and left of the gate there is a statue doorman or the usual
dwarpala there, but the condition sduah damaged and no longer clear
shape. At the core of this second lot of statues and there
is a candrasangkala in the Java language Wiku Anahut Elephant Elephant
tail which means Reverend Biting tail. While on the third
terrace of the temple Sukuh there with great courtyard of the main
temple and some relief on the left and the statues on the right.
When the tourists want to see the main temple is holy, and must be passed before a rugged rocks. In addition, the narrow streets. The main temple is similar to the vagina, according to experts was quite prepared to test the virginity of girls. Perhaps the story if there is a girl who is a virgin climb it, then lining the blood will tear and bleed. But when the girl was not a virgin anymore, when stepping stone terraces, the fabric will be torn and worn off.
Above the main temple in the middle there is a square that looks to put offerings. And here there is a trace of incense, incense and incense is burned. Then
on the left side of the main temple there is a series of reliefs is the
main temple Sukuh mythology and folklore have been identified as relief
sudamala ballad. The first relief depicted on the left side of the maahdewa or sadewa, twins Nakula and is the youngest of the five Pandavas. Faced with ever saw a female figure of the goddess Durga who is also accompanied by a clown. The two carved in relief image of Goddess Durga which has been turned into a giant (giant women) who have creepy face. Two horrible monsters; Kalantaka and kalanjaya join goddess Durga who was angry and threatened to kill Aquarius. This
seems an awful painting paintings in the forest Setra Gandamayu
(Gandamayit) dumps the gods who were expelled from paradise because
doing pelanggaoran. In the third relief figured out how
sadewa with punakawannya, semar faced with a blind hermit named Ni
Padapa Tambrapetra and her daughter at the Hermitage prangalas. Aquarius will cure his blindness. Relief
There are four scenes in a beautiful garden where sadewa with
tambrapetar and daughter as well as a clown at the Hermitage prangalas.
On the right there are two statues of Garuda which is part of the story
quest amerta water (water of life) that is in the book Adiparwa, the
first book mahabarata. In addition to the main temples and
statues of eagles, as well as reliefs, they also found some
animal-shaped sculptures boars and elephants bareback. In ancient times knights and nobility berwahana elephant. Then, there was relief building a horseshoe with two human figures in it. Then there is a small building in front of the main temple called the temple Pewara. In the middle, the building is hollow and there is a small headless statue. This sculpture by some circles still is sacred because every so often given offerings.
Well to get to know the parts of each corner of the temple we can gain knowledge about the history of the temple Sukuh right.
Jadwal OpenTrip XploreAdventure BB 7A722B86 Call. / SMS / WA / Line / WeChat 085643455685: http://www.xplorewisata.com/2015/02/wisata-sejarah-candi-sukuh-di.html#ixzz3RMMtNeWz
Follow us: @syarifain_ on Twitter | cikarsya.yogyakarta on Facebook