Porter Semeru, Tiket Gunung Semeru, Jeep Gunung Semeru, Jeep Tumpang, Jeep Malang, Porter Merbabu, Porter Lawu, Porter Slamet
Trip Report
Pendakian Ranu Pane - Ranu Kumbolo, 4 November 2012
Pendakian Ranu Pane - Ranu Kumbolo, 4 November 2012
Karena memang sangat berkesan walaupun kaki, paha, bokong dan punggung masih 'njarem' (linu-linu) semua... hahaha...
Ceritanya kali ini saya diajakin Albret dan temen2 dari Kalimas buat trekking ke Ranu Kumbolo, kami janjian ketemuan di Malang hari sabtu malam, makan sebentar di warung pak Jenggot jalan Kawi atas sambil nunggu temen2 lain yang berangkat dengan sepeda motor.
So Ranu Pane, Ranu Kumbolo adalah danau di lereng gunung Semeru...
Googling aja kalau mau tau kisah kisah tentang danau danau ini...
Ranu Pane juga menjadi nama desa terakhir dimana kendaraan bisa masuk, cukup banyak penduduk sehingga kita bisa menikmati ranjang, WC, warung dll.
Ranu Pane ada di ketinggian sekitar 2.200m an, Ranu Kumbolo di 2.400m an dan Puncak Gunung Semeru (Mahameru) ada di 3.676m.
Untuk pergi ke Ranu Pane, ada beberapa jalur, tapi yang umum kalau dari Surabaya adalah : Surabaya ke Malang, kemudian ke Tumpang dan langsung ke Ranu Pane.
Malang ke Tumpang sekitar 30-45 menit tergantung traffic. Tumpang ke Ranu Pane ini yang bisa makan 1.5 - 2 jam tergantung kendaraan dan sikon. Kalau turun dari Ranu Pane ke Tumpang sih bisa hanya 45 menit sampai 1 jam tergantung skill mengemudi :).
Ok, catatan tentang bagaimana ke Ranu Pane dari Malang. Ini asumsi pakai kendaraan pribadi ya...
Saya pakai Xenia 2010, 1000cc, ada lagi Albert yang naik Toyota Kijang solar, gak check CC nya, terus sekitar 15an sepeda motor dengan berbagai macam merk dan type (check foto2 dibawah nanti).
Dari Malang ambil jalan yang ke arah Tumpang (timur), lewat Pakis, Pangkalan Udara Abdul Rahman Saleh.
Sampai di Tumpang, kira-kira 30-45 menit tergantung traffic.
Nah sampai di Tumpang, cari arah ke Ngadas.
Ada beberapa alternatif (gunakan google map atau trackpacking.com, note : usulan default dari map tersebut adalah lewat Dampit dan Senduro, jangan diturutin, tapi coba check jalur Tumpang ke Ngadas).
Jalan paling gampang adalah seperti ini :
Sampai di Tumpang, jalan terusss aja, sampai anda mentok sampai di pertigaan, belok kiri ke jalan Tulus Ayu. Ini semua jalan besar, jadi mudah sekali mencarinya. Sebelum pertigaan ini ada Rumah Sakit Umum Kebon Sari, perempatan sekali dan kemudian mentok, belok kiri ke Tulus Ayu.
Di jalan ini dah lurus aja terus ke atas, anda sedikit bingung di perempatan Jalan Raya Belung, agak belok kanan dikit, langsung belok kiri terus ke arah Timur.
Kalau masih bingung, pakai GPS, gunakan Navitel, sudah ada panduan bagaimana ke Ranu Pane lewat Ngadas ini. Jalan raya ini mulus, lebar, lurus... gak ada belok beloknya sampai desa terakhir sebelum Ngadas (gak tau nama desanya).
Jalan ini ada diantara desa Poncokusumo di selatan dan Duwek / Duwet di Utaranya, jadi jalan diantara dua desa inilah yang straight ke Ngadas.
Jalannya luruss enak banget gak berbelok2, cuman terus menerus menanjak sekitar 10-15derajat.
