5 Kesalahan Pendaki Gunung Yang Harus Kita Hindari
dari judul aslinya
5 Dosa Para Pendaki Gunung yang harus dihindari
Postingan ini untuk memperingati hari lingkungan hidup
sedunia yang jatuh pada tanggal 5 juni. Manusia punah, alam pun tak akan
apa-apa. Jika alam rusak, maka manusialah yang akan bermasalah. Yuk
sayangi alam kita!
ADA sebuah anggapan bahwa mendaki gunung itu adalah sebuah tindakan
yang keren dan gagah. Ada rasa bangga ketika sudah menginjakan kaki di
puncaknya. Namun, sadarkah kita bahwa kita yang mengaku pecinta, ataupun
penikmat alam, bisa jadi adalah seorang perusak alam?
1. Melakukan kegiatan pendakian massal (non-konservatif)
Mungkin kita sudah tahu tentang sebuah brand perlengkapan outdoor
yang melakukan pendakian massal ke gunung Semeru beberapa waktu lalu.
Saya sempat diajak teman karena dalam iklannya pendakian ini dibumbui
oleh kata-kata bersih-bersih gunung, tanam pohon, dan konservasi.
Kenyataannya? Semeru menjadi tempat sampah dan potensi rusaknya
ekosistem makin besar.
Sebelum mengikuti pendakian massal, ada baiknya survey terlebih dahulu. Berapa
kapasitas gunung tersebut, berapa jumlah pendaki yang dibolehkan ikut
oleh panitia, dan hal yang terkait dengan konservasi lainnya. Jadilah pendaki yang bertanggung jawab, sob!
2. Andil besar mencemari lingkungan
Saya pernah naik gunung dengan seorang rekan yang kelihatannya sudah
‘senior’ dalam hal mendaki. Namun, ditengah perjalanan istirahat, saat
ia memakan sebuah makanan ringan, dengan ringannya pula ia membuang
sampah itu sembarangan.
Itulah potret kebanyakan pendaki yang tidak paham akan konservasi. Apa sulitnya sih membawa sampah di dalam tas?
Di lain waktu, saat saya sedang ingin mengambil air di sebuah mata
air, terlihat seorang pendaki yang sedang menikmati ritual B*B di mata
air itu! Apa dia tidak berfikir orang akan minum dari sana? Sebegitu
sulitkah menggali lubang di tanah? Kucing saja masih bisa lebih pintar!
Banyak juga pendaki-pendaki yang masih saja menggunakan bahan-bahan
kimia yang bisa merusak. Jangan heran kalau menemukan bungkus
sabun/shampo yang tergeletak dekat di mata air.
3. Bersikap acuh tak acuh dan pasif.
Menganggap tugas konservasi itu adalah tugasnya penjaga Taman Nasional, porter, dan LSM lingkungan adalah bukan hal yang benar.
Padahal pendaki sendirilah yang punya bagian besar dalam menjaga
lingkungan. Banyak oknum pendaki juga tidak mengindahkan kearifan lokal
yang telah ditetapkan masyarakat setempat. Tertulis ataupun tidak
tertulis.
Seringkali mitos-mitos mistis di gunung itu sebetulnya adalah usaha
untuk konservasi dari masyarakat. Jangan sampai bilang begini, ” Saya
bukan pecinta alam, kok. Cuma penikmat alam. Jadi bukan tugas saya dong
untuk konservasi?”
4. Merusak keasrian gunung
Tidak sulit menemui corat-coret vandalisme di bebatuan, batang pohon,
bahkan pos pendakian. Mengambil flora & fauna langka seperti bunga
edelweiss, bertindak sembrono sehingga mengakibatkan kebakaran hutan.
Puntung rokok dan bekas api unggun yang masih menyala, membuka jalur
yang tidak seharusnya, membuang tissue basah kotor seenaknya dan masih
banyak lagi.
5. Tidak membagikan pengetahuan tentang pendakian konservatif
Tak dipungkiri, mendaki gunung sekarang sudah terkesan menjadi sebuah ‘wisata’.
