Mari Selamatkan Rinjani!
Sharing Yaa
Mendaki Gunung Rinjani, Di Lombok
Nusa Tenggara Barat, Indonesia adalah sebuah impian bagi para pendaki
gunung maupun penyuka tantangan di alam terbuka. Bagi yang pernah
mendaki Rinjani, dari awal pendakian sampai menuju tempat perkemahan Plawangan Sembalun,
hampir sepanjang jalan pendakian ditemui sampah di mana - mana.
Tercatat ada tiga pos peristirahatan sebelum Plawangan Sembalun dan setiap pos dipenuhi sampah. Terutama pos yang dijadikan tempat memasak makan siang. Yang paling parah adalah Plawangan Sembalun dimana menjadi pusat perkemahan sebelum mendaki ke puncak Rinjani keesokan harinya sebelum Matahari terbit.
Siapa pun tamu yang akan menikmati keindahan dari pintu masuk sebelah timur ( Desa Sembalun ) dan barat ( Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara ), pasti akan menemukan sampah yang menyebar dan adakalanya bertumpuk di tepi jalan setapak atau sudut - sudut Taman Nasional Gunung Rinjani.
Sampah itu beragam jenisnya, seperti kantong plastik, kaleng, botol kaca, serta wadah minuman air mineral dan penyegar lainnya. Bahkan, celakanya, termasuk kotoran manusia!
Sungguh memprihatinkan bagaimana ketidakteraturannya pendakian dan tidak diikutinya peraturan yang ada.
Begitu pula saat menuju ke Segara Anak. Dari Plawangan Sembalun turun ke danau selama perjalanan ditemui banyak sampah seperti bungkusan permen, kantong plastik biskuit dan makanan ringan, botol dll. Tiba di danau, sampah baru memuncak di beberapa tempat di sekitar danau.
Ada yang sudah dibakar, ada yang ditumpuk menjadi satu. Semua porter sibuk menyiapkan makan siang untuk tamu - tamunya, mencuci peralatan di danau, juga ditemui penduduk lokal yang sibuk memancing. Ada sebagian pendaki yang berkemah di danau.
Lanjutkan perjalanan menuju Plawangan Senaru, dari danau Segara Anak ke Plawangan Senaru sampah masih ditemui meskipun tidak separah area sebelumnya. Sampah di area perkemahan Plawangan Senaru juga sama parahnya dengan area perkemahan sebelumnya.
Bisa dilihat bahwa ini bukan masalah yang gampang diatasi. Mengingat tidak ada kesadarannya dari pendaki yang membuang sampah sembarangan dan tidak membawa kembali sampahnya. Jadi hanya bisa berharap pada pemerintah untuk menerapkan sistem pembersihan yang efektif.
Kepada semua pembaca yang berencana ke Rinjani, mari kita sama - sama sadar akan bahayanya sampah dan menjaga kelestarian Rinjani.
Ada rencana Rinjani akan diusulkan menjadi taman bumi dunia Oktober 2014 ke UNESCO Semoga dengan menjadi bagian dari UNESCO, Taman Nasional Gunung Rinjani bisa semakin terjaga.
Diluar dari masalah sampah, Taman Nasional Gunung Rinjani tidak bisa dipungkiri sangat indah sekali. Terutama dari Plawangan Sembalun turun menuju danau dan naik lagi menuju Plawangan Senaru. Surga!. Bahkan melihat Matahari terbenam dari Plawangan Sembalun tidak bisa digambarkan dengan kata - kata.
Mari Selamatkan Rinjani! Mothdemon
Tercatat ada tiga pos peristirahatan sebelum Plawangan Sembalun dan setiap pos dipenuhi sampah. Terutama pos yang dijadikan tempat memasak makan siang. Yang paling parah adalah Plawangan Sembalun dimana menjadi pusat perkemahan sebelum mendaki ke puncak Rinjani keesokan harinya sebelum Matahari terbit.
Siapa pun tamu yang akan menikmati keindahan dari pintu masuk sebelah timur ( Desa Sembalun ) dan barat ( Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara ), pasti akan menemukan sampah yang menyebar dan adakalanya bertumpuk di tepi jalan setapak atau sudut - sudut Taman Nasional Gunung Rinjani.
Sampah itu beragam jenisnya, seperti kantong plastik, kaleng, botol kaca, serta wadah minuman air mineral dan penyegar lainnya. Bahkan, celakanya, termasuk kotoran manusia!
Sungguh memprihatinkan bagaimana ketidakteraturannya pendakian dan tidak diikutinya peraturan yang ada.
Begitu pula saat menuju ke Segara Anak. Dari Plawangan Sembalun turun ke danau selama perjalanan ditemui banyak sampah seperti bungkusan permen, kantong plastik biskuit dan makanan ringan, botol dll. Tiba di danau, sampah baru memuncak di beberapa tempat di sekitar danau.
Ada yang sudah dibakar, ada yang ditumpuk menjadi satu. Semua porter sibuk menyiapkan makan siang untuk tamu - tamunya, mencuci peralatan di danau, juga ditemui penduduk lokal yang sibuk memancing. Ada sebagian pendaki yang berkemah di danau.
Lanjutkan perjalanan menuju Plawangan Senaru, dari danau Segara Anak ke Plawangan Senaru sampah masih ditemui meskipun tidak separah area sebelumnya. Sampah di area perkemahan Plawangan Senaru juga sama parahnya dengan area perkemahan sebelumnya.
Bisa dilihat bahwa ini bukan masalah yang gampang diatasi. Mengingat tidak ada kesadarannya dari pendaki yang membuang sampah sembarangan dan tidak membawa kembali sampahnya. Jadi hanya bisa berharap pada pemerintah untuk menerapkan sistem pembersihan yang efektif.
Kepada semua pembaca yang berencana ke Rinjani, mari kita sama - sama sadar akan bahayanya sampah dan menjaga kelestarian Rinjani.
Ada rencana Rinjani akan diusulkan menjadi taman bumi dunia Oktober 2014 ke UNESCO Semoga dengan menjadi bagian dari UNESCO, Taman Nasional Gunung Rinjani bisa semakin terjaga.
Diluar dari masalah sampah, Taman Nasional Gunung Rinjani tidak bisa dipungkiri sangat indah sekali. Terutama dari Plawangan Sembalun turun menuju danau dan naik lagi menuju Plawangan Senaru. Surga!. Bahkan melihat Matahari terbenam dari Plawangan Sembalun tidak bisa digambarkan dengan kata - kata.
Mari Selamatkan Rinjani! Mothdemon