Pakai motor berboncengan pun gak masalah kalau cuman sampai ke desa terakhir sebelum Ngadas ini.
Terasa banget sampai desa ini kehidupan masih modern, banyak warung, salon, bengkel, usaha2 macem2 disini, masih terasa 'Jawa' deh. Setelah rumah agak jarang, jalan mulai berubah jadi semen, mulai masuk ke hutan, baru jalan lebih ekstrem, dan ini mengapa banyak blog mengusulkan carter kendaraan 4wheel drive. Tapi untuk sampai Ranu Pane, gak mutlak perlu pakai 4wheel drive pun bisa, kami sudah buktikan sendiri kok :
- Xenia, 1000cc, 4 penumpang : BISA ! (tentu toyota kijang yang cc lebih besar plus 5 orang penumpang + barang pasti bisa juga).
- Scorpio, Binter, Vario, Jupiter, Beat, goncengan 2 orang : BISA !
- Yamaha Mio, Honda Astrea (gak tau tahun berapa) goncengan 2 orang : GAK BISA ! beberapa kali penumpang harus turun : masih BISA !
Begitulah kondisinya, pakai sedan ? mmhh... mending enggak deh karena jalannya semi semi offroad, banyak rusak disana sini, bisa nyantol nanti kalau ketemu lubang gede.
Oh ya ini semua dengan catatan gak ada hujan ya, kalau hujan saya sangat menganjurkan pakai 4wheel drive saja, jangan pakai kendaraan macem2 karena dibeberapa ruas jalan aspal / semen rusak, bisa jadi debu lembut gitu (so kalau kena air pasti jadi kubangan lumpur deh).
Dari desa terakhir sebelum Ngadas ini, mulai jarang rumah penduduk, masuk hutan, terus begitu...
Jalan berubah jadi jalan semen 'yang dicetak lebih dulu' hehehe... sulit ngomongnya, lihat aja nih penampakannya :
Jalan 'Semen cetakan' ke arah Ngadas dan Ranu Pane. |
Gambar diatas ini termasuk kondisi jalan yang bagus. Lumayan menyenangkan, udara sejuk, tebing di kanan, jurang di kiri hahahaha... gak lah, senang kok, terutama udaranya yang sejuk, gak perlu pakai AC sudah sejuk.
Setelah Ngadas jalan lebih ekstrem lagi, lebih rusak, lebih sempit, beberapa kali lewat jalan yang kanan dan kiri nya jurang hahahaha... senang sih, bisa ngerasain sensasi serasa naik mobil di atas tembok cina hahahaha...
Come on... time to explore your adventure DNA !
Sampai di satu persimpangan 4, ada warung kecil, bisa istirahat sejenak disitu, persimpangan ini adalah persimpangan ke Bromo dan ke Semeru.
Bromo dan Semeru sama sama masuk dalam taman nasional Bromo - Tengger dan Semeru.
Jadi memang Bromo dan Semeru ini jaraknya cukup 'dekat' hahaha...
Dipersimpangan ini, kalau ambil jalan ke kiri anda bisa mengarah ke Kaldera gn Bromo saya kira kalau bisa menyeberangi Kaldera maka anda bisa menyeberang juga ke Ngadisari dst... (jalur normal ke Bromo).
Kalau ke kanan anda akan ke arah Ranu Pane, setelah itu jalannya relatif cuman 1, gak membingungkan.
Namun cukup berat karena beberapa tanjakan cukup killer, 180 derajat 20-25derajat kemiringan, kondisi jalan makadam dan berdebu, jadi harus betul betul mahir mengemudi deh.
Gara-gara berhenti di tanjakan, sempet kampas kopling kebakar sampai keluar asap dan kecium bau sangit.
Sempet sekali karena persiapan kurang baik (ada motor berhenti di depan), penumpang mobil saya harus keluar dulu supaya bisa lanjut...
Tapi secara keseluruhan, kalau gak hujan, Xenia 1000cc masih mampu deh naik sampai Ranu Pane lewat Ngadas.