Apalagi banyak pengaruh dari acara televisi, film,
blog, forum dan banyak media lainnya. Membagikan semangat mendaki
gunung kepada orang-orang baru tanpa dibarengi semangat konservasi hanya
akan menjadikan para pendaki tersebut menjadi generasi pendaki yang
cenderung antipati terhadap lingkungan dan hanya mementingkan kesenangan
semata.
Sebagian dari kita mungkin pernah melakukan hal atas, secara sengaja
maupun tidak sengaja. Yang pernah, tolong jangan diulangi lagi dan mari
saling mengingatkan kepada rekan pendaki yang lain. Semoga gunung-gunung
Indonesia masih bisa dinikmati anak-cucu kita nantinya. Aammiinn!
Salam lestari!
yang mau berkomentar silahkan mengunjungi http://www.wiranurmansyah.com langsung kepada sang pemilik artikel resminya.
5 Mistakes Mountaineer Should We Avoid
of the original title
5 Sin The Mountaineer to be avoided
This post to commemorate World Environment Day, which falls on June 5. Human extinction, nature would not be any. If nature is damaged, it is men who would be problematic. Let us love nature!
ADA is a presumption that mountain climbing is an act cool and handsome. There is a sense of pride when they set foot on the peak. However, we realize that we are confessed lovers, or lovers of nature, it could be is a destroyer of nature?
1. Conducting mass ascent (non-conservative)
Maybe we already know about a brand outdoor gear that performs mass ascent to Mount Semeru some time ago.
I had invited a friend because in its advertising this climb spiced by
the words mountain clean-up, tree planting and conservation. The reality? Semeru into the trash and the greater the potential damage to ecosystems.
Before following the mass ascent, it is better to first survey. How
much capacity on the mountain, how many climbers are allowed to
participate by the committee, and things associated with other
conservation . Be climber who is responsible, sob!
2. A large share of polluting the environment
I've climbed a mountain with a colleague who seems to have 'senior' in terms of climbing. However, in the course of the break, when he ate a snack, he blithely throw rubbish indiscriminately.
That portrait most climbers who do not understand the conservation. How difficult would love to bring garbage in the bag?
At other times, when I want to take water in a fountain, looks a climber who was enjoying the ritual B * B in the fountain! What he does not think people will drink from there? So is it hard to dig holes in the ground? Cats can still be smarter!
Many climbers are still using chemicals that can damage. Do not be surprised if you find packs of soap / shampoo which was lying near the fountain.
3. Be indifferent and passive.
Assume the task of conservation it is his duty guard National Park, porter, and environmental NGOs is not the right thing.
Though climber himself who had a big part in protecting the environment. Many unscrupulous climbers also ignores local knowledge predefined local community. Written or unwritten.
Often myths mystical mountain is actually for conservation efforts of the community. Do not let the saying, "I am not a lover of nature, really. Only nature lovers. So it's not my job dong for conservation? "
4. Destructive beauty of the mountain
Not difficult to find scrawled vandalism on the rocks, tree trunks, even climbing post. Taking rare flora & fauna such as edelweiss flower, acted recklessly causing forest fires. Cigarette butts and former fire still burning, open lines should not, discard the dirty wet tissue arbitrarily and many more.
5. Do not share knowledge about the ascent of conservative
No doubt, mountain climbing now've been impressed into a 'tourist'.
Moreover, a lot of influence from television shows, movies , blogs, forums and many other media. Sharing
the spirit of climbing to new people without coupled momentum
conservation will only make the climbers is a generation of climbers who
tend antipathy towards the environment and are only concerned with
sheer pleasure.
Most of us have probably never done it on, intentionally or unintentionally. Ever, please do not repeat them again and let someone remind each other climbers. May the mountains of Indonesia can still be enjoyed our grandchildren will be. Aammiinn!
Salam sustainable!
Tags:
Konservasi
Jaga tata tertib pendakian dong, jangan cuma ngaku seorang pendaki...
BalasHapus