Bukti kalau Xenia bisa sampai Ranu Pane... |
Suzuki Skydrive |
Kumpulan motor yang berhasil sampai Ranu Pane... |
Prestasi tersendiri Honda Binter !! Ternyata salah, ini Honda CB (yang punya penggemar berat Cherry Belle) |
Suasana di Pusat Pendakian Ranu Pane, sebelah kiri adalah kantor, disebelahnya adalah kamar-kamar untuk menginap, dan sebelahnya lagi agak di atas adalah 'penginapan abadi' nya hahaha... |
(lihat pojok kanan atas dari foto diatas, itu adalah kuburan...).
Di Ranu Pane tersedia kamar mandi, WC umum, mushola, warung makan, dll, pokoknya sip deh, gak usah kuatir. Penduduk juga cukup banyak dan kalau dilihat dari rumah rumahnya cukup 'berada'. Desa ini cukup kaya, apalagi dengan banyaknya pengunjung ke Semeru, pasti ada penghasilan tambahan bagi warga desa.
bangunan WC umum, mushola, kantor dll... |
Genset dan saklar listriknya :). |
Signal telepon seluler masih bisa nyampe disini, paling enggak Telkomsel dan keturunannya masih bisa kirim dan terima SMS dengan baik. Walaupun signal kadang 1 kadang 0 (lebih sering 0 nya), tapi goyang goyang dikit lah kadang masih dapet 3 strip.
Aturan umum kalau mau mendaki Gunung Semeru. |
Jadi karena kami sampai di Ranu Pane jam 5:30 an, 30-45 menit bersiap2,
ganti kostum, makan minum sebelum naik gunung. Baru jam 6:30 an kami
dapet kabar yang mengejutkan : Jalur Pendakian ke Semeru ditutup !
Jreenggg....
Eng ing eng... walah... udah cape2 sampai ke Ranu Pane masak gak bisa mendaki ??
Kata ibu2 yang melayani di mess Ranu Pane, petugas tinggal 1 orang, masih tidur, jam 7-8 an baru ada.
entah betul entah salah, tapi masakan seorang petugas hutan bangun jam 7 ? rada2 aneh deh.
Jalur pendakian ditutup, kalau menurut pengumuman karena ada 2 orang pendaki yang hilang,
Pengumuman bahwa pendakian ditutup... |
Memang sempat saya baca di koran Jawa Pos kemarin (3 Nov 2012), bahwa
satu orang yang hilang (Firas), sudah ditemukan. Bahkan sempat masuk ke
salah satu TV nasional juga, entah TV One, entah Metro TV, lupa saya.
Jadi dalam benak saya, udah ketemu khan, kenapa masih ditutup juga ?.
Belakangan saya dapet kabar dari salah satu porter kalau para petugas
jaga wana sedang ikut pelatihan ke Bali, karena pada gak ada ditempat,
semua pengunjung dilarang naik, takut kalau ada masalah, gak ada team
yang bisa dengan cepat merespon... maksudnya demikian....
Akhirnya kita putuskan untuk menyelundup, satu per satu berjalan ke arah
pendakian Semeru... karena satu persatu inilah, plus beberapa orang
masih malu malu, akhirnya baru jam 7:15 an kami ngumpul dan jam 7:30
baru start jalan ke Ranu Kumbolo.
Berikut beberapa foto di Ranu Pane...
Papan Vandalisme... buat yang sulit mengekang nafsu coret mencoret.... |
Danau dan Desa Ranu Pane.... syahdu dan harmonis... di lembah... sejuk dan sunyi... Ini bangunan di bagian kanan bawah bikin jelek foto aja neh... harusnya bisa lebih kelihatan alami dan mempesona... |
Sejak mulai start pendakian, sudah ada paving yang mengantar anda ke Pos 1. Jadi kalau sampai tersesat emang gila bener, gak mungkin nyasar kecuali sengaja mau menghilangkan diri (Gayus kali ?).
Jarak dari titik start ke Pos 1 kira-kira 1jam pendakian. sekitar 3.5km. Total dari titik Start di Ranu Pane ke Ranu Kumbolo sekitar 10-11 km saja, 200-300m perbedaan ketinggian.
Bagi pendaki yang reguler ini seperti makanan sehari hari saja, berangkat pagi pulang sore kayak berangkat ke mall aja... tapi bagi pendaki dadakan seperti saya, ini sudah WOW, emang gua disuruh bilang 'keren' gitu ?? emberrr... keren tapi ancur kaki gua...
Paving di jalan setapak awal pendakian... |
Ada yang bener-bener niat kembali ke alam... gak pake sepatu, cuman pake kaus oblong tapi bawa HP.... ?!>!?!!?? |
Ya ternyata budaya bawa HP gak bisa lepas neh hahaha... banyak banget yang bawa HP, entah kenapa... mungkin dalam hati masih gak bisa lepas dari kebiasaan chatting,
Kalau ditanya sih pasti jawabannya : buat foto ! tapi dalem hati... sapa tau di Ranu Kumbolo bisa langsung update face book ? iya khannnn... hahahahaha.... social network gitu loohhh.... hehehehe...
45 menit anda sampai di lokasi yang namanya Landengan Dowo (2300m), 3km dari Ranu Pane.
Artinya sudah dekat dengan Pos 1. Perhentian pertama buat istirahat...
Sampai di Pos 1, tenaga masih mantap, kaki masih kuat, begitu ngelihat si Albert simpen tenaga, tidur, saya juga ikut tidur juga, sempat 30menit nunggu teman teman yang lain nyampe disini.
Jarak dari Pos 1 ke Pos berikutnya (Pos 2 lah... bukan Pos 1a, 1b dst...) cuman 15 menit saja. Jadi cukup dekat sebenarnya...
Ditengah tengah antara Pos 1 dan Pos 2 ada pemandangan bukit batu seperti foto dibawah ini.
Later on, saya tau kalau namanya adalah 'Watu Rejeng' (2350m).
Sepanjang perjalanan Ratu Pendakian si D'Vita selalu mengingatkan, 'gak jauh kok...', 'ada yang jual es campur di belokan depan', atau : 'bentar lagi sampai di pos 1', 'gak lama lagi udah pos 2, terus pos 3, nah antara pos 2 sampai ke Ranu Kumbolo itu gak kerasa jalannya... pemandangan udah bagus sekali...
Ternyata.... GUNDULMUUU... hahahaha... aku tertipu... tapi kelihatannya semua pendaki memang harus mengalami penipuan karena pendakian membutuhkan motivasi 'sudah deket', 'ayo tinggal satu belokan lagi', 'itu tuh udah kelihatan gunungnya'... hahaha... memang perlu self hipnosis...
Dari awal si Albert sudah ngomong, 'paling 2 jem nyampai' (bukan 2 jam tapi 2 jem, jadi dari awal dia udah pake satuan waktu yang ngarang sendiri...) kalau lambat paling 3 jem an dah nyampe....
Sempet diingetin sama temen lain si Merry : 'mas Rizal, kelihatannya waktu dulu itu kita 5 jam lho baru nyampe Ranu Kumbolo'.
Saya sih ngira ah itu kali startnya beda, or jalannya beda, or waktu nya beda or mungkin kalian rada rada nyantai kali...
Ternyata memang Merry berkata sebenarnya, dan si Albert pakai ukuran dirinya sendiri (atau satuan ngarang sendiri :)) buat menyatakan jarak tempuh hahaha...
Dan sempet ketemu pendaki lain di perjalanan, dia bilang : 'Kalau saya sih disuruh naik ke Ranu Kumbolo dan balik ke Ranu Pane dalam hari yang sama, gak mau ah....'.
They speak the truth... but Albert and the Quen D'Vita is doing the right thing...
Nah looo.......
Ketika saya ambil foto ini, kelihatan ada titik warna biru, silahkan zoom in di foto diatas kalau mau lihat lebih jelas. Kelihatannya memang seperti atap bangunan.
Dalam hati saya walah, itu pasti pos perhentian di lokasi kearah Semeru... sesudah Ranu Kumbolo lah, memang kelihatan jauh... kita khan cuman nyampe Ranu Kumbolo doang...
Ternyata... titik warna biru itu adalah Pos 3 !! masih 3/4 jalan ke Ranu Kombolo boookkkk....
gedubrak... (gedubraknya nanti2 waktu sampai di Pos 3 dan nyadar kalau jalan pulangnya entar jauhhh benerrr...)
Yak yak dilanjut... gak berapa lama sampai di Pos 2.
Paving yang semula sangat rapi dan teratur berhenti kira kira di pertengahan pos 1 dan pos 2. Jadi dari sini sampai ke Ranu Kumbolo udah gak ada Paving lagi... semua tanah dan jalan setapak.
Ini pos 2, pada istirahat.... saya udah mulai ketinggalan neh... baru nyampe di rombongan 2-3 an.. :). |
Plakat Pos 2. |
Istirahat sebentar, saya sempat tanya Albert : 'Eh, pos 3 jauh gak ??'
Dijawab sama si Albert : 'Ah enggak, paling sebentar juga nyampe...' (gak mau ngomong berapa lama...).
Saya tanya lagi : 'Kalau dibandingin jarak antara Pos 1 dan Pos 2 ?' (sambil mengharap kalau pos 3 juga dekat seperti pos 1 ke pos 2).
Dijawab sama si Albert : 'Ya kira kira sama lah....' (bikin semangat naik neh...).
Langsung saya jalan di depan deh, gak pake istirahat di Pos 2, dengan keyakinan Pos 3 cuman 15 menit di depan, saya jalan duluan... Maksudnya supaya saya bisa tidur di Pos 3 sambil nunggu temen2 yang lain dateng gitu...
Ditunggu 15 menit, eh kok belum ada tanda-tanda pos 3 ya ?
Temen2 yang lain sudah pada nyusul karena pada dasarnya saya jalan dengan lambat, napas ngos ngosan akibat belitan lemak di pinggang...
Pelan pelan akhirnya saya pindah dari group 1 ke group 2, dari group 2 ke group 3 (artinya banyak yang nyalip saya...).
Setelah 30 menit dari pos 2 ketemu satu plakat : Watu Rejeng.
Salah satu 'turunan' untuk menyeberang gunung... |
Patok penunjuk jarak, 2 km dari Ranu Pane... |
Watu Rejeng... 6 km dari Ranu Pane, 4.5 km dari Ranu Kumbolo... |
Mungkin ini kenapa disebut Watu Rejeng... di tebing batu yang curam... kita serasa jadi liliput... |
Watu Rejeng ini kira-kira ada di tengah tengah antara Pos 2 dan Pos 3. So another 30minutes, sampailah anda di Pos 3.
Ini lah bentuk bangunan yang ada di foto tadi... sejauh itulah saya sudah berjalan...
Di titik ini yang ada di pikiran saya : geblek... mau aja saya diboongin... mau balik nanggung, tapi kalau terus gak kebayang entar jalan kembalinya gimana yaaa ???
Di Pos 3 sudah jam 10:15. Jadi kira kira sudah 2.5 jam saya berjalan. Gak tidur semaleman, dan mulai beraktifitas jam 6 pagi, rasanya badan udah cape banget...
Saya langsung rebah, gelar matras, ambil botol minum gluk gluk gluk dan tidurrr...
Gak berapa lama group satu berusaha membangunkan dan ngajak terus jalan... karena saya masih merasa lelah, ya saya tidur terus, nyuruh mereka jalan duluan.
Gak kerasa saya kebangun denger suara orang2 yang datang... ternyata group 2 sudah dateng, ternyata saya sudah tidur 20 menit !!
Tapi karena masih merasa ngantuk saya mikir, ok lah 15 menit lagi... Sampai group 2 jalan saya masih tetep tidur juga.
Gak berasa saya denger suara orang bercakap2 lagi, saya bangun dan eh... sudah 45 menit ternyata istirahat di pos 3, bener2 gak kerasa !
Saya siap2, berkemas, ambil beberapa foto, dan sampailah group 3 (dengan terseok seok...) memang kelihatan beda, group 1 mukanya masih seger, group 3 udah memelas abis deh... hahaha....
Gak terasa 1 jam sudah istirahat di Pos 3, jam 11:15, akhirnya saya berangkat bersama dengan group 3 ini melanjutkan ke Ranu Kumbolo... Nanggung soalnya, mau kembali juga jauh...
Cuman berharap saja saya gak diboongin keterlaluan... soalnya bisa-bisa gak balik dan mending nginep saja kalau Ranu Kumbolo masih jauh.... :(.
Tantangan terberat sebenarnya ada disini... setelah cape, fisik abis sampai di Pos 3, setelah pos 3 ada 10-15 menit kita harus mendaki dengan kemiringan 45 derajat. Ini memang yang terberat sehingga beberapa rekan di group 4 memutuskan kembali ke Ranu Pane gak lanjut ke Ranu Kumbolo.
Padahal sebenarnya sayang sekali... dan disinilah 'penipuan' sebenarnya berguna sekali, buat bikin semangat...
Tapi memang yang berat sekali adalah titik ini, setelahnya itu tinggal belok di depan gunung, belok lagi kelihatan gunung, belok lagi kelihatan gunung dan seterusnya... hahaha...
ya maksudnya walaupun masih agak jauh, tapi medan udah gak terlalu menanjak lagi, cenderung rata, kemiringan 5-10 derajat lah... naik dan turun.
Kabut naik... |
Pemandangan memang asik, terasa lebih dingin, sering diselimuti kabut...
Belokan demi belokan tak lalap, dengan harapan belokan berikutnya saya sudah bisa melihat danau hehehe... ini satu satunya motivasi terus mengangkat kaki... sebenarnya udah mau nyerah, nunggu aja di Pos 3 daripada harus jalan ke Ranu Kumbolo dan all the way jalan kembali ke Ranu Pane... alamakk... hahaha...
Tapi nanggung... ya udah terus tanamkan di otak... mungkin di depan itu udah Ranu Kumbolo, kalau belum kelihatan ya... di balik gunung yang didepan itu, kalau belum lagi ya... dibaliknya lagiii....
hahahaha....
Akhirnya... itu dia... kelihatan danaunyaaaaa !!!!
Alahmak... biar kelihatan sedikit gitu udah senang rasanya, gak nyesel rasanya... walaupun gak nyentuh air sekalipun rasanya sudah senang sekalee...
Waktu udah nunjukin jam 11:50an...
jam 12an, sampai lah di Ranu Kumbolo.
Jadi total waktu di jalan 4.5 jam...
Istirahatnya memang lama, kira2 2 jam total waktu istirahat.
Jadi memang waktu jalan 2 jam itu cepat, 3 jam itu sudah 'lambat' sebenarnya untuk ukuran para pendaki gunung.
Tapi saya dan kebanyakan dari kami bahkan tidak masuk di dua kategori tersebut hahaha....
Ini kategori kura kura kali ya... :D.
Ranu Kumbolo sedikit demi sedikit mulai terlihat... kok rasanya seperti ngeliat striptease ya ? hihihihihi... kelihatan sedikit demi sedikit hiehiehiehiehie...
Satu lokasi menarik buat foto-foto... sayang gak ada modelnya... hiehiehiehie... |
Ranu Kumbolo, dekat pos 4... lebih jelas lagi kelihatan Danaunya... |
Oh ya sepanjang perjalanan, saya mengingat mendiang opa, beliau pencinta alam waktu mudanya, dan cerita yang saya ingat berkali kali adalah ketika beliau tersesat di Ranu Kumbolo dan Ranu Pane.
Jaman itu gak ada foto, jadi memory yang ada adalah dongengan opa pada saya...
Beliau bilang bahwa dari Ranu Kumbolo beliau tersesat dan akhirnya bisa nyampe Ranu Pane dan diberi minum coklat hangat...
Ingat sekali saya cerita beliau yang begitu menikmati coklat hangat :
"oaaa enakk sekali, glek glek glek gitu opa minum, anget..."
Diulang 10 kali juga ceritanya sama hahaha... kelihatannya saya nurun bakat bercerita dari beliau neh hihihihi... baru nyadar...
What a memory... dan sepanjang perjalanan saya berusaha mengingat ingat beliau, bahwa saya berjalan di jalan yang beliau pernah lewatin :).
Love you grand pa and grand ma...
All right then...
cerita berikutnya adalah senang senang kita di sekitar Danau Ranu Kumbolo... :).
Di Ranu Kumbolo ada pos 4. Dari pos 4 ini kita jalan turun ke danau, kalau gak mau turun ke danau, mau lanjut ke Kalimati dan puncak Mahameru ya kita bisa melingkari danau saja.
Ariel Peterpan eh salah Ariel Noah, eh salah lagi Ariel Kalimas... |
Foto dari danau menghadap ke padang rumput dan gunung...
Rumah warna biru itu adalah
Pos 4
Added 21 Jan 2014
Sebelum meneruskan membaca, mohon perhatiannya sebentar, sekitar pertengahan January 2014, ada beberapa komentar dari pembaca, yang menyampaikan protest karena foto2 dan tulisan tentang renang / snorkling / menyelam di Ranu Kumbolo.
Argument yang diberikan, adalah karena air rakum dipakai buat minum para pendaki Semeru.
Diskusi ini, baik yang bernada ekstrim maupun yang berusaha memberi tahu dengan sopan, dapat anda temukan di diskusi FB para pencinta alam.
Kelihatannya beberapa rekan yang menulis ini merasa terganggu karena tulisan saya ini terlanjur tersebar di kalangan pencinta alam, demikian informasi menurut mereka.
So saya merasa perlu menambahkan tulisan, kalau memang kegiatan ini dilarang (dengan jujur dan tulus saya mengatakan kalau saya tidak melihat ada tanda larangan masuk ke air / berenang), mohon para pembaca yang baik tidak meniru, atau setidak nya mempertimbangkan diskusi para pencinta alam yang merasa keberatan dengan kegiatan masuk ke air danau ini.
Dengan tulus juga saya mohon maaf jika menyinggung anda dan juga menyebabkan image 'boleh berenang di Rakum'.
Namun dengan pertimbangan blog ini memang catatan perjalanan, maka foto2 dibawah tetap saya muat dan tidak akan saya hapus.
Karena memang demikian lah yang terjadi, dengan harapan pendaki lain di lain waktu bisa mempertimbangkan pendapat dari rekan yang menyampaikan protest (silahkan baca beberapa kritik di bagian bawah tulisan ini).
Teman teman yang merasa tulisan di blog ini tidak menginspirasi dan tidak patut dicontoh, mohon jangan menyebar luaskan link ini daripada menimbulkan perdebatan yang jauh sekali dari tujuan saya mensharing tulisan ini.
thank you... mohon tetap memberikan feedback dan menambah catatan perjalanan bagi kepentingan kita bersama.
Saya summary saja : suhu air jam 1 siang sekitar 21-23 derajat celcius.
Visibility 1-2 meter saja dan dasar danau berwarna coklat sehingga tidak nyaman untuk diselamin hehehe... cuman sempet skin dive sebentar saja merasa was was karena visibility yang gak bagus :)....
Saya berkesimpulan bahwa diving disini akan banyak buang energi untuk mobilisasi perlengkapan daripada menikmati divingnya...
Bukit teletubies (versi saya sendiri hahahaha...) |
Ngaso sebentar, mandi mandi, foto-foto dan tiduran, jam 1:30 kita sudah siap2 kembalike Ranu Pane.
Kira-kira jam 2 kita sudah meninggalkan Ranu Kumbolo menuju pos 4 dan pos 3.
Nasihat Albert : "kalau cape, jalan aja terus jangan berhenti, jalan males malesan aja pokoknya jalan"....
Rasanya gak sulit dilaksanakan... karena memang sudah lemes hihihihihi....
Sampai separuh jalan, karena saya berjalan lambat sekali, Albert bawain backpack saya yang beratnya cuman 12-15kg itu saja...
Nah dengan backpack dibawain sama 'sherpa' satu ini, saya bisa jalan lebih cepet, gak pake istirahat sama sekali sampai di pos 3.
Ternyata waktu yang dipakai sekitar 45 menit saja, istirahat sebentar, menghabiskan 500ml air, lanjut lagi ke Pos 2.
Baru jalan 15 menit, dan saya sudah mulai lemes lagi, Albert komentar lagi, "Ayo ini sudah 1/2 jalan ke Pos 2".
Ya udah telat kalau mau pakai jurus memotivasi lewat penghiburan hahaha... khan saya tau kalau 1/2 jalan ke Pos 2 itu adalah Watu Rejeng, jadi saya bilang aja 'sudahlah... aku gak bisa menipu otakku, pokoknya saya jalann aja gak pake berhenti....'.
Sempet kram kaki saya beberapa kali, Pos 2 dilewatin aja biar cepet nyampe, toh Pos 2 dan Pos 1 jaraknya deket.
Total dari Pos 3 ke Pos 1 gak sampe 1 jam dan istirahat agak lama 'nungguin tukang es campur lewat' di Pos 1.
Ceritanya saya ini peserta paling belakang dan Albert n D'Vita berdua nemenin saya, kuatir kalau ada apa apa dengan saya maka kamera saya yang ada foto mereka ilang. Bukan kuatir sama saya nya mah.... hahaha....
Jam 4:30 sampai di gate awal pendakian, jalan sebentar lagi sudah sampai di base camp Ranu Pane, sekitar Jam 5 sore, jadi total waktu pulangnya cuman 3 jam, tapi itu karena istirahatnya cuman sebentar saja, 30 menitan.
Jadi sebenarnya total waktu berjalan antara pergi dan pulang itu kira2 sama saja sekitar 2.5 jam.
Yang beda itu waktu istirahatnya !! Kalau waktu pergi nya istirahat 2 jam total waktu jadi 4.5 jam, sekarang waktu pulang total waktu istirahat cuman 45 menit sehingga total waktu jalan nya kira-kira 2 1/4 jam.
Jam 5 tepat kami udah berangkat kembali ke Tumpang dan Malang lewat jalur yang sama dengan berangkatnya.
Kali ini sambil ngerasain kaki yang cenat cenut hihihihi... asik tapi lho... cape tapi gimana gitu...
Kakinya kerasssss huhuhuhuhuhu.... serasa abis mbecak...
Satu hal yang menyenangkan dengan pendakian adalah tiap tarikan napas kita itu rasanya sejuk sekali...
Jadi walaupun terengah engah selama berjam jam, gak terlalu cape karena segar nya udara yang dihirup...
Memang bikin kangen, beda sama menghirup udara dingin dari kulkas misalnya hahahaha...
Pokoknya memang beda dan kalau enggak inget kaki mau copot, saya pasti gak akan pikir panjang kalau diajak balik ke Ranu Kumbolo.
Cuman rasanya lebih baik persiapan dulu, fitness, jogging dll... baru kembali ke Ranu Kumbolo hehehe...
Di perjalanan kami lewat satu jembatan yang sempit, dikiri (barat) sunset, dan di kanan (timur) adalah kaldera gunung Bromo.... Waktu menunjukkan hampir jam 6 sore....
Masih sempet lihat sunset waktu balik ke Tumpang dan Malang.... |
Dimanapun berada... tetep diving :P....
next report is from Pasir Putih, Nov 10th... till then, take care...
Sumber,
http://rizalchristian.blogspot.co.id
Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu
Baru pertama kali trekking ke gunung Semeru ,sungguh pengalaman yang luar biasa .ranu kumbolo yang jernih menjadi sumber air minum untuk kami.dan yang paling luar biasa adalah puncak mahameru di ketinggian di atas 3000 mdpl, sesekali erupsi membuat semuanya menjadi pemandangan yang sangat sempurna.sungguh ciptaan tuhan yang luar biasa.
BalasHapusYa betul boskuh,,,
HapusMaaf baru sempat merespon kunjungannya ^)^
Salam Kenal dan Salam Petualangan.